32 C
Medan
Sunday, October 20, 2024
spot_img

Pembangunan di Lapangan Merdeka Jadi Proyek Mubazir

AMINOER RASYID/SUMUT POS KIOS: Pekerja menyelesaikan pembangunan kios pedagang buku di kawasan Lapangan Merdeka Jalan Stasiun Medan. , Rabu (l4/l2). Belum ditetapkannya intansi mana yang kelola kios pedagang buku bekas, padahal buka Januari 20l5 pedagang akan menempatkan kios yang sudah direvitalisasi itu.
AMINOER RASYID/SUMUT POS

SUMUTPOS.CO- Alokasi anggaran senilai Rp20 miliar yang dipergunakan untuk membangun kios pedagang buku, lokasi parkir, serta sky bridge di sisi timur Lapangan Merdeka bakal sia-sia. Pasalnya, Pemko Medan belum dapat memastikan kapan bangunan tersebut akan dipergunakan.

Padahal, pemko sudah menghabiskan waktu yang tidak sedikit untuk merelokasi pedagang buku yang masih bertahan meski sebahagian sudah direlokasi ke kios di Jalan Pegadaian.

Menyikapi ini, Ketua Fraksi Golkar DPRD Medan, Ilhamsyah sangat menyayangkan proyek pembangunan yang bersumber dari APBD belum dapat dipergunakan, walaupun fisik bangunannya sudah selesai.

Mengenai pembangunan kios pedagang buku, Ilham menyebutkan, saat ini di internal pedagang buku sedang mengalami perpecahan. Bukan hanya itu, pedagang buku sempat mengadukan kekisruhan ini ke Komnas HAM.

“Yang sangat disesali, pembangunan di sisi timur itu menggunakan uang rakyat dengan jumlah yang tidak sedikit. Tapi, begitu bangunan selesai kenapa tidak kunjung dipergunakan,” kata Ilhamsyah ketika dihubungi Sumut Pos, Minggu (10/5).

Ilhamsyah pun mendesak agar Pemko Medan secepatnya mengoperasionalkan pembangunan yang ada di sisi timur Lapangan Merdeka itu. Apabila tidak, maka pembangunan itu akan menjadi proyek mubazir.

“Karena letaknya di pusat kota pasti menjadi perhatian khalayak ramai, dan ini menjadi pertanyaan setiap orang yang melintas kawasan tersebut. Sudah dibangun kenapa tidak dipakai,” cetus anggota dewan yang duduk di Komisi D itu.

Sedangkan untuk penggunaan sky bridge, kata Ilhamsyah, diperlukan komitmen dari PT KAI untuk segera melanjutkan pekerjaan pembangunan ke stasiun besar.

“Perjanjiannya memang PT KAI yang melanjutkan pembangunan ke stasiun besar, ini yang perlu kita didesak agar segera direalisasikan,” bilangnya.

Kepala Dinas Perumahan dan Pemukiman (Perkim) Kota Medan, Gunawan Surya Lubis mengatakan, kios pedagang buku belum dapat dipergunakan oleh pedagang buku yang kini berjualan di Jalan Pegadaian. Pasalnya, jumlah kios pedagang buku yang dibangun hanya berjumlah 142 kios sesuai dengan catatan yang dimiliki Pemko Medan.

“Ternyata jumlah pedagang bukunya meningkat, dan tidak mampu menampung seluruh pedagang di Jalan Pegadaian,” jelasnya.

Karenanya, Gunawan juga belum bisa memastikan kapan revitalisasi kios pedagang buku dapat dipergunakan. Dijelaskannya, di internal pedagang buku juga sedang mengalami perpecahan. Untuk itu, pemko meminta agar pedagang buku harus bersatu terlebih dahulu.

Ppedagangnya saja terbelah, dimana Persatuan Pedagang Buku Lapangan Merdeka (P2BLM) bersedia pindah. Sedangkan Asosiasi Pedagang Buku Lapangan Merdeka (Aspemblam) tidak mau pindah, kan tidak mungkin juga kios pedagang buku di sisi timur Lapangan Merdeka diaktifkan kalau masih ada pedagang buku di jalan pegadaian, karena akan menimbulkan kegaduhan nantinya,” papar Gunawan. (dik/adz)

AMINOER RASYID/SUMUT POS KIOS: Pekerja menyelesaikan pembangunan kios pedagang buku di kawasan Lapangan Merdeka Jalan Stasiun Medan. , Rabu (l4/l2). Belum ditetapkannya intansi mana yang kelola kios pedagang buku bekas, padahal buka Januari 20l5 pedagang akan menempatkan kios yang sudah direvitalisasi itu.
AMINOER RASYID/SUMUT POS

SUMUTPOS.CO- Alokasi anggaran senilai Rp20 miliar yang dipergunakan untuk membangun kios pedagang buku, lokasi parkir, serta sky bridge di sisi timur Lapangan Merdeka bakal sia-sia. Pasalnya, Pemko Medan belum dapat memastikan kapan bangunan tersebut akan dipergunakan.

Padahal, pemko sudah menghabiskan waktu yang tidak sedikit untuk merelokasi pedagang buku yang masih bertahan meski sebahagian sudah direlokasi ke kios di Jalan Pegadaian.

Menyikapi ini, Ketua Fraksi Golkar DPRD Medan, Ilhamsyah sangat menyayangkan proyek pembangunan yang bersumber dari APBD belum dapat dipergunakan, walaupun fisik bangunannya sudah selesai.

Mengenai pembangunan kios pedagang buku, Ilham menyebutkan, saat ini di internal pedagang buku sedang mengalami perpecahan. Bukan hanya itu, pedagang buku sempat mengadukan kekisruhan ini ke Komnas HAM.

“Yang sangat disesali, pembangunan di sisi timur itu menggunakan uang rakyat dengan jumlah yang tidak sedikit. Tapi, begitu bangunan selesai kenapa tidak kunjung dipergunakan,” kata Ilhamsyah ketika dihubungi Sumut Pos, Minggu (10/5).

Ilhamsyah pun mendesak agar Pemko Medan secepatnya mengoperasionalkan pembangunan yang ada di sisi timur Lapangan Merdeka itu. Apabila tidak, maka pembangunan itu akan menjadi proyek mubazir.

“Karena letaknya di pusat kota pasti menjadi perhatian khalayak ramai, dan ini menjadi pertanyaan setiap orang yang melintas kawasan tersebut. Sudah dibangun kenapa tidak dipakai,” cetus anggota dewan yang duduk di Komisi D itu.

Sedangkan untuk penggunaan sky bridge, kata Ilhamsyah, diperlukan komitmen dari PT KAI untuk segera melanjutkan pekerjaan pembangunan ke stasiun besar.

“Perjanjiannya memang PT KAI yang melanjutkan pembangunan ke stasiun besar, ini yang perlu kita didesak agar segera direalisasikan,” bilangnya.

Kepala Dinas Perumahan dan Pemukiman (Perkim) Kota Medan, Gunawan Surya Lubis mengatakan, kios pedagang buku belum dapat dipergunakan oleh pedagang buku yang kini berjualan di Jalan Pegadaian. Pasalnya, jumlah kios pedagang buku yang dibangun hanya berjumlah 142 kios sesuai dengan catatan yang dimiliki Pemko Medan.

“Ternyata jumlah pedagang bukunya meningkat, dan tidak mampu menampung seluruh pedagang di Jalan Pegadaian,” jelasnya.

Karenanya, Gunawan juga belum bisa memastikan kapan revitalisasi kios pedagang buku dapat dipergunakan. Dijelaskannya, di internal pedagang buku juga sedang mengalami perpecahan. Untuk itu, pemko meminta agar pedagang buku harus bersatu terlebih dahulu.

Ppedagangnya saja terbelah, dimana Persatuan Pedagang Buku Lapangan Merdeka (P2BLM) bersedia pindah. Sedangkan Asosiasi Pedagang Buku Lapangan Merdeka (Aspemblam) tidak mau pindah, kan tidak mungkin juga kios pedagang buku di sisi timur Lapangan Merdeka diaktifkan kalau masih ada pedagang buku di jalan pegadaian, karena akan menimbulkan kegaduhan nantinya,” papar Gunawan. (dik/adz)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/