BINJAI-Sutrisno (44), warga Jalan Platina I, Lingkungan XVI, Kelurahan Titi Papan, Kecamatan Medan Deli, sekarat di Desa Serapit, Kecamatan Serapit, Langkat, Jumat (15/7) pukul 03.00 dini hari. Leher dan kepalanya memar, diduga dihantam benda tumpul.
Penemuan ini sempat menggemparkan warga Serapit. Warga tidak mengenal korban dan langsung menghubungi petugas Polsek Kuala. Kemudian, Sutrisno dilarikan ke RS Indra, Pasar II, Kecamatan Kuala, Kabupetan Langkat.
Namun sayangnya, belum lagi tiba di RS Indra, korban sudah menghembus akan nafas terakhir. Di RS Indra, Kepala Desa dibantu petugas Polsek Kuala, akhirnya membawa korban ke RSU Pringadi Medan, guna menjalani visum.
Sumber Sumut Pos yang bertugas di Kodim 0203/Langkat menyebutkan, korban sehari-harinya diketahui sebagai pemungut barang bekas (tukang botot). Kapolsek Kuala, AKP Turnip, saat dikonfirmasi via selulernya terkait kejadian menyatakan masih mencari motif penganiayaan itu. “Iya, kasus ini sudah kita tangani. Untuk sementara, pelaku masih kita lidik dan kita juga belum tahu apa motifnya. Korban sendiri sudah kita kirim ke RSU Pringadi Medan,” ujar AKP Turnip.
Sementara itu, dua pelaku pembunuh Ketua Pimpinan Anak Cabang (PAC) Pemuda Pancasila, Sopan Perangin-angin (35), berhasil diamankan petugas Polres Langkat yang bekerja sama dengan Polsek Salapian, Jumat (15/7) sekitar pukul 02.00 dini hari.
Kedua tersangka masing-masing Rukun Sinulingga (29) dan Sadakata Perangin-angin (35), keduanya warga Dusun Uruk Sinembah, Kecamatan Kutambaru, Langkat. Mereka diamankan petugas dari kawasan perkebunan PT. LNK (Langkat Nusantara Kepong).
Penangkapan dipimpin langsung kasat Reskrim AKP Aldi Subartono SH SIK didampingi sejumlah personil dan perwira diantaranya Kanit VC Iptu Juriadi Sembiring SH, Kanit Reskrim Polsek Stabat Ipda Firman PA, Kanit Jahtanras Iptu Edi Sukamto dan puluhan anggota Opsnal. Saat ini untuk proses penyelidikan dan pemeriksaan tersangka masih meringkuk disel Polres Langkat.
Keterangan yang dihimpun dari Polres Langkat, menyebutkan, peristiwa itu berawal dari rasa ketersinggungan pelaku terhadap korban. Dimana, korban memang kerap meresahkan warga karena sikapnya yang dikenal arogan dan suka kebut-kebutan setiap kali melintas di perkampungan.(dan)
Dikarenakan korban kerap mengebut, akhirnya putra Sadakata Perangin-angin yakni Gail (3), nyaris ditabrak oleh korban.Waktu itu bocah bawah lima tahun ini sedang asyik bermain di depan rumahnya yang persis menghadap jalan umum di Dusun tersebut.
Namun, korban bukannya mengakui kesilapan, tetapi korban malah marah-marah kepada anak Sadakata Perangin-angin. Setelah itu, Sadakata mengungsikan anaknya ke rumah neneknya di Desa Namu Ukur, Kecamatan Sei Bingei, Langkat, guna menjaga hal-hal yang tak diinginkan.
“Sekitar dua bulan lalu dia hampir menabrak anakku, sudah dia yang salah, malah anakku yang dibentak-bentak, karena malas ribut, saya akhirna menitipkan anakku kerumah neneknya di Namu Ukur, “ ujar Sadakata, seraya menambahkan, kalau mereka sebenarnya sudah terlalu banyak mengalah sama korban (Sopan Perangin-angin, Red), karena malas rebut, tapi dia terus-terusan bersikap arogan seperti itu.
Selain itu, Sadakata juga mengakui, kalau warga setempat banyak yang takut untuk melawan korban. Karena korban sendiri masih menjabat sebagai ketua salah satu Organisasi kepemudaan dan juga dikabarkan tahan tikam senjata tajam (sajam).
Sadakatan menambahkan, kalau korban dan ia masih berhubungan saudara. “Kami ini masih saudara semua. Kalau dituturkan, korban itu memanggil Mama (mertua-red),” ungkapnya.(dan)