26 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Pagi Diserobot PKL, Siang jadi Lahan Parkir

MEDAN- Trotoar sebagai tempat pejalan kaki makin sulit ditemukan. Seperti di Jalan Sutomo Medan simpang Jalan Veteran, tak jauh dari tugun
lahan pejalan kaki sudah ‘habis’ dipakai. Pagi dikuasai pedagang kakilima, siang dan seterusnya, disulap jadi lahan parkir.

Pengakuan Rini (15), setiap dirinya pergi sekolah dan pulang sekolah terpaksa harus berhenti jauh dari simpang itu. Tak pernah kebagian ‘trotoar’. “Saya kan naik angkot Bang dan saya harusnya turun di dekat simpang itu. Tapi karena dipake jualan dan parkir, angkot berhenti di depannya, lebih jauh. Saya harus berjalan kaki lagi dan panjang yang harus saya jalani jadi tambah panjang lagi dari dan ke sekolah saya,” katanya siswi SMP Negeri 13 itu, Senin (22/10) siang.

Dia dan teman-temannya juga merasa kesal karena tak bisa berjalan di trotoar. “Seharusnya pemerintah di Kota Medan ini lebih memperhatikan lagi lah hak pejalan kaki, Bang,” ujarnya.

Hal senada diucapkan Denni (14), pelajar yang lainnya. “Bisa berjualan dan parkir tapi harus rapilah susunannya Bang. Jangan halangi pejalan kaki seperti inilah. Makanya sering macet di sini,” jelasnya.

Menurutnya, pihak kepolisian menindak pedagang dan petugas parkir. “Bila perlu, Pak Polisi tangkap mereka yang menyerobot hak pejalan kaki supaya jalan tak macet,” pungkasnya.

Kapolsekta Medan Timur, Kompol Patar Silalahi SIK menegaskan, penertiban penggunaan trotoar merupakan tanggung jawab dari Pemko Medan. “Namun, untuk arus lalu lintasnya tetap kita lakukan pengamanan dan pengaturan untuk mengurangi kemacetan,” ungkapnya.(jon)

MEDAN- Trotoar sebagai tempat pejalan kaki makin sulit ditemukan. Seperti di Jalan Sutomo Medan simpang Jalan Veteran, tak jauh dari tugun
lahan pejalan kaki sudah ‘habis’ dipakai. Pagi dikuasai pedagang kakilima, siang dan seterusnya, disulap jadi lahan parkir.

Pengakuan Rini (15), setiap dirinya pergi sekolah dan pulang sekolah terpaksa harus berhenti jauh dari simpang itu. Tak pernah kebagian ‘trotoar’. “Saya kan naik angkot Bang dan saya harusnya turun di dekat simpang itu. Tapi karena dipake jualan dan parkir, angkot berhenti di depannya, lebih jauh. Saya harus berjalan kaki lagi dan panjang yang harus saya jalani jadi tambah panjang lagi dari dan ke sekolah saya,” katanya siswi SMP Negeri 13 itu, Senin (22/10) siang.

Dia dan teman-temannya juga merasa kesal karena tak bisa berjalan di trotoar. “Seharusnya pemerintah di Kota Medan ini lebih memperhatikan lagi lah hak pejalan kaki, Bang,” ujarnya.

Hal senada diucapkan Denni (14), pelajar yang lainnya. “Bisa berjualan dan parkir tapi harus rapilah susunannya Bang. Jangan halangi pejalan kaki seperti inilah. Makanya sering macet di sini,” jelasnya.

Menurutnya, pihak kepolisian menindak pedagang dan petugas parkir. “Bila perlu, Pak Polisi tangkap mereka yang menyerobot hak pejalan kaki supaya jalan tak macet,” pungkasnya.

Kapolsekta Medan Timur, Kompol Patar Silalahi SIK menegaskan, penertiban penggunaan trotoar merupakan tanggung jawab dari Pemko Medan. “Namun, untuk arus lalu lintasnya tetap kita lakukan pengamanan dan pengaturan untuk mengurangi kemacetan,” ungkapnya.(jon)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/