25 C
Medan
Saturday, September 28, 2024

Pos Polisi Dirusak Pendemo Mahasiswa

MEDAN-Sebuah Pos Lalu Lintas di perempatan Jalan Perintis Kemerdekaan dan Jalan Sutomo Kecamatan Medan Timur, dirusak sejumlah orang yang belum diketahui identitasnya, Rabu (1/5) malam.

Informasi menyebut, aksi itu dilakukan sejumlah orang yang sebelumnya menggelar aksi demo di depan kampus Universitas HKBP Nommensen di Jalan Perintis Kemerdekaan. Namun, sejumlah warga sekitar lokasi kejadian mengaku tidak mengenal para pelaku pengrusakan. Pantauan Sumut Pos di lokasi kejadian, Pos Polisi itu mengalami rusak di bagian pintu dan jendela Kaca yang terdapat di pintu dan jendela itu, tampak pecah dan serpihan kaca itu berserakan di seputaran Pos Polisi itu. Begitu juga dengan bagian dinding Pos, tampak penyok seperti terkena hantaman benda keras.

Sementara itu, sejumlah petugas kepolisian dari Satuan Intelkam Polresta Medan tampak di sekitar lokasi kejadian. Termasuk Kasat Intel Polresta Medan, Kompol Faisal Napitupulu, bersama dengan pasukannya tampak berjaga dan bersiaga. Sesekali, beberapa anggota dikerahkan untuk mencari informasi dan melakukan pemantauan ke dalam kampus HKBP Nomensen. Namun, tidak tampak seorangpun yang terduga terlibat dalam pengrusakan itu, diamankan oleh petugas.

Begitu juga Pos Polisi di perempatan Jalan Guru Patimpus dan Jalan Gatot Subroto atau lebih dikenal dengan bundaran majestic, dikabarkan juga dirusak. Begitu juga dengan pelaku pengrusakan, disebut-sebut dilakukan oleh sejumlah orang yang mengatas namakan mahasiswa yang sebelumnya menggelar aksi demo di depan kampus HKBP Nomensen. Begitu juga dengan personil Polisi, juga tampak berjaga di lokasi Pos Polisi itu.

Belum ada keterangan resmi atas kejadian itu. Sejumlah petugas Polisi yang ada di sekitar lokasi kejadian yang coba dikonfirmasi, mengaku tidak berkompeten untuk memberi keterangan. Namun, Kapolsek Medan Timur AKP Efianto yang tiba di lokasi kejadian, tidak lama dari kejadian menyebut kalau pihaknya akan melakukan kordinasi dengan pihak kampus Universitas HKBP Nomensen. Begitu juga dengan para pelaku, untuk prosesnya akan diambil sesuai kordinasi dengan pihak kampus.

“Para pelaku itu adalah mahasiswa Nomensen yang kita ketahui untuk mengacau konsentrasi kita. Namun kita tidak terpancing karena fokus dengan pengamanan May Day. Sebelumnya kita juga sempat mendengar kalau mereka membuat keributan di sekitar pos, bahkan mereka sempat lawan arah dengan mengendarai mobil pickup saat hendak menuju pemakaman umum di Jalan Gajah Mada,” ungkap Efianto.

Sebelumnya, pada sore kemarin sejumlah Mahasiswa Universitas HKBP Nomensen melakukan aksi bakar ban di depan kampus mereka di Jalan Perintis Kemerdekaan, Rabu, (1/5) sore. Aksi itu dilakukan dalam rangka memperingati tragedi berdarah pada 1 Mei tahun 2000 silam yang menewaskan 2 orang mahasiswa, Ricardo Silitonga dan Calvin Nababan.
Selain untuk sekadar dan memperingati tragedi UHN berdarah, aksi juga sebagai bentuk tuntutan mereka terhadap pengusutan kasus itu yang belum mendapat kejelasan.

Seorang mahasiswa UHN, Atong mengatakan, pihaknya selalu menggelar aksi itu setiap tanggal 1 Mai, sebagai wujud solidaritas mereka terhadap rekan mereka terdahulu yang tewas ditembak saat aksi demo. “Aksi kami sebagai bentuk tuntutan mereka terhadap supremasi hukum tanpa pandang buluh.

Salah satu penegakkan hukum yang adil itu adalah dengan mengusut tuntas kasus ini. Sudah 13 tahun yang kejadian itu berlalu, kenapa pihak Kepolisian belum menangkap pelaku penembakan itu, “ ungkap Atong di lokasi.

Meski aksi itu tidak dihadiri oleh banyak mahasiswa, namun Atong dan sejumlah rekannya tetap kokoh bertahan di badan jalan yang mereka blokir. Bahkan, untuk tidak menghilangkan semangat, mereka yang berjumlah hitungan jari itu tetap melanjutkan aksi dengan kembali membakar ban di separuh badan jalan.

Tidak hanya membakar ban bekas, para mahasiswa itu juga meletakkan sebuah kursi terbuat dari rotan, sebagai batas pemblokiran jalan yang mereka lakukan. Begitu juga dengan poster bertuliskan tuntutan mereka, tampak dipampangkan di tengah jalan. Aksi itu cukup menarik perhatian masyarakat yang melintas dengan memberi dukungan pada mereka dengan ucapan “hidup mahasiswa”.

Tak tampak personel polisi di sekitar lokasi. Hanya seorang berpakaian sipil yang diketahui sebagai personil Sat Intel Polresta Medan, tampak di sekitar lokasi aksi. Bahkan, pria berkumis itu tampak mengambil gambar aksi itu dengan menggunakan kamera ponsel. Sontak, aksi pria itu mengundang reaksi pendemo yang kemudian menyuarakan “hati-hati intel, idomie telor”. Tidak lama, sejumlah mahasiswa itu pun membubarkan diri. (mag-10)

MEDAN-Sebuah Pos Lalu Lintas di perempatan Jalan Perintis Kemerdekaan dan Jalan Sutomo Kecamatan Medan Timur, dirusak sejumlah orang yang belum diketahui identitasnya, Rabu (1/5) malam.

Informasi menyebut, aksi itu dilakukan sejumlah orang yang sebelumnya menggelar aksi demo di depan kampus Universitas HKBP Nommensen di Jalan Perintis Kemerdekaan. Namun, sejumlah warga sekitar lokasi kejadian mengaku tidak mengenal para pelaku pengrusakan. Pantauan Sumut Pos di lokasi kejadian, Pos Polisi itu mengalami rusak di bagian pintu dan jendela Kaca yang terdapat di pintu dan jendela itu, tampak pecah dan serpihan kaca itu berserakan di seputaran Pos Polisi itu. Begitu juga dengan bagian dinding Pos, tampak penyok seperti terkena hantaman benda keras.

Sementara itu, sejumlah petugas kepolisian dari Satuan Intelkam Polresta Medan tampak di sekitar lokasi kejadian. Termasuk Kasat Intel Polresta Medan, Kompol Faisal Napitupulu, bersama dengan pasukannya tampak berjaga dan bersiaga. Sesekali, beberapa anggota dikerahkan untuk mencari informasi dan melakukan pemantauan ke dalam kampus HKBP Nomensen. Namun, tidak tampak seorangpun yang terduga terlibat dalam pengrusakan itu, diamankan oleh petugas.

Begitu juga Pos Polisi di perempatan Jalan Guru Patimpus dan Jalan Gatot Subroto atau lebih dikenal dengan bundaran majestic, dikabarkan juga dirusak. Begitu juga dengan pelaku pengrusakan, disebut-sebut dilakukan oleh sejumlah orang yang mengatas namakan mahasiswa yang sebelumnya menggelar aksi demo di depan kampus HKBP Nomensen. Begitu juga dengan personil Polisi, juga tampak berjaga di lokasi Pos Polisi itu.

Belum ada keterangan resmi atas kejadian itu. Sejumlah petugas Polisi yang ada di sekitar lokasi kejadian yang coba dikonfirmasi, mengaku tidak berkompeten untuk memberi keterangan. Namun, Kapolsek Medan Timur AKP Efianto yang tiba di lokasi kejadian, tidak lama dari kejadian menyebut kalau pihaknya akan melakukan kordinasi dengan pihak kampus Universitas HKBP Nomensen. Begitu juga dengan para pelaku, untuk prosesnya akan diambil sesuai kordinasi dengan pihak kampus.

“Para pelaku itu adalah mahasiswa Nomensen yang kita ketahui untuk mengacau konsentrasi kita. Namun kita tidak terpancing karena fokus dengan pengamanan May Day. Sebelumnya kita juga sempat mendengar kalau mereka membuat keributan di sekitar pos, bahkan mereka sempat lawan arah dengan mengendarai mobil pickup saat hendak menuju pemakaman umum di Jalan Gajah Mada,” ungkap Efianto.

Sebelumnya, pada sore kemarin sejumlah Mahasiswa Universitas HKBP Nomensen melakukan aksi bakar ban di depan kampus mereka di Jalan Perintis Kemerdekaan, Rabu, (1/5) sore. Aksi itu dilakukan dalam rangka memperingati tragedi berdarah pada 1 Mei tahun 2000 silam yang menewaskan 2 orang mahasiswa, Ricardo Silitonga dan Calvin Nababan.
Selain untuk sekadar dan memperingati tragedi UHN berdarah, aksi juga sebagai bentuk tuntutan mereka terhadap pengusutan kasus itu yang belum mendapat kejelasan.

Seorang mahasiswa UHN, Atong mengatakan, pihaknya selalu menggelar aksi itu setiap tanggal 1 Mai, sebagai wujud solidaritas mereka terhadap rekan mereka terdahulu yang tewas ditembak saat aksi demo. “Aksi kami sebagai bentuk tuntutan mereka terhadap supremasi hukum tanpa pandang buluh.

Salah satu penegakkan hukum yang adil itu adalah dengan mengusut tuntas kasus ini. Sudah 13 tahun yang kejadian itu berlalu, kenapa pihak Kepolisian belum menangkap pelaku penembakan itu, “ ungkap Atong di lokasi.

Meski aksi itu tidak dihadiri oleh banyak mahasiswa, namun Atong dan sejumlah rekannya tetap kokoh bertahan di badan jalan yang mereka blokir. Bahkan, untuk tidak menghilangkan semangat, mereka yang berjumlah hitungan jari itu tetap melanjutkan aksi dengan kembali membakar ban di separuh badan jalan.

Tidak hanya membakar ban bekas, para mahasiswa itu juga meletakkan sebuah kursi terbuat dari rotan, sebagai batas pemblokiran jalan yang mereka lakukan. Begitu juga dengan poster bertuliskan tuntutan mereka, tampak dipampangkan di tengah jalan. Aksi itu cukup menarik perhatian masyarakat yang melintas dengan memberi dukungan pada mereka dengan ucapan “hidup mahasiswa”.

Tak tampak personel polisi di sekitar lokasi. Hanya seorang berpakaian sipil yang diketahui sebagai personil Sat Intel Polresta Medan, tampak di sekitar lokasi aksi. Bahkan, pria berkumis itu tampak mengambil gambar aksi itu dengan menggunakan kamera ponsel. Sontak, aksi pria itu mengundang reaksi pendemo yang kemudian menyuarakan “hati-hati intel, idomie telor”. Tidak lama, sejumlah mahasiswa itu pun membubarkan diri. (mag-10)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/