SUMUTPOS.CO – Mantan pemain tim nasional U-21 Belgia, Gregory Mertens, meninggal dunia akibat gagal jantung setelah tiga hari lalu pingsan saat sedang bermain dalam pertandingan Liga Belgia.
Pemain bertahan yang membela klub Sporting Lokeren itu tiba-tiba jatuh pada babak pertama dalam laga menghadapi Genk.
Pertandingan itu langsung dihentikan dan surat kabar Belgia, HLN, melaporkan Mertens mendapat perawatan CPR langsung di lapangan. Pria berusia 24 tahun itu terkena serangan jantung.
Dia lalu dibawa ke rumah sakit Kota Genk dan dirawat selama tiga hari. Di sana kondisinya terus memburuk. Keluarga Mertens pun sepakat agar alat penopang hidupnya dicabut.
“Staf medis telah melakukan semua yang mereka bisa untuk menyelamatkan Gregory. Namun, mereka harus mengakui ketidakberdayaan mereka. Gregory meninggal dunia sekitar pukul 16.30,” sebut pernyataan resmi Sporting Lokeren.
Klub tersebut menyatakan belum mendapat hasil resmi kondisi jantung Mertens. Namun, menurut manajemen klub, Mertens lolos uji kesehatan pada pra-musim sebagaimana diatur badan sepak bola Eropa (Uefa). Bahkan, kala itu Mertens merupakan salah pemain paling prima di antara punggawa Lokeren lainnya.
“Gregory baru satu setengah tahun di klub ini. Namun, dalam waktu singkat itu, kesederhanaannya membuat dia sebagai pemain yang tidak tergantikan,” kata pernyataan klub.
SUMUTPOS.CO – Mantan pemain tim nasional U-21 Belgia, Gregory Mertens, meninggal dunia akibat gagal jantung setelah tiga hari lalu pingsan saat sedang bermain dalam pertandingan Liga Belgia.
Pemain bertahan yang membela klub Sporting Lokeren itu tiba-tiba jatuh pada babak pertama dalam laga menghadapi Genk.
Pertandingan itu langsung dihentikan dan surat kabar Belgia, HLN, melaporkan Mertens mendapat perawatan CPR langsung di lapangan. Pria berusia 24 tahun itu terkena serangan jantung.
Dia lalu dibawa ke rumah sakit Kota Genk dan dirawat selama tiga hari. Di sana kondisinya terus memburuk. Keluarga Mertens pun sepakat agar alat penopang hidupnya dicabut.
“Staf medis telah melakukan semua yang mereka bisa untuk menyelamatkan Gregory. Namun, mereka harus mengakui ketidakberdayaan mereka. Gregory meninggal dunia sekitar pukul 16.30,” sebut pernyataan resmi Sporting Lokeren.
Klub tersebut menyatakan belum mendapat hasil resmi kondisi jantung Mertens. Namun, menurut manajemen klub, Mertens lolos uji kesehatan pada pra-musim sebagaimana diatur badan sepak bola Eropa (Uefa). Bahkan, kala itu Mertens merupakan salah pemain paling prima di antara punggawa Lokeren lainnya.
“Gregory baru satu setengah tahun di klub ini. Namun, dalam waktu singkat itu, kesederhanaannya membuat dia sebagai pemain yang tidak tergantikan,” kata pernyataan klub.