27 C
Medan
Wednesday, July 3, 2024

Trotoar jadi Tempat Mangkal Gepeng

MEDAN- Trotoar sekarang sudah beralihfungsi menjadi area untuk mencari nafkah. Bukan hanya digunakan pedagang kaki lima (PKL) yang menjajakan barangn
dagangannya, tapi juga menjadi lokasi sejumlah gelandangan dan pengemis (gepeng).

“Hampir semua trotoar dan persimpangan di Kota Medan dipenuhi gepeng,” kata Akbar, warga Perumnas Mandala kepada Sumut Pos, Senin (24/9).
Anggota Komisi E DPRD Sumut, Richard Eddy M Lingga mengaku keberadaan gepeng sudah sangat meresahkan.

“Menurut saya keberadaan gepeng saat ini sangat meresahkan masyarakat pengguna trotoar dan jalan. Itu di karenakan penampilan mereka yang sangat menakutkan,” ungkap politisi dari Fraksi Golkar DPRD Sumut itu.
Lebih lanjut, Richard menambahkan, Komisi E DPRD Sumut sudah pernah menyinggung permasalahan ini.

“Sudah pernah kita pertanyakan dengan Dinas Sosial dan Kesejahteraan Provsu agar dilakukan razia. Sebaiknya bekerjasama dengan Satuan Polisi Pamong Praha (Satpol PP) dan juga pemerintah kabupaten dan kota,” tambahnya.
Richard kembali menjelaskan, para gepeng di Kota Medan saat ini malah terkesan membentuk komunitas sendiri seperti keberadaan geng motor.
Maka dari itu pemerintah sebaiknya segera menuntaskan persoalan ini agar tidak membuat keresahan di masyarakat.

“Mereka sudah seperti membentuk komunitas sendiri. Ini yang kita takutkan,” tutupnya.(ari)

MEDAN- Trotoar sekarang sudah beralihfungsi menjadi area untuk mencari nafkah. Bukan hanya digunakan pedagang kaki lima (PKL) yang menjajakan barangn
dagangannya, tapi juga menjadi lokasi sejumlah gelandangan dan pengemis (gepeng).

“Hampir semua trotoar dan persimpangan di Kota Medan dipenuhi gepeng,” kata Akbar, warga Perumnas Mandala kepada Sumut Pos, Senin (24/9).
Anggota Komisi E DPRD Sumut, Richard Eddy M Lingga mengaku keberadaan gepeng sudah sangat meresahkan.

“Menurut saya keberadaan gepeng saat ini sangat meresahkan masyarakat pengguna trotoar dan jalan. Itu di karenakan penampilan mereka yang sangat menakutkan,” ungkap politisi dari Fraksi Golkar DPRD Sumut itu.
Lebih lanjut, Richard menambahkan, Komisi E DPRD Sumut sudah pernah menyinggung permasalahan ini.

“Sudah pernah kita pertanyakan dengan Dinas Sosial dan Kesejahteraan Provsu agar dilakukan razia. Sebaiknya bekerjasama dengan Satuan Polisi Pamong Praha (Satpol PP) dan juga pemerintah kabupaten dan kota,” tambahnya.
Richard kembali menjelaskan, para gepeng di Kota Medan saat ini malah terkesan membentuk komunitas sendiri seperti keberadaan geng motor.
Maka dari itu pemerintah sebaiknya segera menuntaskan persoalan ini agar tidak membuat keresahan di masyarakat.

“Mereka sudah seperti membentuk komunitas sendiri. Ini yang kita takutkan,” tutupnya.(ari)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/