25 C
Medan
Saturday, June 29, 2024

Kongres Umat Islam Sumut II: Bangun Ukhuwah Lawan Islamophobia

MEDAN, SUMUTPOS.CO- Ketua Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia (DPD RI), AA La Nyalla Mahmud Mattalitti, mengajak umat Islam Indonesia, khususnya di Sumut membangun ukhuwah untuk melawan Islamophobia, dan menata ulang Indonesia. Hal ini disampaikan La Nyalla dalam orasinya pada Rapat Umum Pembukaan Kongres Umat Islam (KUI) Sumatera Utara (SUMUT) di Lapangan Asrama Haji Medan, Jumat (26/8).

“Kontribusi umat Islam tercatat dalam sejarah. Umat Islam pemegang saham terbesar di negara ini. Belakangan ini, Indonesia dilanda Islamophobia. Faktor geopolitik internasional. Tiga faktor kita sebagai bangsa terpolarisasi. Kontestan Pilpres dan Pilkada mengenal adanya ambang batas,” ujarnya.

Diperparah lagi pola komunikasi elit politik mengedepankan kegaduhan. Puncaknya, anak bangsa membentur kan Pancasila dengan Islam, seolah tidak ada ruang dialog, ruang-ruang dialog dipersikusi. Sweeping bendera, kaos, dan pembubaran pengajian. Indeks Demokrasi di Indonesia mengalami kemunduran.

Lebih lanjut La Nyalla juga menyampaikan, moderasi beragama tidak tepat karena menyudutkan umat Islam. Akibat pemahaman agama tekstual. Memicunya menguatnya politik indentitas. “Penjelasan UUD 1945 dihabiskan, sehingga ideologi individualisme dan kapitalisme. Penghilangan identitas Pancasila dalam konstitusi,” tegasnya, seraya berharap, presiden meratifikasi keputusan PBB 15 Maret sebagai hari melawan Islamophobia.

Sementara, tokoh nasional Muhammadiyah Prof Din Syamsuddin berharap, Kongres ke-2 Umat Islam Sumatera Utara ini menjadi awal gerakan umat Islam untuk bangkit dan menjaga persatuan dan kesatuan bangsa. “Dari Medan kita cerahkan Indonesia,” katanya.

Menurut Din, umat Islam merupakan mayoritas penduduk negeri ini memiliki tanggung jawab bagi kelangsungan di masa mendatang. “Kita jangan merasa sedih karena kita selaku orang beriman memiliki kekuatan. Mari kita menata Indonesia dengan kembali kepada Pancasila dan UUD 1945, 18 Agustus 1945,” ungkap Din, sembari menyatakan, tidak memungkinkan ada upaya yang ingin menyudutkan umat Islam. Jadi, lanjut mantan Ketua Umum MUI Pusat itu, Indonesia terpuruk dan tertekan, semua tergantung umat Islam.

Sedangkan Gubernur Sumut, Edy Rahmayadi, mengapresiasi kegiatan KUI Sumut ini. Dia mengajak seluruh umat Islam bersatu dan bersama membangun Sumut yang bermartabat.

Demikian juga Ketua Panitia KUI Sumut, Masri Sitanggang menyatakan, kegiatan ini merupakan momentum umat Islam di Sumut bersatu padu. Dia mengharapkan perhatian dari pemimpin bangsa terhadap umat Islam di Sumut.

Kegiatan yang disponsori para ormas Islam di Sumut, seperti MUI, Al Washliyah, Muhammadiyah, Persis, Ittihadiyah, NU, dan lainnya ini,berlangsung hingga Minggu (28/8), dengan menghadirkan para tokoh nasional sebagai pembicara dalam sejumlah agenda. Yakni Prof Amin Rais, Ichsanuddin Noorsy, Eggy Sudjana, Jendral Purn Gatot Nurmantyo, Ketua DPD RI AALaNyalla Mahmud Mattalitti, Prof Din Syamsuddin, Dedi Iskandar Batubara, dan lainnya. Kegiatan dihadiri lebih dari 5.000 massa ormas Islam dari berbagai kalangan. (adz)

MEDAN, SUMUTPOS.CO- Ketua Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia (DPD RI), AA La Nyalla Mahmud Mattalitti, mengajak umat Islam Indonesia, khususnya di Sumut membangun ukhuwah untuk melawan Islamophobia, dan menata ulang Indonesia. Hal ini disampaikan La Nyalla dalam orasinya pada Rapat Umum Pembukaan Kongres Umat Islam (KUI) Sumatera Utara (SUMUT) di Lapangan Asrama Haji Medan, Jumat (26/8).

“Kontribusi umat Islam tercatat dalam sejarah. Umat Islam pemegang saham terbesar di negara ini. Belakangan ini, Indonesia dilanda Islamophobia. Faktor geopolitik internasional. Tiga faktor kita sebagai bangsa terpolarisasi. Kontestan Pilpres dan Pilkada mengenal adanya ambang batas,” ujarnya.

Diperparah lagi pola komunikasi elit politik mengedepankan kegaduhan. Puncaknya, anak bangsa membentur kan Pancasila dengan Islam, seolah tidak ada ruang dialog, ruang-ruang dialog dipersikusi. Sweeping bendera, kaos, dan pembubaran pengajian. Indeks Demokrasi di Indonesia mengalami kemunduran.

Lebih lanjut La Nyalla juga menyampaikan, moderasi beragama tidak tepat karena menyudutkan umat Islam. Akibat pemahaman agama tekstual. Memicunya menguatnya politik indentitas. “Penjelasan UUD 1945 dihabiskan, sehingga ideologi individualisme dan kapitalisme. Penghilangan identitas Pancasila dalam konstitusi,” tegasnya, seraya berharap, presiden meratifikasi keputusan PBB 15 Maret sebagai hari melawan Islamophobia.

Sementara, tokoh nasional Muhammadiyah Prof Din Syamsuddin berharap, Kongres ke-2 Umat Islam Sumatera Utara ini menjadi awal gerakan umat Islam untuk bangkit dan menjaga persatuan dan kesatuan bangsa. “Dari Medan kita cerahkan Indonesia,” katanya.

Menurut Din, umat Islam merupakan mayoritas penduduk negeri ini memiliki tanggung jawab bagi kelangsungan di masa mendatang. “Kita jangan merasa sedih karena kita selaku orang beriman memiliki kekuatan. Mari kita menata Indonesia dengan kembali kepada Pancasila dan UUD 1945, 18 Agustus 1945,” ungkap Din, sembari menyatakan, tidak memungkinkan ada upaya yang ingin menyudutkan umat Islam. Jadi, lanjut mantan Ketua Umum MUI Pusat itu, Indonesia terpuruk dan tertekan, semua tergantung umat Islam.

Sedangkan Gubernur Sumut, Edy Rahmayadi, mengapresiasi kegiatan KUI Sumut ini. Dia mengajak seluruh umat Islam bersatu dan bersama membangun Sumut yang bermartabat.

Demikian juga Ketua Panitia KUI Sumut, Masri Sitanggang menyatakan, kegiatan ini merupakan momentum umat Islam di Sumut bersatu padu. Dia mengharapkan perhatian dari pemimpin bangsa terhadap umat Islam di Sumut.

Kegiatan yang disponsori para ormas Islam di Sumut, seperti MUI, Al Washliyah, Muhammadiyah, Persis, Ittihadiyah, NU, dan lainnya ini,berlangsung hingga Minggu (28/8), dengan menghadirkan para tokoh nasional sebagai pembicara dalam sejumlah agenda. Yakni Prof Amin Rais, Ichsanuddin Noorsy, Eggy Sudjana, Jendral Purn Gatot Nurmantyo, Ketua DPD RI AALaNyalla Mahmud Mattalitti, Prof Din Syamsuddin, Dedi Iskandar Batubara, dan lainnya. Kegiatan dihadiri lebih dari 5.000 massa ormas Islam dari berbagai kalangan. (adz)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/