28 C
Medan
Tuesday, July 2, 2024

Adik Ipar, Kawan atau Lawan?

Umumnya pasangan yang baru menikah ingin tinggal di rumah sendiri. Tapi terkadang karena faktor dana dan lainnya, kita harus menumpang di rumah mertua untuk sementara waktu.

Nah, hal ini kadang kala bisa menimbulkan konflik, baik dengan mertua, maupun dengan saudara ipar. Umumnya yang sering terjadi, konflik antara menantu perempuan dengan kakak atau adik ipar perempuan. Konflik ini kalau dibiarkan bisa saja akhirnya malah membuat retak hubungan suami istri.
Namun tidak selalu kehadiran kakak atau adik ipar hanya mengganggu keharmonisan rumah tangga. Sering pula kita jumpai saudara ipar yang sangat membantu kehidupan sehari-hari. Misalnya, membantu merawat si kecil atau membantu pekerjaan di rumah, terutama bila tidak ada pembantu.
Masalah yang sering terjadi dengan adik ipar biasanya dipicu faktor kedekatannya dengan sang kakak atau bila si kakak merupakan anak sulung yang membantu perekonomian keluarga. Adik ipar akan merasa cemburu karena perhatian si kakak berkurang padanya.

Apalagi bila menyangkut uang dan adik ipar dulu sering mendapat tambahan uang jajan dari si kakak. Maka kedua pihak, istri dan adik ipar, akan merasa paling berhak atas perhatian.

Selain masalah uang, soal pengasuhan anak juga dapat menjadi pemicu konflik dengan adik ipar. Bila Anda bekerja dan anak lebih banyak diasuh oleh tantenya, maka anak akan lebih dekat dengan tantenya.

Pola disiplin yang awalnya ingin Anda terapkan bisa gagal total karena si tante terlalu memanjakan si buah hati. Lalu apa saja yang Anda bisa lakukan untuk mengurangi masalah dengan adik ipar?

Komunikasi

Komunikasi dapat menjadi obat mujarab bagi beragam masalah kehidupan sehari-hari. Begitu pula dengan masalah dengan adik atau kakak ipar. Di awal hidup bersama, bicarakan dengan suami tentang si adik ipar.

Misalnya, berapa lama akan tinggal bersama, berapa jumlah uang yang suami bisa berikan kepada adiknya dan hal lain yang mungkin saja menjadi pemicu konflik.

Ketegasan

Dalam kultur kita terkadang sulit bila harus bersikap tegas, terutama dengan orang-orang terdekat. Akibatnya, permasalahan terjadi berlarut-larut hingga akhirnya menjadi konflik besar. Begitu pula dalam hubungan dengan adik ipar.

Mungkin awalnya Anda merasa tidak enak hati menegur sikapnya yang tidak sesuai dengan peraturan di rumah Anda, karena merasa diijinkan, sikap adik ipar makin seenaknya yang membuat Anda naik darah.

Bila adik ipar yang menumpang di rumah Anda, sejak awal Anda harus menunjukkan sikap tegas mengenai peraturan di rumah. Misalnya, soal jam malam, membawa teman berbeda jenis kelamin ke rumah atau mengenai pengasuhan anak selama Anda tinggal bekerja.
Tunjukkan pada adik ipar ketegasan sikap Anda beserta alasannya, sehingga adik ipar tidak berpikir semua peraturan itu diterapkan karena Anda tidak menyukai kehadirannya.

Bila perilaku adik ipar sudah tidak dapat dikendalikan, sebaiknya bicarakan terbuka dengan keluarga besar mengenai jalan keluar yang terbaik bagi semua pihak.

Solusinya, kita harus saling terbuka dan akrab dengan pihak keluarga suami. Dengan sering-sering mengobrol secara akrab dengan keluarga suami maka kita dapat menghindari masalah yang mungkin timbul. (bbs/net)

Umumnya pasangan yang baru menikah ingin tinggal di rumah sendiri. Tapi terkadang karena faktor dana dan lainnya, kita harus menumpang di rumah mertua untuk sementara waktu.

Nah, hal ini kadang kala bisa menimbulkan konflik, baik dengan mertua, maupun dengan saudara ipar. Umumnya yang sering terjadi, konflik antara menantu perempuan dengan kakak atau adik ipar perempuan. Konflik ini kalau dibiarkan bisa saja akhirnya malah membuat retak hubungan suami istri.
Namun tidak selalu kehadiran kakak atau adik ipar hanya mengganggu keharmonisan rumah tangga. Sering pula kita jumpai saudara ipar yang sangat membantu kehidupan sehari-hari. Misalnya, membantu merawat si kecil atau membantu pekerjaan di rumah, terutama bila tidak ada pembantu.
Masalah yang sering terjadi dengan adik ipar biasanya dipicu faktor kedekatannya dengan sang kakak atau bila si kakak merupakan anak sulung yang membantu perekonomian keluarga. Adik ipar akan merasa cemburu karena perhatian si kakak berkurang padanya.

Apalagi bila menyangkut uang dan adik ipar dulu sering mendapat tambahan uang jajan dari si kakak. Maka kedua pihak, istri dan adik ipar, akan merasa paling berhak atas perhatian.

Selain masalah uang, soal pengasuhan anak juga dapat menjadi pemicu konflik dengan adik ipar. Bila Anda bekerja dan anak lebih banyak diasuh oleh tantenya, maka anak akan lebih dekat dengan tantenya.

Pola disiplin yang awalnya ingin Anda terapkan bisa gagal total karena si tante terlalu memanjakan si buah hati. Lalu apa saja yang Anda bisa lakukan untuk mengurangi masalah dengan adik ipar?

Komunikasi

Komunikasi dapat menjadi obat mujarab bagi beragam masalah kehidupan sehari-hari. Begitu pula dengan masalah dengan adik atau kakak ipar. Di awal hidup bersama, bicarakan dengan suami tentang si adik ipar.

Misalnya, berapa lama akan tinggal bersama, berapa jumlah uang yang suami bisa berikan kepada adiknya dan hal lain yang mungkin saja menjadi pemicu konflik.

Ketegasan

Dalam kultur kita terkadang sulit bila harus bersikap tegas, terutama dengan orang-orang terdekat. Akibatnya, permasalahan terjadi berlarut-larut hingga akhirnya menjadi konflik besar. Begitu pula dalam hubungan dengan adik ipar.

Mungkin awalnya Anda merasa tidak enak hati menegur sikapnya yang tidak sesuai dengan peraturan di rumah Anda, karena merasa diijinkan, sikap adik ipar makin seenaknya yang membuat Anda naik darah.

Bila adik ipar yang menumpang di rumah Anda, sejak awal Anda harus menunjukkan sikap tegas mengenai peraturan di rumah. Misalnya, soal jam malam, membawa teman berbeda jenis kelamin ke rumah atau mengenai pengasuhan anak selama Anda tinggal bekerja.
Tunjukkan pada adik ipar ketegasan sikap Anda beserta alasannya, sehingga adik ipar tidak berpikir semua peraturan itu diterapkan karena Anda tidak menyukai kehadirannya.

Bila perilaku adik ipar sudah tidak dapat dikendalikan, sebaiknya bicarakan terbuka dengan keluarga besar mengenai jalan keluar yang terbaik bagi semua pihak.

Solusinya, kita harus saling terbuka dan akrab dengan pihak keluarga suami. Dengan sering-sering mengobrol secara akrab dengan keluarga suami maka kita dapat menghindari masalah yang mungkin timbul. (bbs/net)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/