SUMUTPOS.CO- Wali Kota Medan Dzulmi Eldin mengaku keget dengan rencana pengembang yang ingin ‘menyulap’ tanah wakaf di Jalan Bunga Palem 1/Bunga Sedap Malam, Asam Kumbang, menjadi sarana permainan (waterpark). Untuk itu, dia mengaku akan segera mengecek kebenaran informasi tersebut.
“Saya akan cek dulu kebenaran informasi ini,” kata Eldin saat ditemui usai pelantikan pengurus pramuka di Lapangan Merdeka, Senin (15/6).
Bahkan, untuk mengetahui kebenarannya, Eldin sempat bertanya kepada Kepala Dinas Pertamanan, Zulkifli Sitepu, apakah tanah perkuburan yang akan disulap menjadi wahana permainan itu merupakan lahan milik Pemko Medan atau tidak.
“Kalau perkuburan itu merupakan tanah wakaf, dan di bawah naungan Kementrian Agama,” kata Zulkifli menjawab pertanyaan Eldin.
Merasa kurang puas dengan jawaban itu, Eldin lantas meminta Kepala Dinas Pertamanan Kota Medan untuk melakukan pengecekan langsung ke lapangan.
Eldin juga mengaku kecewa dengan sikap pengembang menghalangi masyarakat yang ingin berziarah dengan menutup jalan masuk ke areal perkuburan dengan tanah timbun.
“Saya ingatkan jangan halangi peziarah,” tegasnya.
Seperti pantauan wartawan Sumut Pos, akibat rencana pembangunan tersebut, akses menuju tanah perkuburan ditutup pihak pengembang. Karenanya, setiap peziarah yang dating hanya bisa ke perkuburan dengan berjalan kaki.
Mayang, penjaga tanah perkuburan di Jalan Bunga Palem 1 / Sedap Malam, Kelurahan Asam Kumbang, Medan Selayang itu menyatakan, sebelum muncul wacana pembangunan, tanah di sekitar perkuburan adalah lokasi peternakan yang dikelola oleh orang Benggali.
Kata dia, pengembang menggelontorkan setidaknya Rp25 miliar untuk mengambil alih tanah dari pemilik sebelumnya. “Jadi seluruh lokasi ini sudah dikuasai pengembang, tanah perkuburan ada di tengah-tengah, mau tidak mau harus dipindahkan jika ingin pembangunan tetap berjalan,” katanya.
Namun, lanjut dia, tidak seluruh keluarga ahli waris bersedia memindahkan kuburan keluarganya ke tanah perkuburan lain yang telah disiapkan pihak pengembang. “Masih banyak yang bertahan, apalagi pihak STM tidak mau mengikuti keinginan pengembang untuk direlokasi ke lokasi lain,” ungkapnya.
Secara pribadi, dia berharap agar lokasi tanah perkuburan tidak dipindahkan agar pekerjaannya menjaga kuburan tidak hilang. “Sudah 8 tahun saya jaga kuburan ini, selama ini tidak ada masalah. Masalah baru muncul ketika lahan disekitar perkuburan sudah diambil alih pihak pengembang,” bilangnya.(dik/adz)