Hal yang teramat indah adalah mendengar kata cinta dari orang yang dicintai. Namun, banyak orang yang tidak bisa seberuntung itu. dan banyak diantaranya tidak bisa mendengar kata cinta dari sosok yang dicintainya.
Mungkin juga ada kalanya anda menunggu ungkapan dari seseorang yang anda cintai. Dan ungkapan itu tak kunjung datang. Persis seperti bait puisi milik Supardji Djoko Damono, pasti datang kah semua yang ditunggu, detik-detik berlalu pada mistar yang panjang, barang kali tanpa salam terlebih dahulu.
Namun, tak sadarkah betapa indahnya penantian itu,Walaupun mengungkapkan cinta lebih dulu adalah sesuatu yang membuat segalanya terang dan jelas.
Dan membuat sosok yang dicintai tahu bahwa anda mencintainya. Namun, penantian juga sebuah pilihan, yakni menanti sosok yang dicintai memberikan ungkapan cinta yang kita tunggu.
Nikmatilah setiap detik-detik penantian, dimana antara gelora cinta, ketakutan, kecemasan dan harapan bersatu padu di setiap jarum jam melewati tiap mistarnya.
Dalam ketidakpastian dan kecemasan selalu memunculkan harapan. Dan yang tidak kalah penting adalah ketika memutuskan untuk menunggu, pastikanlah bahwa semua perilaku dan sikap menunjukan sebagai orang yang sedang menunggu.
Dalam posisi ini yang dilakukan adalah menunggu ungkapan cinta dan tidak mengungkapkan cinta. menunggu bukanlah sesuatu yang pasif, namun juga bukan hal yang aktif sama sekali. Menunggu adalah berada pada kediantaraan. Yakni berada pada posisi aktif, yakni menunjukan bahwa anda sedang menunggu sesuatu, dan posisi pasif, yakni tidak mengungkapkan perasaan itu.
Ketika ungkapan cinta itu datang, disitulah muncul apa yang anda tunggu selama ini. Dan yang perlu diketahui lagi adalah, menunggu bukanlah lari dari sosok yang dicintai, bukan menghindar atau tak berbuat apa-apa.
Seperti ketika anda menunggu kereta api, anda datang ke stasiun, membeli tiket, melihat jadwal, duduk dan menanti sesuai jadwal.
Sehingga, anda harus, mendatanginya dengan santun dan halus. (bbs/net)