28 C
Medan
Tuesday, July 2, 2024

Manjadi Wanita Berakhlak dan Multitalenta

Kontes Pemilihan Ibu Kartini

Memperingati Hari Kartini 21 April, Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (Stikes) Helvetia Medan menggelar berbagai acara, Sabtu (21/1). Tema yang diusung Menjadi Wanita yang Berakhlak Mulia, Berprestasi dan Multitalenta.

Acara yang digelar di kampus Akbid Helvetia Medan itu seperti kontes pemilih Ibu Kartini. Seluruh peserta berasal dari mahasiswa Akbid Helvetia Medan. Kontes pemilihan Ibu Kartini ini dibagi dua kategori yakni lomba busana kebaya  dan pemilihan Ibu Kartini modern, mengenakan baju yang trend saat ini.

Para peserta juga diminta unjuk gigi dalam pengetahuan tentang sosok Kartini dan cita-cita seorang wanita untuk menyonsong masa depan. Seluruh finalis harus mengutarakan pengetahuannya di hadapan para juri yang menilai.

Seorang finalis, Elda Sukma mengatakan, Kartini sosok wanita emansipasi yang menyingkirkan gender untuk kesetaraan kedudukan di hadapan lelaki. Cita-cita Kartini, membuat wanita di Indonesia bisa lebih maju.

“Wanita harus memiliki peran, ikut serta memajukan bangsa,,” kata Elda di hadapan dewan juri.

Setelah pemilihan acara dilanjutkan dengan tarian etnis dan modern dance serta lomba tata rias ala Kartini yang diikuti dosen Akbid Helvetia.
Nepi Lestari, Ketua Panitia Pelaksana mengatakan, acara ini sebagai wujud jasa Kartini yang membela hak-hak wanita dan menyikirkan gender sehingga timbulnya emansipasi wanita.

“Acara kita dedikasikan untuk ibu kita Kartini yang memperjuangkan hak kaum wanita dan menciptkan emansipasi,” katanya.
Menurutnya, acara tersebut menjadi acara rutinitas setiap tahunnya dan menjadi cinta kepada kebudayaan Indonesia dan sosok Kartini.
Panitia, katanya, juga memberikan piala dan bingkisan menarik kepada pemenang.

Sementara itu, Kepala Yayasan Stikes Helvetia Medan, Dra Hj Razia Begum Suroyo Msc Mkes dalam kata sambutannya mengatakan, wanita harus bisa lebih unggul dalam segela bidang, terutama dalam dunia kesehata, dimana kesehatan ini didominan oleh kaum wanita, sesuai yang diusung oleh Karitini, emansipasi wanita.

Menurutnya, dengan diselenggara acara ini dia mengimbau kepada seluruh mahasiwa untuk lebih mencintai kultur budaya Indonesia.(gus)

Kapabilitas Perempuan Bisa Lebih Ditingkatkan

MEDAN – Banyak cara dilakukan memperingati Hari Kartini yang jatuh pada 21 April lalu. Begitupun, peringatan untuk mengenang sosok RA. Kartini bukan hanya dengan seremonial belaka, tapi yang terpenting apa makna dalam peringatan itu sendiri.

Dimata Sekretaris KPU Sumut, Vita Lestari Nasution, RA.Kartini merupakan sosok wanita yang berjuang mengangkat harkat dan martabat perempuan terutama dalam pendidikan. “Walau perjuangannya bukan dengan kegiatan fisik seperti perjuangan Cut Nyak Dien yang melawan Belanda, namun masing-masing pejuang memiliki cara tersendiri,” kata Vita dikediamannya Jalan Helvetia Raya Blok VIII Kecamatan Medan Helvetia.

Menurutnya, melalui surat-menyurat, RA.Kartini menginginkan agar perempuan tidak bodoh, mendapat pendidikan layak seperti lelaki. “RA.Kartini berjuang supaya perempuan lebih pintar, tidak dirumah saja untuk urusan dapur dan dikekang oleh kaum lelaki,” jelasnya.

Sesuai makna peringatan Hari Kartini dan untuk meneruskan perjuangan RA Kartini, wanita yang juga menjabat sebagai Sekretaris FMPA Sumut itu berharap agar pengetahuan, kualitas dan kapabilitas kaum perempuan bisa lebih ditingkatkan.

“Meski tidak dengan seremonial besar-besaran, maka untuk melanjutkan perjuangan RA.Kartini, saya mengadakan pelatihan terhadap ibu-ibu dikediaman saya. Hendaknya, semua tujuan peringatan dan kegiatan yang diadakan maknanya sampai kepada para perempuan,” terangnya.
Kegiatan yang bertujuan meningkatkan keterampilan perempuan itu dihadiri sebanyak 20 ibu-ibu dan dilatih membuat bunga Ikebana dari bahan pipet. “Mereka dilatih secara langsung oleh Ibu Linda Pimpinan Pusat Pendidikan & Pelatihan Kerajinan Tangan/Handy Craft yang juga sebagai pengurus ASEPHI Provinsi Sumatera Utara,” ujarnya.

Diharapkan, dengan kegiatan itu, ibu-ibu dapat memanfaatkan latihan keterampilan dengan sebaik-baiknya. “Keterampilan ini bisa membuat berbagai jenis bunga, tas, keranjang hantaran pengantin dan lain-lain.J ika semakin terampil hasilnya bisa dijual dan menambah penghasilan keluarga juga,” urainya.

Selain itu, dirinya juga mengharapkan agar kartini-kartini masa kini bisa berbuat dan berjuang untuk dirinya sendiri, keluarganya, kaum perempuan dan masyarakat luas. “Untuk pelatihan keterampilan lanjutan, ibu-ibu bisa mengajukan permohonan langsung ke Ikabana dan bisa juga melalui forum FP5A atau juga melalui ASEPHI Sumut. Jadi bisa berkelanjutan,” ucapnya.  (mag-11)

Kontes Pemilihan Ibu Kartini

Memperingati Hari Kartini 21 April, Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (Stikes) Helvetia Medan menggelar berbagai acara, Sabtu (21/1). Tema yang diusung Menjadi Wanita yang Berakhlak Mulia, Berprestasi dan Multitalenta.

Acara yang digelar di kampus Akbid Helvetia Medan itu seperti kontes pemilih Ibu Kartini. Seluruh peserta berasal dari mahasiswa Akbid Helvetia Medan. Kontes pemilihan Ibu Kartini ini dibagi dua kategori yakni lomba busana kebaya  dan pemilihan Ibu Kartini modern, mengenakan baju yang trend saat ini.

Para peserta juga diminta unjuk gigi dalam pengetahuan tentang sosok Kartini dan cita-cita seorang wanita untuk menyonsong masa depan. Seluruh finalis harus mengutarakan pengetahuannya di hadapan para juri yang menilai.

Seorang finalis, Elda Sukma mengatakan, Kartini sosok wanita emansipasi yang menyingkirkan gender untuk kesetaraan kedudukan di hadapan lelaki. Cita-cita Kartini, membuat wanita di Indonesia bisa lebih maju.

“Wanita harus memiliki peran, ikut serta memajukan bangsa,,” kata Elda di hadapan dewan juri.

Setelah pemilihan acara dilanjutkan dengan tarian etnis dan modern dance serta lomba tata rias ala Kartini yang diikuti dosen Akbid Helvetia.
Nepi Lestari, Ketua Panitia Pelaksana mengatakan, acara ini sebagai wujud jasa Kartini yang membela hak-hak wanita dan menyikirkan gender sehingga timbulnya emansipasi wanita.

“Acara kita dedikasikan untuk ibu kita Kartini yang memperjuangkan hak kaum wanita dan menciptkan emansipasi,” katanya.
Menurutnya, acara tersebut menjadi acara rutinitas setiap tahunnya dan menjadi cinta kepada kebudayaan Indonesia dan sosok Kartini.
Panitia, katanya, juga memberikan piala dan bingkisan menarik kepada pemenang.

Sementara itu, Kepala Yayasan Stikes Helvetia Medan, Dra Hj Razia Begum Suroyo Msc Mkes dalam kata sambutannya mengatakan, wanita harus bisa lebih unggul dalam segela bidang, terutama dalam dunia kesehata, dimana kesehatan ini didominan oleh kaum wanita, sesuai yang diusung oleh Karitini, emansipasi wanita.

Menurutnya, dengan diselenggara acara ini dia mengimbau kepada seluruh mahasiwa untuk lebih mencintai kultur budaya Indonesia.(gus)

Kapabilitas Perempuan Bisa Lebih Ditingkatkan

MEDAN – Banyak cara dilakukan memperingati Hari Kartini yang jatuh pada 21 April lalu. Begitupun, peringatan untuk mengenang sosok RA. Kartini bukan hanya dengan seremonial belaka, tapi yang terpenting apa makna dalam peringatan itu sendiri.

Dimata Sekretaris KPU Sumut, Vita Lestari Nasution, RA.Kartini merupakan sosok wanita yang berjuang mengangkat harkat dan martabat perempuan terutama dalam pendidikan. “Walau perjuangannya bukan dengan kegiatan fisik seperti perjuangan Cut Nyak Dien yang melawan Belanda, namun masing-masing pejuang memiliki cara tersendiri,” kata Vita dikediamannya Jalan Helvetia Raya Blok VIII Kecamatan Medan Helvetia.

Menurutnya, melalui surat-menyurat, RA.Kartini menginginkan agar perempuan tidak bodoh, mendapat pendidikan layak seperti lelaki. “RA.Kartini berjuang supaya perempuan lebih pintar, tidak dirumah saja untuk urusan dapur dan dikekang oleh kaum lelaki,” jelasnya.

Sesuai makna peringatan Hari Kartini dan untuk meneruskan perjuangan RA Kartini, wanita yang juga menjabat sebagai Sekretaris FMPA Sumut itu berharap agar pengetahuan, kualitas dan kapabilitas kaum perempuan bisa lebih ditingkatkan.

“Meski tidak dengan seremonial besar-besaran, maka untuk melanjutkan perjuangan RA.Kartini, saya mengadakan pelatihan terhadap ibu-ibu dikediaman saya. Hendaknya, semua tujuan peringatan dan kegiatan yang diadakan maknanya sampai kepada para perempuan,” terangnya.
Kegiatan yang bertujuan meningkatkan keterampilan perempuan itu dihadiri sebanyak 20 ibu-ibu dan dilatih membuat bunga Ikebana dari bahan pipet. “Mereka dilatih secara langsung oleh Ibu Linda Pimpinan Pusat Pendidikan & Pelatihan Kerajinan Tangan/Handy Craft yang juga sebagai pengurus ASEPHI Provinsi Sumatera Utara,” ujarnya.

Diharapkan, dengan kegiatan itu, ibu-ibu dapat memanfaatkan latihan keterampilan dengan sebaik-baiknya. “Keterampilan ini bisa membuat berbagai jenis bunga, tas, keranjang hantaran pengantin dan lain-lain.J ika semakin terampil hasilnya bisa dijual dan menambah penghasilan keluarga juga,” urainya.

Selain itu, dirinya juga mengharapkan agar kartini-kartini masa kini bisa berbuat dan berjuang untuk dirinya sendiri, keluarganya, kaum perempuan dan masyarakat luas. “Untuk pelatihan keterampilan lanjutan, ibu-ibu bisa mengajukan permohonan langsung ke Ikabana dan bisa juga melalui forum FP5A atau juga melalui ASEPHI Sumut. Jadi bisa berkelanjutan,” ucapnya.  (mag-11)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/