JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Polemik PT Pertamina Energy Trading Ltd (Petral) mulai membawa nama mantan presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Tak pelak, kini ada ketegangan baru antara Menteri ESDM Sudirman Said dengan kubu SBY.
Di akun twitternya, SBY terkesan mulai terpancing. “Saya amat terkejut dengan pernyataan Menteri ESDM Sudirman Said yang menyerang dan mendiskreditkan saya, ketika menjadi presiden dulu,” tulis SBY di @SBYudhoyono, beberapa jam yang lalu.
Sudirman Said diklaimnya mengatakan bahwa pemberantasan mafia migas selalu berhenti di meja SBY.
“Saya harap Pak Menteri ESDM melakukan klarifikasi apa yang dimaksud, karena justru saya ingin penyimpangan apapun diberantas,” tandas SBY.
Ketua Umum Partai Demokrat itu menjelaskan, bahwa saat memerintah, dia bahkan membentuk Satgas Pemberantasan Mafia Hukum, yang hakikatnya memberantas kejahatan dan penyimpangan apapun.
“Tidak ada yang mengusulkan ke saya agar Petral dibubarkan. Saya ulangi, tidak ada. Kalau ada pasti sudah saya tanggapi secara serius.
Saya tertib dalam manajemen pemerintahan. Isu serius seperti mafia migas, pasti saya respons. Tidak mungkin berhenti di meja saya,” sebut SBY.
Untuk lebih memastikannya, SBY mengklaim telah berbicara dengan mantan Wapres Boediono dan 5 mantan menteri terkait, apakah memang pernah ada usulan pembubaran Petral.
“Semua menjawab tidak pernah ada. Termasuk tidak pernah ada 3 surat yang katanya dilayangkan oleh Menteri BUMN Dahlan Iskan waktu itu. Berita ini saya pandang sudah termasuk fitnah dan pencemaran nama baik. Saya masih menunggu klarifikasi dari pihak-pihak yang menyebarkan,” sebut SBY.
SBY memahami, tidak mudah menghadapi yang tengah berkuasa sekarang ini. Tetapi menurutya, kebenaran adalah “power” yang masih dia miliki.
“Selama jadi presiden, saya tidak pernah mengintervensi BUMN manapun. Termasuk urusan tender dan bisnisnya. Yang penting jangan korupsi. Saya juga berpesan agar semua BUMN berkembang baik, bayar pajak dan deviden, tidak ada korupsi dan jangan pula jadi sapi perah. Sebenarnya saya mendukung upaya pemerintahan Presiden Jokowi untuk lakukan penertiban, karena setiap presiden hakikatnya juga begitu. Tetapi, kenapa harus terus menyalahkan pemimpin dan pemerintahan sebelumnya. Popularitas bisa dibangun tanpa menjelekkan pihak lain. Tuduhan dan fitnah yang disampaikan Menteri ESDM & pihak-pihak tertentu sulit saya terima. Rakyat Indonesia, doakan saya kuat menghadapi,” pungkas SBY. (adk/jpnn)