25 C
Medan
Monday, July 1, 2024

Raja Inal dan Rizal Nurdin Diusulkan Jadi Nama Jalan

ilustrasi
ilustrasi

SUMUTPOS.CO- Sepak terjang dua mantan Gubernur Sumatera Utara HT Rizal Nurdin dan Raja Inal Siregar dinilai cukup membesarkan nama daerah ini. Karena itu pula tak salah jika nama dua Gubsu yang wafat dalam musibah jatuhnya pesawat Mandala pada 2005 ini diusulkan jadi nama jalan di Medan.

Hal ini terungkap dalam Peringatan Satu Dasawarsa Tragedi Mandala yang diawali dengan diskusi “Revitalisasi Nilai Kepemimpinan H T Rizal Nurdin dan H Raja Inal  Siregar” di Medan Club, Sabtu (5/9). Hadir sebagai pembicara diskusi, mantan Wakil Gubernur Sumut Wahab Dalimunthe, mantan Sekda Sumut RE Nainggolan, mantan Sekda Sumut Muchyan Tambuse, mantan Wakil Gubernur Sumut Lundu Panjaitan, antropolog Prof Usman Pelly dan mantan Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Sumut Zaki Abdullah.

Dalam diskusi, mantan Wakil Gubernur Sumut Wahab Dalimunthe melempar wacana sekaligus mengusulkan nama mantan Gubernur Sumut terdahulu diabadikan sebagai nama jalan di Kota Medan. “Tentu penempatan nama jalan itu disesuaikan. Saat ini perkembangan Kota Medan kian pesat. Sejumlah jalan dibangun dan belum memiliki nama. Alangkah baiknya nama para tokoh Sumut diabadikan menjadi nama jalan,” saran Wahab.

Sementara mantan Sekda Sumut Muchyan Tambuse dalam diskusi lebih mengedepankan sepak terjang Almarhum H Rizal Nurdin dan H Raja Inal Siregar dalam memimpin Sumut periode 1998-2003 dan 2003-2008. Almarhum Rizal Nurdin dikenal sebagai sosok yang mengusung dan menerapkan tata kelola pemerintahan yang baik dilingkungan Pemprov Sumut. Tiap kebijakan Almarhum H Rizal Nurdin memiliki semangat dan etos kerja.

“Saya diamanahkan beliau menjabat tiga abatan. Pernah menjadi Kepala Badan Pemberdayaan Masyarakat Desa, pernah jadi Kepala Dinas Pendapatan dan pernah juga jadi Sekda. Untuk menduduki jabatan itu, saya tidak pernah keluarkan uang satu peserpun,” kenang Muhyan.

Mantan Sekda Sumut, RE Nainggolan mengatakan, Raja Inal Siregar yang menjabat Gubernur Sumut periode 1988-1998 memiliki kelebihan tersendiri. Meski memiliki kewenangan penuh memilih bupati dan walikota hingga ketingkatan Camat dan Kepala Dinas (Kadis) di Pemerintah Kabupaten/Kota di Sumut, Raja Inal Siregar dalam menempatkan sosok pejabat.”Almarhum sangat bijak menempatkan pejabat sesuai dengan kemampuannya. Bahkan pejabat bersangkutan sesuai dengan karakter masyarakat tempatan. Dengan demikian, roda pemerintahan berjalan baik dan pembangunan sangat maju,” kenang Nainggolan.

Sementara Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur Sumatera Utara HT Erry Nuradi bertekad meneruskan etos kepemimpinan dua Gubernur Sumut yang wafat dalam musibah jatuhnya pesawat Mandala pada 2005 itu. Keduanya dinilai layak menjadi teladan dalam menjalankan kepemimpinan di Sumut.

Hadir dalam acara isteri Almarhum H Tengku Rizal Nurdin Siti Mariam dan keluarga besarnya, anak Almarhum Raja Inal Siregar, Yuri Siregar bersama keluarga besarnya. Selain itu juga hadir Sekda Sumut Hasban Ritonga, mantan Sekda Sumut Nurdin Lubis, tokoh-tokoh di Sumut dan mantan pejabat.

Dalam kesempatan itu, Erry Nuradi mengatakan, etos kepemimpinan Almarhum H Rizal Nurdin saat menjadi Gubernur Sumut menerapkan konsep Pemerintahan Baik dan Pemerintahan Bersih (Good Government and Clean Governance), kini menjadi pedoman nasional yang layak menjadi kebanggaan seluruh masyarakat Sumut. Demikian juga dengan pola kepemimpinan Almarhum H Raja Inal Siregar yang menggagas Marsipature Hutanabe, layak menjadi teladan bagi pemimpin Sumut mendatang.

Konsep Marsipature Hutanabe masih relevan mengingat Pemprov Sumut membutuhkan anggaran pembangunan ditengah keterbatasan anggaran yang ada. Apalagi Pemprov Sumut memiliki tanggung jawab besar dalam menjalankan roda pemerintahan dan mendorong laju pembangunan. Tentu membutuhkan dukungan dari seluruh elemen masyarakat, terutama dari tokoh dan perwakilan Sumut yang berada di pusat, baik mereka yang menduduki kuris legislatif dan eksekutif. “Khusus bagi saya pribadi, kepemimpinan kedua alarhum menjadi inspirasi tersendiri yang pantas diterapkan dalam mewujudkan cita-cita menjadikan Sumut bangkit dari ketertinggalan. Saya juga mengajak tokoh Sumut yang ada di pusat untuk berjuangan membangun Sumut,” ucap Erry. (prn)

ilustrasi
ilustrasi

SUMUTPOS.CO- Sepak terjang dua mantan Gubernur Sumatera Utara HT Rizal Nurdin dan Raja Inal Siregar dinilai cukup membesarkan nama daerah ini. Karena itu pula tak salah jika nama dua Gubsu yang wafat dalam musibah jatuhnya pesawat Mandala pada 2005 ini diusulkan jadi nama jalan di Medan.

Hal ini terungkap dalam Peringatan Satu Dasawarsa Tragedi Mandala yang diawali dengan diskusi “Revitalisasi Nilai Kepemimpinan H T Rizal Nurdin dan H Raja Inal  Siregar” di Medan Club, Sabtu (5/9). Hadir sebagai pembicara diskusi, mantan Wakil Gubernur Sumut Wahab Dalimunthe, mantan Sekda Sumut RE Nainggolan, mantan Sekda Sumut Muchyan Tambuse, mantan Wakil Gubernur Sumut Lundu Panjaitan, antropolog Prof Usman Pelly dan mantan Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Sumut Zaki Abdullah.

Dalam diskusi, mantan Wakil Gubernur Sumut Wahab Dalimunthe melempar wacana sekaligus mengusulkan nama mantan Gubernur Sumut terdahulu diabadikan sebagai nama jalan di Kota Medan. “Tentu penempatan nama jalan itu disesuaikan. Saat ini perkembangan Kota Medan kian pesat. Sejumlah jalan dibangun dan belum memiliki nama. Alangkah baiknya nama para tokoh Sumut diabadikan menjadi nama jalan,” saran Wahab.

Sementara mantan Sekda Sumut Muchyan Tambuse dalam diskusi lebih mengedepankan sepak terjang Almarhum H Rizal Nurdin dan H Raja Inal Siregar dalam memimpin Sumut periode 1998-2003 dan 2003-2008. Almarhum Rizal Nurdin dikenal sebagai sosok yang mengusung dan menerapkan tata kelola pemerintahan yang baik dilingkungan Pemprov Sumut. Tiap kebijakan Almarhum H Rizal Nurdin memiliki semangat dan etos kerja.

“Saya diamanahkan beliau menjabat tiga abatan. Pernah menjadi Kepala Badan Pemberdayaan Masyarakat Desa, pernah jadi Kepala Dinas Pendapatan dan pernah juga jadi Sekda. Untuk menduduki jabatan itu, saya tidak pernah keluarkan uang satu peserpun,” kenang Muhyan.

Mantan Sekda Sumut, RE Nainggolan mengatakan, Raja Inal Siregar yang menjabat Gubernur Sumut periode 1988-1998 memiliki kelebihan tersendiri. Meski memiliki kewenangan penuh memilih bupati dan walikota hingga ketingkatan Camat dan Kepala Dinas (Kadis) di Pemerintah Kabupaten/Kota di Sumut, Raja Inal Siregar dalam menempatkan sosok pejabat.”Almarhum sangat bijak menempatkan pejabat sesuai dengan kemampuannya. Bahkan pejabat bersangkutan sesuai dengan karakter masyarakat tempatan. Dengan demikian, roda pemerintahan berjalan baik dan pembangunan sangat maju,” kenang Nainggolan.

Sementara Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur Sumatera Utara HT Erry Nuradi bertekad meneruskan etos kepemimpinan dua Gubernur Sumut yang wafat dalam musibah jatuhnya pesawat Mandala pada 2005 itu. Keduanya dinilai layak menjadi teladan dalam menjalankan kepemimpinan di Sumut.

Hadir dalam acara isteri Almarhum H Tengku Rizal Nurdin Siti Mariam dan keluarga besarnya, anak Almarhum Raja Inal Siregar, Yuri Siregar bersama keluarga besarnya. Selain itu juga hadir Sekda Sumut Hasban Ritonga, mantan Sekda Sumut Nurdin Lubis, tokoh-tokoh di Sumut dan mantan pejabat.

Dalam kesempatan itu, Erry Nuradi mengatakan, etos kepemimpinan Almarhum H Rizal Nurdin saat menjadi Gubernur Sumut menerapkan konsep Pemerintahan Baik dan Pemerintahan Bersih (Good Government and Clean Governance), kini menjadi pedoman nasional yang layak menjadi kebanggaan seluruh masyarakat Sumut. Demikian juga dengan pola kepemimpinan Almarhum H Raja Inal Siregar yang menggagas Marsipature Hutanabe, layak menjadi teladan bagi pemimpin Sumut mendatang.

Konsep Marsipature Hutanabe masih relevan mengingat Pemprov Sumut membutuhkan anggaran pembangunan ditengah keterbatasan anggaran yang ada. Apalagi Pemprov Sumut memiliki tanggung jawab besar dalam menjalankan roda pemerintahan dan mendorong laju pembangunan. Tentu membutuhkan dukungan dari seluruh elemen masyarakat, terutama dari tokoh dan perwakilan Sumut yang berada di pusat, baik mereka yang menduduki kuris legislatif dan eksekutif. “Khusus bagi saya pribadi, kepemimpinan kedua alarhum menjadi inspirasi tersendiri yang pantas diterapkan dalam mewujudkan cita-cita menjadikan Sumut bangkit dari ketertinggalan. Saya juga mengajak tokoh Sumut yang ada di pusat untuk berjuangan membangun Sumut,” ucap Erry. (prn)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/