25 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Ledakan Guncang Simpang Limun

Ditujukan untuk Bos PT Inatex

MEDAN- Dua kotak dicurigai berisi bom ditemukan pedagang di pintu masuk Pasar Simpang Limun, tepatnya di areal kawasan PT Inatex, Jalan Sisingamangaraja Medan, Jumat (25/3) sekitar pukul 07.00 WIB. Kotak mencurigakan tersebut ditemukan saat ratusan pedagang pasar Simpang Limun Medan menggelar aksi unjuk rasa.

Keterangan yang dihimpun, awalnya kedua kotak, salah satu kotak berwarna merah bertuliskan Fladeo (merek sepatu, Red) dan berwarna biru bertuliskan Yongki Komaladi (merek sepatu, Red), pertama kali diketahui pedagang dan melaporkannya ke satpam PT Inatex, Sofyan Daulay.

“Awalnya Siregar, pedagang ayam risih dengan kotak tersebut. Kemudian langsung menendangnya ke arah pedagang lain. Kemudian pedagang ikan juga ikut menendangnya hingga ke depan pagar lahan PT Inatex. Kemudian satpam, Sofyan yang membuka pintu pagar juga menendang kotak tersebut. Kemudian aku ambil kotaknya ku buang ke pinggir di bawah tiang listrik,” kata Pohan, saksi seorang pedagang kue pancung, usai diperiksa polisi.

Karena khawatir isi di dalam kotak tersebut bom, seperti kejadian yang terjadi belakangan ini, dia langsung memberitahukannya ke satpam dan meneruskannya ke Polsek Medan Kota.

Tim Gegana Brimob Polda Sumut yang turun ke lokasi tidak mau mengambil risiko, langsung menghancurkan bungkusan kotak yang mencurigakan tersebut sesuai prosedur tetap (Protap, Red) penanganan bahan peledak. Dengan jarak radius 100 meter, tim mengendalikan alat pemicu untuk meledakkannya. Suara ledakan keras menghancurkan kotak yang dicurigai bom. Masyarakat serta pedagang yang berada di sekitar lokasi pun sempat terkejut.

Setelah diledakkan dua kotak berukuran 30 cm yang dilakban rapi warna cokelat itu ternyata berisi dua jam beker merek Edison, baterai kering, besi pemberat, kabel, serta kapas putih. Juga ditemukan sepotong kertas  yang bertuliskan bahwa paket tersebut ditujukan kepada Lusiana, Direktur PT Inatex, pengelola Pasar Simpang Limun.

Kapolsekta Medan Kota, Kompol Sandy Sinurat mengatakan, benda dalam kotak tidak berbahaya dan tidak memiliki daya ledak. “Kita sudah meminta keterangan tiga orang saksi, seorang pedagang, dan dua petugas satpam Sofyan Daulay dan Pesta Halomoan Lubis. Namun keterangan para saksi belum bisa mengungkap pelaku yang meletakkan kotak tersebut. Kedua satpam hannya memberi keterangan benda tersebut belum ada saat mereka membuka gerbang Pasar Simpang Limun sekitar pukul 06.00 WIB,” cetus Sandy.

Sandy juga belum berani mengaitkan temuan benda itu dengan konflik antara pedagang dengan manajemen PT Inatex. “Penyelidikan baru dimulai, belum mengarah kemana-mana. Yang jelas ini bukan perbuatan orang iseng,” tegasnya.

Kapolresta Medan, Kombes Pol Tagam Sinaga yang turun ke lokasi juga mengatakan, benda yang di dalam kotak itu bukan bom. Karena tidak ada kandungan bahan peledaknya. “Isi di dalam kotak tersebut bukan bom. Tidak ada kandungan bahan peledak,” kata Tagam.

Begitupun, katanya, serpihan yang dihancurkan tim Gegana dibawa ke Labfor Poldasu untuk diteliti, apakah serpihan benda tersebut terdapat unsur bahan peledak. Saat disinggung apakah ada hubungannya dengan aksi ratusan pedagang yang yang menuntut PT Inatex selaku pengelola Pasar Simpang Limun, Tagam membantahnya. “Kalau untuk unjuk rasa tersebut tidak bisa dikaitkan. Jadi, masyarakat harus waspada dan melaporkan bila menemukan bungkusan yang mencurigakan kepada pihak yang berwajib agar ditindaklanjutinya,” bebernya.

Bagiamana dengan temuan surat yang diutujukan kepada Lusiana? “Bisa kemungkinan bungkusan tersebut ditujukan ke Lusiana, karena isinya bertuliskan kepada Lusiana.Tetapi penyelidikan sementara belum mengarah kepada konflik tersebut,” beber Tagam.

Kabid Humas Polda Sumut, Kombes Pol Hery Sobian Sauri mengatakan, dari hasil pemeriksaan sementara, benda yang ditemukan Jumat pagi bukan bom, karena tidak memiliki mesiu atau bahan peledak lainnya. Selain itu, benda mencurigakan tersebut tidak memiliki detenator.

“Hanya ada rangkaian kabel dan jam yang dibalut kapas kemudian dilakban. Untuk meyakinkan masyarakat benda itu bukan bom, Gegana Polda Sumut langsung meledakkan benda tersebut di dalam tabung khusus di lokasi penemuan,” kata Hery.

Hery juga belum dapat memastikan, kiriman benda menyerupai bom yang dikemas dalam kotak sepatu berwarna merah tersebut sengaja untuk menebar teror di Medan. “Benda itu dimasukkan ke dalam kotak sepatu. Ini juga menjadi petunjuk bagi tim penyidik dalam pengusutan,” kata Hery.

Hery tidak berani berasumsi jika benda menyerupai bom tersebut sengaja diletakkan untuk menimbulkan ketakutan kepada para pedagang yang sedang melakukan aksi unjuk rasa menuntut PT Inatex selaku pengelola Pasar Simpang Limun, agar menghapuskan sejumlah retribusi yang dinilai merugikan pedagang. Aksi unjukrasa para pedagang sendiri telah berlangsung selama empat hari, sejak Senin (21/3) lalu. “Apa pun motifnya, tindakan teror tidak bisa ditoleransi,” kata Hery.

Pengacara PT Inatex, Irfan Harahap SH terkejut dan prihatin atas kejadian tersebut. “Kami berharap polisi segera melacak siapa yang meletak benda itu karena menyebabkan kekhawatiran masyarakat,” ungkap Irfan.

Saat disinggung kecurigaan terhadap orang-orang yang bersiteru dengan PT Inatex, Irfan mengaku tak ada curiga terhadap siapapun. Dia menyatakan kasus ini diserahkan kepada polisi. Dia juga mengimbau agar seluruh pedagang lebih berhati-hati.

Rusli Tanjung, Sekretaris Persatuan Pedagang Pasar Tradisional (P3T) mengaku, merasa sangat terganggu dengan adanya teror bom tersebut.(adl/mag-8)

Ditujukan untuk Bos PT Inatex

MEDAN- Dua kotak dicurigai berisi bom ditemukan pedagang di pintu masuk Pasar Simpang Limun, tepatnya di areal kawasan PT Inatex, Jalan Sisingamangaraja Medan, Jumat (25/3) sekitar pukul 07.00 WIB. Kotak mencurigakan tersebut ditemukan saat ratusan pedagang pasar Simpang Limun Medan menggelar aksi unjuk rasa.

Keterangan yang dihimpun, awalnya kedua kotak, salah satu kotak berwarna merah bertuliskan Fladeo (merek sepatu, Red) dan berwarna biru bertuliskan Yongki Komaladi (merek sepatu, Red), pertama kali diketahui pedagang dan melaporkannya ke satpam PT Inatex, Sofyan Daulay.

“Awalnya Siregar, pedagang ayam risih dengan kotak tersebut. Kemudian langsung menendangnya ke arah pedagang lain. Kemudian pedagang ikan juga ikut menendangnya hingga ke depan pagar lahan PT Inatex. Kemudian satpam, Sofyan yang membuka pintu pagar juga menendang kotak tersebut. Kemudian aku ambil kotaknya ku buang ke pinggir di bawah tiang listrik,” kata Pohan, saksi seorang pedagang kue pancung, usai diperiksa polisi.

Karena khawatir isi di dalam kotak tersebut bom, seperti kejadian yang terjadi belakangan ini, dia langsung memberitahukannya ke satpam dan meneruskannya ke Polsek Medan Kota.

Tim Gegana Brimob Polda Sumut yang turun ke lokasi tidak mau mengambil risiko, langsung menghancurkan bungkusan kotak yang mencurigakan tersebut sesuai prosedur tetap (Protap, Red) penanganan bahan peledak. Dengan jarak radius 100 meter, tim mengendalikan alat pemicu untuk meledakkannya. Suara ledakan keras menghancurkan kotak yang dicurigai bom. Masyarakat serta pedagang yang berada di sekitar lokasi pun sempat terkejut.

Setelah diledakkan dua kotak berukuran 30 cm yang dilakban rapi warna cokelat itu ternyata berisi dua jam beker merek Edison, baterai kering, besi pemberat, kabel, serta kapas putih. Juga ditemukan sepotong kertas  yang bertuliskan bahwa paket tersebut ditujukan kepada Lusiana, Direktur PT Inatex, pengelola Pasar Simpang Limun.

Kapolsekta Medan Kota, Kompol Sandy Sinurat mengatakan, benda dalam kotak tidak berbahaya dan tidak memiliki daya ledak. “Kita sudah meminta keterangan tiga orang saksi, seorang pedagang, dan dua petugas satpam Sofyan Daulay dan Pesta Halomoan Lubis. Namun keterangan para saksi belum bisa mengungkap pelaku yang meletakkan kotak tersebut. Kedua satpam hannya memberi keterangan benda tersebut belum ada saat mereka membuka gerbang Pasar Simpang Limun sekitar pukul 06.00 WIB,” cetus Sandy.

Sandy juga belum berani mengaitkan temuan benda itu dengan konflik antara pedagang dengan manajemen PT Inatex. “Penyelidikan baru dimulai, belum mengarah kemana-mana. Yang jelas ini bukan perbuatan orang iseng,” tegasnya.

Kapolresta Medan, Kombes Pol Tagam Sinaga yang turun ke lokasi juga mengatakan, benda yang di dalam kotak itu bukan bom. Karena tidak ada kandungan bahan peledaknya. “Isi di dalam kotak tersebut bukan bom. Tidak ada kandungan bahan peledak,” kata Tagam.

Begitupun, katanya, serpihan yang dihancurkan tim Gegana dibawa ke Labfor Poldasu untuk diteliti, apakah serpihan benda tersebut terdapat unsur bahan peledak. Saat disinggung apakah ada hubungannya dengan aksi ratusan pedagang yang yang menuntut PT Inatex selaku pengelola Pasar Simpang Limun, Tagam membantahnya. “Kalau untuk unjuk rasa tersebut tidak bisa dikaitkan. Jadi, masyarakat harus waspada dan melaporkan bila menemukan bungkusan yang mencurigakan kepada pihak yang berwajib agar ditindaklanjutinya,” bebernya.

Bagiamana dengan temuan surat yang diutujukan kepada Lusiana? “Bisa kemungkinan bungkusan tersebut ditujukan ke Lusiana, karena isinya bertuliskan kepada Lusiana.Tetapi penyelidikan sementara belum mengarah kepada konflik tersebut,” beber Tagam.

Kabid Humas Polda Sumut, Kombes Pol Hery Sobian Sauri mengatakan, dari hasil pemeriksaan sementara, benda yang ditemukan Jumat pagi bukan bom, karena tidak memiliki mesiu atau bahan peledak lainnya. Selain itu, benda mencurigakan tersebut tidak memiliki detenator.

“Hanya ada rangkaian kabel dan jam yang dibalut kapas kemudian dilakban. Untuk meyakinkan masyarakat benda itu bukan bom, Gegana Polda Sumut langsung meledakkan benda tersebut di dalam tabung khusus di lokasi penemuan,” kata Hery.

Hery juga belum dapat memastikan, kiriman benda menyerupai bom yang dikemas dalam kotak sepatu berwarna merah tersebut sengaja untuk menebar teror di Medan. “Benda itu dimasukkan ke dalam kotak sepatu. Ini juga menjadi petunjuk bagi tim penyidik dalam pengusutan,” kata Hery.

Hery tidak berani berasumsi jika benda menyerupai bom tersebut sengaja diletakkan untuk menimbulkan ketakutan kepada para pedagang yang sedang melakukan aksi unjuk rasa menuntut PT Inatex selaku pengelola Pasar Simpang Limun, agar menghapuskan sejumlah retribusi yang dinilai merugikan pedagang. Aksi unjukrasa para pedagang sendiri telah berlangsung selama empat hari, sejak Senin (21/3) lalu. “Apa pun motifnya, tindakan teror tidak bisa ditoleransi,” kata Hery.

Pengacara PT Inatex, Irfan Harahap SH terkejut dan prihatin atas kejadian tersebut. “Kami berharap polisi segera melacak siapa yang meletak benda itu karena menyebabkan kekhawatiran masyarakat,” ungkap Irfan.

Saat disinggung kecurigaan terhadap orang-orang yang bersiteru dengan PT Inatex, Irfan mengaku tak ada curiga terhadap siapapun. Dia menyatakan kasus ini diserahkan kepada polisi. Dia juga mengimbau agar seluruh pedagang lebih berhati-hati.

Rusli Tanjung, Sekretaris Persatuan Pedagang Pasar Tradisional (P3T) mengaku, merasa sangat terganggu dengan adanya teror bom tersebut.(adl/mag-8)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/