32 C
Medan
Wednesday, June 26, 2024

Jalan Sei Deli Butuh Trotoar

MEDAN- Menikmati sore dengan berjalan kaki di tepi sungai, akan menjadi pengalaman menyenangkan. Selain olahraga, juga dapat menjadi ajang ‘cuci mata’. Tetapi, untuk berjalan kaki di sekitarn
sungai tidak tersedia. Mengingat trotoar tidak ada sama sekali di sekitar Jalan Sei Deli Medan.

BERJALAN: Beberapa warga berjalan  pingir Jalan Sei Deli Medan. //redyanto/sumut pos
BERJALAN: Beberapa warga berjalan di pingir Jalan Sei Deli Medan. //redyanto/sumut pos

Jalan ini saat menjelang sore sangat nyaman, sejuk karena angin yang berhembus, pohon rindang disisi jalan, dan aliran sungai deli yang di bawah terdengar. Tetapi, luas jalan yang tidak terlalu lebar, sehingga membuat para pejalan kaki sulit untuk bersaing bila ingin melintasi jalan ini. Karena tidak memiliki trotoar, sehingga untuk bersaing bersama pengendara kendaraan bermotor akan sulit dilakukan.

“Kalau mau berjalan di sini, ya harus ke tanah. Karena kalau di aspal bukan untuk yang jalan. Apalagi saat jelang sore, ramai yang lewat sini.” ujar Umar (44) yang tinggal di daerah tersebut.
Di jalan ini, tidak tersedia trotoar, hanya tanah dan aspal saja. Selain karena jalan ini hanya digunakan sebagai jalan tikus yang ingin menuju Jalan Guru Patimpus dari Jalan Glugur by Pass Medan. Saat jam sibuk, seperti jam pergi dan pulang kantor akan sangat banyak yang menggunakan jalan ini untuk menghindari macat.

Karena itu, tak heran, momen menyenangkan menikmati sore hari sambil berjalan kaki akan sangat sulit untuk dilakukan. Apalagi, masyarakat di sekitar sini juga tidak keberatan bila trotoar tidak ada. “Tidak masalah bila tidak ada. Lagian, kalau ada, jalan kami juga semakin sempit. Jadi semakin sulit untuk bergerak,” ujar Umar.

Walaupun begitu, diakuinya bahwa membangun trotoar juga akan menolong orang lain. Terutama penduduk sekitar yang ingin melakukan olahraga jalan kaki. “Di sini, saat sore kan padat, kalau sepi juga lumayan kencang orang yang bawa kereta nya (motor). Jadi, kami yang orang sini saja sulit untuk jalan. Sebenarnya itu membantu, tapi mau kek mana lagi?. Memang dari dulunya nggak pernah ada trotoar di sini,” lanjutnya.
Karena sudah merasa nyaman dengan keadaan ini, pada umumnya, masyarakat setempat tidak mempermasalahkan ketidak tersedianya trotoar di jalan ini. (ram)

MEDAN- Menikmati sore dengan berjalan kaki di tepi sungai, akan menjadi pengalaman menyenangkan. Selain olahraga, juga dapat menjadi ajang ‘cuci mata’. Tetapi, untuk berjalan kaki di sekitarn
sungai tidak tersedia. Mengingat trotoar tidak ada sama sekali di sekitar Jalan Sei Deli Medan.

BERJALAN: Beberapa warga berjalan  pingir Jalan Sei Deli Medan. //redyanto/sumut pos
BERJALAN: Beberapa warga berjalan di pingir Jalan Sei Deli Medan. //redyanto/sumut pos

Jalan ini saat menjelang sore sangat nyaman, sejuk karena angin yang berhembus, pohon rindang disisi jalan, dan aliran sungai deli yang di bawah terdengar. Tetapi, luas jalan yang tidak terlalu lebar, sehingga membuat para pejalan kaki sulit untuk bersaing bila ingin melintasi jalan ini. Karena tidak memiliki trotoar, sehingga untuk bersaing bersama pengendara kendaraan bermotor akan sulit dilakukan.

“Kalau mau berjalan di sini, ya harus ke tanah. Karena kalau di aspal bukan untuk yang jalan. Apalagi saat jelang sore, ramai yang lewat sini.” ujar Umar (44) yang tinggal di daerah tersebut.
Di jalan ini, tidak tersedia trotoar, hanya tanah dan aspal saja. Selain karena jalan ini hanya digunakan sebagai jalan tikus yang ingin menuju Jalan Guru Patimpus dari Jalan Glugur by Pass Medan. Saat jam sibuk, seperti jam pergi dan pulang kantor akan sangat banyak yang menggunakan jalan ini untuk menghindari macat.

Karena itu, tak heran, momen menyenangkan menikmati sore hari sambil berjalan kaki akan sangat sulit untuk dilakukan. Apalagi, masyarakat di sekitar sini juga tidak keberatan bila trotoar tidak ada. “Tidak masalah bila tidak ada. Lagian, kalau ada, jalan kami juga semakin sempit. Jadi semakin sulit untuk bergerak,” ujar Umar.

Walaupun begitu, diakuinya bahwa membangun trotoar juga akan menolong orang lain. Terutama penduduk sekitar yang ingin melakukan olahraga jalan kaki. “Di sini, saat sore kan padat, kalau sepi juga lumayan kencang orang yang bawa kereta nya (motor). Jadi, kami yang orang sini saja sulit untuk jalan. Sebenarnya itu membantu, tapi mau kek mana lagi?. Memang dari dulunya nggak pernah ada trotoar di sini,” lanjutnya.
Karena sudah merasa nyaman dengan keadaan ini, pada umumnya, masyarakat setempat tidak mempermasalahkan ketidak tersedianya trotoar di jalan ini. (ram)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/