SUMUTPOS.CO – Kasus peredaran merica palsu di wilayah Mojokerto, Jatim meluas. Informasi dari konsumen pasar menyebutkan, merica palsu berharga murah tersebut saat ini masih beredar. Sementara itu, seorang pedagang merica palsu di Pasar Bangsal yang kali pertama tepergok menjual bumbu dapur pedas tersebut bungkam soal asal usulnya.
Disperindagpas Mojokerto menyatakan telah berkali-kali menerima informasi soal peredaran merica palsu pasca terungkapnya keberadaan bumbu dapur mencurigakan itu di Pasar Bangsal. ”Dari masyarakat, kami mendapat informasi bahwa peredaran merica palsu masih ada,” ungkap Ida Nuryati, Kasi Metrologi dan Perlindungan Konsumen Disperindagpas Mojokerto kemarin (15/6).
Menurut Ida, keberadaan merica palsu itu meresahkan pedagang dan konsumen. Apalagi, menjelang bulan puasa, transaksi di pasar diperkirakan bakal melonjak. Konsumen tidak ingin mengonsumsi merica palsu yang tidak jelas efek sampingnya bagi tubuh. Pedagang juga merasa dirugikan atas merebaknya merica palsu tersebut.
Disperindagpas masih menunggu hasil uji laboratorium di Surabaya untuk mengetahui kandungan merica palsu itu. Ada informasi bahwa kandungan dalam bumbu dapur palsu tersebut, antara lain, semen. ”Ada juga yang bilang dari tepung,” tutur Ida.
Dari penampakannya, ada dua jenis merica yang diduga palsu tersebut. Selain bulatan berdiameter sekitar 1 milimeter itu berwarna cokelat muda cerah, ada yang berwarna hitam polkadot. Keduanya tidak memiliki serat membujur laiknya merica. Bentuknya juga tidak mulus bulat. Sepintas mirip granula pada butiran pupuk.
Ciri lainnya, tidak ada aroma rempah merica pada granula tersebut. Bila ditaruh dalam air, merica palsu itu justru ambyar alias tak utuh lagi. ”Merica asli biasanya masih utuh kalau dicelupkan ke dalam air,” terang Ida sambil menunjukkan merica palsu kepada media kemarin. (fen/abi/c23/dwi)
SUMUTPOS.CO – Kasus peredaran merica palsu di wilayah Mojokerto, Jatim meluas. Informasi dari konsumen pasar menyebutkan, merica palsu berharga murah tersebut saat ini masih beredar. Sementara itu, seorang pedagang merica palsu di Pasar Bangsal yang kali pertama tepergok menjual bumbu dapur pedas tersebut bungkam soal asal usulnya.
Disperindagpas Mojokerto menyatakan telah berkali-kali menerima informasi soal peredaran merica palsu pasca terungkapnya keberadaan bumbu dapur mencurigakan itu di Pasar Bangsal. ”Dari masyarakat, kami mendapat informasi bahwa peredaran merica palsu masih ada,” ungkap Ida Nuryati, Kasi Metrologi dan Perlindungan Konsumen Disperindagpas Mojokerto kemarin (15/6).
Menurut Ida, keberadaan merica palsu itu meresahkan pedagang dan konsumen. Apalagi, menjelang bulan puasa, transaksi di pasar diperkirakan bakal melonjak. Konsumen tidak ingin mengonsumsi merica palsu yang tidak jelas efek sampingnya bagi tubuh. Pedagang juga merasa dirugikan atas merebaknya merica palsu tersebut.
Disperindagpas masih menunggu hasil uji laboratorium di Surabaya untuk mengetahui kandungan merica palsu itu. Ada informasi bahwa kandungan dalam bumbu dapur palsu tersebut, antara lain, semen. ”Ada juga yang bilang dari tepung,” tutur Ida.
Dari penampakannya, ada dua jenis merica yang diduga palsu tersebut. Selain bulatan berdiameter sekitar 1 milimeter itu berwarna cokelat muda cerah, ada yang berwarna hitam polkadot. Keduanya tidak memiliki serat membujur laiknya merica. Bentuknya juga tidak mulus bulat. Sepintas mirip granula pada butiran pupuk.
Ciri lainnya, tidak ada aroma rempah merica pada granula tersebut. Bila ditaruh dalam air, merica palsu itu justru ambyar alias tak utuh lagi. ”Merica asli biasanya masih utuh kalau dicelupkan ke dalam air,” terang Ida sambil menunjukkan merica palsu kepada media kemarin. (fen/abi/c23/dwi)