PARA traveler pernah berkunjung ke Besakih? Satu kawasan yang berada di Kabupaten Karangasem Bali. Pesona yang disuguhkan cukup menggiurkan. Untuk di kawasan Besakih-Gunung Agung, Anda bisa menikmati daya tarik bentang alam Gunung Agung, area Pura Besakih, desa-desa tradisional, adat tradisi masyarakat, dan sebagainya yang banyak dikunjungi umat untuk upacara keagamaan.
Nah, kawasan Besakih dan sekitarnya ini kini lebih diarahkan untuk menjadi lokasi wisata religi atau spiritual. Dan destinasi ini masuk pengembangan Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN). Namun, hal ini ditentang oleh masyarakat setempat, yang berpendapat, pengembangan tersebut sarat kepentingan komersial dengan ‘menjual’ pura suci itu demi keuntungan pariwisata semata.
Direktur Sumber Daya Kebudayaan dan Pariwisata Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Gede Pitana, mengatakan, adanya keberatan beberapa pihak atas penetapan KSPN Besakih-Gunung Agung dan sekitarnya berdasarkan PP 50 Tahun 2011, lebih karena kurangnya pemahaman masyarakat.
KSPN bisa berbasis pada tema pengembangan pariwisata alam, budaya, termasuk wisata religi dan spiritual, sebagaimana KSPN Besakih-Gunung Agung dan sekitarnya.
“Jadi, kawasan Besakih itu tidak sama dengan Pura Besakih. Kalau Pura Besakih itu harga mati, tidak bisa diutak-atik lagi,” tuturnya.
Karenanya, atas keberatan masyarakat terkait penetapan KSPN Besakih-Gunung Agung dan sekitarnya, maka dibutuhkan penjelasan yang komprehensif mengenai konsep pengembangan KSPN maupun arahan pengembangannya.
KSPN merupakan kawasan yang memiliki fungsi utama pariwisata atau potensi pengembangan pariwisata Nasional, yang berpengaruh penting atas beberapa aspek. Seperti pertumbuhan ekonomi, sosial dan budaya, pemberdayaan sumber daya alam, dan sebagainya. “Jadi, pengembangan KSPN dapat berbasis pada potensi wisata alam, budaya, dan khusus, termasuk wisata religi atau spiritual,” ungkap Gede Pitana.
Jadi, tema pengembangan KSPN Besakih-Gunung Agung harus bertemakan wisata budaya religi, sebagaimana yang sudah berjalan sekarang ini. KSPN sebagai satu bentuk destinasi pariwisata harus dipahami sebagai kesatuan kesisteman dari unsur daya tarik religi, fasilitas, sarana, dan prasarana. “Juga, masyarakat dan sumber daya alam serta lingkungan yang saling mendukung untuk tumbuh dan berkembangnya kawasan tersebut dalam mendukung kegiatan pariwisata,” kata Gede Pitana lagi.
Pengembangan kegiatan wisata pada suatu wilayah KSPN, menurut Gede Pitana tentu tetap harus mempertimbangkan unsur dasar yang kontekstual dengan kondisi yang telah berkembang di kawasan tersebut. Sehingga dalam konteks KSPN, Besakih-Gunung Agung dan sekitarnya sebagai kawasan pengembangan, maka orientasi pengembangan tetap mempertimbangkan karakter lokal seperti kegiatan wisata budaya religi atau spiritual. (bbs/jpnn)