25 C
Medan
Sunday, July 7, 2024

Selamat dari Teror, Dubes Inggris Bicara soal Aksi Penyerangan

AKSI penyerangan atas kompleks Kedubes Inggris di Teheran pada Selasa lalu (29/11) cukup dramatis. Duta Besar (Dubes) Inggris untuk Iran Dominick Chilcott pun berbagi kisah dan menceritakan pengalamannya terjebak di kompleks diplomatik saat Kedubes Inggris menjadi target serangan Milisi Basij. Menurut Chilcott, enam stafnya malah sempat disandera penyerang yang sebagian berstatus mahasiswa tersebut. “Mereka dibawa ke gedung lain dalam kompleks kedubes dan diperintahkan untuk duduk diam. Beberapa staf saya sempat diperlakukan kasar.

Beruntung, mereka lantas dibebaskan,” paparnya saat diwawancarai beberapa media Inggris Jumat lalu (2/12). Saat serangan yang disaksikan polisi antihuru hara Iran itu terjadi, Chilcott dan seluruh stafnya mengaku ketakutan. Mereka bersembunyi dan berusaha menyelamatkan diri. Sebagai pemimpin, Chilcott mendapatkan perlindungan dari sejumlah staf. Sementara staf-staf yang lain juga berusaha menghindari para penyerang dengan bersembunyi di dalam ruangan. “Saya naik ke lantai dua kantor kedubes saat mendengar demonstran masuk dan merusak gambar para pemimpin monarki Inggris.

Mereka juga mencoret-coret tembok di lantai satu,” ujarnya seperti dilansir Daily Mail kemarin (3/12). Dari tempat persembunyiannya, dia bisa mendengar para penyerang berteriak-teriak dan merusak properti milik kedubes. Dengan berbagai cara, para staf Chilcott pun berusaha menyelamatkan pimpinan mereka. Salah satunya adalah membentuk barikade di sekitar tempat persembunyian. Nahas, seorang staf yang bersembunyi di ruangan terpisah justru tertangkap.

Padahal, dia sudah mengganjal pintu dengan berbagai benda di dalam ruangan tersebut. “Selama 45 menit bersembunyi, staf saya mendengar langkah kaki para demonstran yang mendekati ruangan tempat persembunyian. Mereka lantas berusaha mendobrak pintu dan membuka paksa jendela karena tahu bahwa staf saya ada di sana,” ujarnya. Dalam ketakutan, imbuh Chilcott, staf kedutaan itu tertangkap dan kemudian disandera beberapa waktu. Sebaliknya, Chilcott yang bersembunyi di lantai dua, relatif lebih aman. “Saya bisa mendengar suara mereka, tetapi mereka tak bisa mencapai ruangan kami,” katanya. Tidak puas hanya merusak properti kedubes dan merobek bendera kebangsaan Inggris, Union Jack, massa pun lantas membakar ruang konsuler. Asap pun memenuhi lantai satu dan bahkan membubung hingga lantai tiga. Kepulan asap itulah yang lantas memaksa Chilcott dan stafnya yang bersembunyi di lantai dua keluar.

Mereka pun turun ke lantai satu. “Saat kami tiba di lantai satu, massa sudah bergeser ke kompleks diplomatik yang terletak di sebelah kantor kedubes,” tuturnya. Kendati demikian, rasa panik dan takut masih menyelimuti Chilcott dan seluruh staf yang selamat. (afp/dailymail/hep/dwi/jpnn)

AKSI penyerangan atas kompleks Kedubes Inggris di Teheran pada Selasa lalu (29/11) cukup dramatis. Duta Besar (Dubes) Inggris untuk Iran Dominick Chilcott pun berbagi kisah dan menceritakan pengalamannya terjebak di kompleks diplomatik saat Kedubes Inggris menjadi target serangan Milisi Basij. Menurut Chilcott, enam stafnya malah sempat disandera penyerang yang sebagian berstatus mahasiswa tersebut. “Mereka dibawa ke gedung lain dalam kompleks kedubes dan diperintahkan untuk duduk diam. Beberapa staf saya sempat diperlakukan kasar.

Beruntung, mereka lantas dibebaskan,” paparnya saat diwawancarai beberapa media Inggris Jumat lalu (2/12). Saat serangan yang disaksikan polisi antihuru hara Iran itu terjadi, Chilcott dan seluruh stafnya mengaku ketakutan. Mereka bersembunyi dan berusaha menyelamatkan diri. Sebagai pemimpin, Chilcott mendapatkan perlindungan dari sejumlah staf. Sementara staf-staf yang lain juga berusaha menghindari para penyerang dengan bersembunyi di dalam ruangan. “Saya naik ke lantai dua kantor kedubes saat mendengar demonstran masuk dan merusak gambar para pemimpin monarki Inggris.

Mereka juga mencoret-coret tembok di lantai satu,” ujarnya seperti dilansir Daily Mail kemarin (3/12). Dari tempat persembunyiannya, dia bisa mendengar para penyerang berteriak-teriak dan merusak properti milik kedubes. Dengan berbagai cara, para staf Chilcott pun berusaha menyelamatkan pimpinan mereka. Salah satunya adalah membentuk barikade di sekitar tempat persembunyian. Nahas, seorang staf yang bersembunyi di ruangan terpisah justru tertangkap.

Padahal, dia sudah mengganjal pintu dengan berbagai benda di dalam ruangan tersebut. “Selama 45 menit bersembunyi, staf saya mendengar langkah kaki para demonstran yang mendekati ruangan tempat persembunyian. Mereka lantas berusaha mendobrak pintu dan membuka paksa jendela karena tahu bahwa staf saya ada di sana,” ujarnya. Dalam ketakutan, imbuh Chilcott, staf kedutaan itu tertangkap dan kemudian disandera beberapa waktu. Sebaliknya, Chilcott yang bersembunyi di lantai dua, relatif lebih aman. “Saya bisa mendengar suara mereka, tetapi mereka tak bisa mencapai ruangan kami,” katanya. Tidak puas hanya merusak properti kedubes dan merobek bendera kebangsaan Inggris, Union Jack, massa pun lantas membakar ruang konsuler. Asap pun memenuhi lantai satu dan bahkan membubung hingga lantai tiga. Kepulan asap itulah yang lantas memaksa Chilcott dan stafnya yang bersembunyi di lantai dua keluar.

Mereka pun turun ke lantai satu. “Saat kami tiba di lantai satu, massa sudah bergeser ke kompleks diplomatik yang terletak di sebelah kantor kedubes,” tuturnya. Kendati demikian, rasa panik dan takut masih menyelimuti Chilcott dan seluruh staf yang selamat. (afp/dailymail/hep/dwi/jpnn)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/