25 C
Medan
Tuesday, November 26, 2024
spot_img

Anggaran Bangun Terminal Tak Ada

TRIADI WIBOWO/SUMUT POS PASAR INDUK: Aktivitas pedagang di Pasar Induk, belum lama ini.
TRIADI WIBOWO/SUMUT POS
PASAR INDUK: Aktivitas pedagang di Pasar Induk, belum lama ini.

SUMUTPOS.CO- ORGANISASI Angkutan Darat (Organda) Kota Medan tampaknya harus gigit jari. Pasalnya, tuntutan mereka agar Pemko Medan membangun terminal di Pasar Induk belum dapat direalisasikan dalam waktu dekat.

Tidak tersedianya anggaran yang cukup memadai untuk membangun terminal menjadi persoalan utama. Mengingat setidaknya butuh Rp100 miliar lebih untuk membangun terminal di Pasar Induk.

“Kita tidak punya uang yang cukup, untuk membangun terminal Pasar Induk,” sebut Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Medan, Renward Parapat kepada Sumut Pos, Selasa (8/7) sore.

Renward mengaku, pembangunan terminal Pasar Induk masih dalam tahap pembahasan. Sehingga belum dapat direalisasikan dalam waktu dekat.

Ketika diputuskan untuk membangun terminal tipe A di Pasar Induk, maka anggaran tersebut harus berasal dari Kementrian Perhubungan (Kemenhub) Republik Indonesia.

Sementara itu, pengelolaannya juga akan diambil Kemenhub. Sehingga ada wacana pembangunan terminal itu menjadi tipe B.

“Tapi tetap belum tersedia anggarannya,”imbuhnya.

Mantan Sekretaris Dishub Sumut itu menyebutkan, saat ini pihaknya hanya mengalokasikan anggaran untuk pembangunan pagar yang menjadi pembatas tanah milik Pemko Medan tersebut.

“Pagarnya saja yang kita bangun tahun ini,” lanjutnya.

Meski belum dibangun terminal, Renward mengaku pihaknya sudah mengeluarkan izin trayek ke Pasar Induk kepada sejumlah perusahaan angkutan kota (angkot).

“Izinnya sudah. diberikan, nanti akan masuk juga,” tukasnya.

Ketua Organisasi Angkutan Darat (Organda) Medan, Mont Gomery Munte menyatakan, dirinya sering menerima keluhan dari para supir maupun pemilik angkot yang sudah diberikan izin trayak ke Pasar Induk.

Menurutnya, keluhan utama yang disampaikan para supir itu perihal keamanan. Mengingat, banyaknya pengunjung ke Pasar Induk mulai dini hari sampai pagi.

“Supir angkot masih takut masuk ke dalam (Pasar Induk) karena tidak ada pengamanan dari polisi,” sebutnya.

Dijelaskannya, kondisi pengamanan di Pasar Induk masih belum memadai. Sehingga para supir angkot yang sudah mendapatkan izin trayek lebih memilih untuk tidak mencari penumpang.

Bukan hanya itu, Gomery juga meminta agar Pemko Medan mempercepat proses pembangunan terminal di Pasar Induk. “Dua point penting yang kami inginkan, pertama supir dijamin keamanannya dan dipersiapkan terminal yang layak,” bebernya.

Meski dua keinginan Organda belum dipenuhi, dia mengaku tetap ada angkot yang masuk ke Pasar Induk namun itu hanya di siang hari. Supir angkot, menurutnya seperti semut, dan gulanya itu perumpamaan penumpang.  Sehingga, ketika penumpang ramai, maka supir angkot pun akan hadir.

“Catatannya, itupun kalau penumpang ramai disiang hari. Kalau untuk dinihari, belum bisa diakomodir karena belum ada jaminan keamanan,” tukasnya.(dik/adz)

TRIADI WIBOWO/SUMUT POS PASAR INDUK: Aktivitas pedagang di Pasar Induk, belum lama ini.
TRIADI WIBOWO/SUMUT POS
PASAR INDUK: Aktivitas pedagang di Pasar Induk, belum lama ini.

SUMUTPOS.CO- ORGANISASI Angkutan Darat (Organda) Kota Medan tampaknya harus gigit jari. Pasalnya, tuntutan mereka agar Pemko Medan membangun terminal di Pasar Induk belum dapat direalisasikan dalam waktu dekat.

Tidak tersedianya anggaran yang cukup memadai untuk membangun terminal menjadi persoalan utama. Mengingat setidaknya butuh Rp100 miliar lebih untuk membangun terminal di Pasar Induk.

“Kita tidak punya uang yang cukup, untuk membangun terminal Pasar Induk,” sebut Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Medan, Renward Parapat kepada Sumut Pos, Selasa (8/7) sore.

Renward mengaku, pembangunan terminal Pasar Induk masih dalam tahap pembahasan. Sehingga belum dapat direalisasikan dalam waktu dekat.

Ketika diputuskan untuk membangun terminal tipe A di Pasar Induk, maka anggaran tersebut harus berasal dari Kementrian Perhubungan (Kemenhub) Republik Indonesia.

Sementara itu, pengelolaannya juga akan diambil Kemenhub. Sehingga ada wacana pembangunan terminal itu menjadi tipe B.

“Tapi tetap belum tersedia anggarannya,”imbuhnya.

Mantan Sekretaris Dishub Sumut itu menyebutkan, saat ini pihaknya hanya mengalokasikan anggaran untuk pembangunan pagar yang menjadi pembatas tanah milik Pemko Medan tersebut.

“Pagarnya saja yang kita bangun tahun ini,” lanjutnya.

Meski belum dibangun terminal, Renward mengaku pihaknya sudah mengeluarkan izin trayek ke Pasar Induk kepada sejumlah perusahaan angkutan kota (angkot).

“Izinnya sudah. diberikan, nanti akan masuk juga,” tukasnya.

Ketua Organisasi Angkutan Darat (Organda) Medan, Mont Gomery Munte menyatakan, dirinya sering menerima keluhan dari para supir maupun pemilik angkot yang sudah diberikan izin trayak ke Pasar Induk.

Menurutnya, keluhan utama yang disampaikan para supir itu perihal keamanan. Mengingat, banyaknya pengunjung ke Pasar Induk mulai dini hari sampai pagi.

“Supir angkot masih takut masuk ke dalam (Pasar Induk) karena tidak ada pengamanan dari polisi,” sebutnya.

Dijelaskannya, kondisi pengamanan di Pasar Induk masih belum memadai. Sehingga para supir angkot yang sudah mendapatkan izin trayek lebih memilih untuk tidak mencari penumpang.

Bukan hanya itu, Gomery juga meminta agar Pemko Medan mempercepat proses pembangunan terminal di Pasar Induk. “Dua point penting yang kami inginkan, pertama supir dijamin keamanannya dan dipersiapkan terminal yang layak,” bebernya.

Meski dua keinginan Organda belum dipenuhi, dia mengaku tetap ada angkot yang masuk ke Pasar Induk namun itu hanya di siang hari. Supir angkot, menurutnya seperti semut, dan gulanya itu perumpamaan penumpang.  Sehingga, ketika penumpang ramai, maka supir angkot pun akan hadir.

“Catatannya, itupun kalau penumpang ramai disiang hari. Kalau untuk dinihari, belum bisa diakomodir karena belum ada jaminan keamanan,” tukasnya.(dik/adz)

Previous article
Next article

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/