24 C
Medan
Tuesday, November 5, 2024
spot_img

Asap Riau Makin Pekat

KABUT ASAP : Jarak pandang yang semakin menipis dikarenakan kabut asap yang menyelimuti Kota Pekanbaru, kian hari kian pekat, Rabu (2/9/2015). Foto : MG2/MIRSHAL/RIAU POS
KABUT ASAP : Jarak pandang yang semakin menipis dikarenakan kabut asap yang menyelimuti Kota Pekanbaru, kian hari kian pekat, Rabu (2/9/2015). Foto : MG2/MIRSHAL/RIAU POS

SUMUTPOS.CO- Kualitas udara di Provinsi Riau, semakin hari semakin memburuk. Asap pekat di mana-mana, hampir tidak ada celah tanpa asap. Provinsi ini seakan ditelan oleh asap. Beberapa daerah di Riau sudah masuk pada taraf berbahaya dan sangat tidak sehat. Kondisi ini, menyebabkan tujuh daerah harus mengambil kebijakan meliburkan sekolah untuk aktivitas belajar mengajar dalam beberapa hari ke depan.

Hingga Rabu (2/9), sudah ada tujuh daerah di Riau yang memutuskan untuk meliburkan murid-murid Paud, TK, SD, maupun SMP. Dari data yang diberikan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Region Sumatera, kondisi terparah di Riau terdapat di Kabupaten Siak dengan indeks angka ISPU 308, hal tersebut berarti kualitas udara yang bercampur asap sudah dalam kategori berbahaya.

Sementara itu, wilayah kedua yang menempati kondisi yang termasuk kedalam kategori sangat berbahaya ialah Kota Pekanbaru, tepatnya di Kecamatan Rumbai. Tidak berbeda jauh dengan Siak, angka ISPU Kecamatan Rumbai mencapai 307.

Untuk itu, Kepala Bagian Tata Usaha Kementerian Lingkungan Hidup, Laura mengimbau kembali kepada masyarakat Riau untuk lebih menjaga kesehatan. Ia menyebutkan, langkah pemerintah untuk meliburkan sekolah sangatlah tepat. Ini dikarenakan anak-anak sangat rentan terserang penyakit disebabkan kondisi udara yang sudah berbahaya. Ia menyarankan, agar para orangtua dapat mengawasi anaknya. “Orangtua perhatikan anaknya agar tetap di rumah selama asap ini,”sebut Laura.

Kadisdik Pekanbaru, Zulfadil menyebutkan keputusan yang diambil ini untuk mengantisipasi dampak kabut asap yang semakin pekat.  ‘’Sudah kita koordinasikan ke instansi terkait dan sudah diputuskan seluruh sekolah untuk meliburkan siswanya karena beberapa hari ini kualitas udara di Pekanbaru sudah dalam kategori tidak sehat,” jelasnya.

Mengenai perpanjangan libur, kata Zulfadil, pihaknya masih akan melihat situasi. Ia mengatakan Disdik Pekanbaru secara rutin meminta laporan kondisi polusi asap dari Badan Lingkungan Hidup Pekanbaru dan kondisi udara pada laporan terakhir menunjukan level tidak sehat.

“Kita akan lihat dulu, apakah udara membaik atau masih tidak sehat, kalau Jumat udara masih sama seperti ini ya kita perpanjang lagi liburnya,” tegasnya.

Begitu juga di Kabupaten Siak, mulai dari Paud, TK, SD, hingga SMP diliburkan. Jarak pandang di daerah ini dalam kisaran 1 Km.  “Kurang aktivitas di luar rumah. Jika keluar, gunakan masker,” saran Bupati Syamsuar.

Dari hasil laporan Satgas Karhutla Siak, kebakaran lahan terjadi di sebagian besar kecamatan di Siak. Petugas pemadam bersama Satgas terus siaga lakukan pemadaman. Kepala Badan Lingkungan Hidup (BLH) Siak, Sadikin SSos mengatakan kualitas udara dampak dari kabut asap dalam dua hari ini buruk. “Angkanya sudah diatas 100 pm,” kata Sadikin. Itu belum lagi kandungan CO2 dan zat lainnya.

Kandungan particular diatas 100 ini sangat membahayakan. Berdampak pada sesak napas, batuk, dan iritasi mata. “Kami sarankan warga pakai alat pelindung,” kata dia.

Beda ketika alat ISPU ada. Indeks kualitas udara dapat diketahui secara mendetail. “Tiga alat ISPU hibah BLH provinsi kondisinya rusak,” kata dia.

Hal yang sama juga dilakukan Pemkab Kuantan Singingi (Kuansing). Pemerintah Kabupaten Kuantan Singingi melalui Dinas Pendidikan Kuantan Singingi, Rabu (2/9), resmi meliburkan siswanya. Terhitung sejak Kamis hingga Sabtu (3-5/9), murid PAUD, TK, SD, hingga SLTP, diliburkan.

“Oleh karena kabut asap yang semakin tebal, sesuai arahan Pak Bupati, terhitung besok (hari ini,Red), murid TK, SD hingga SLTP diliburkan. Sampai Sabtu esok,” kata Plt Kepala Dinas Pendidikan, Jupirman SPd.

Di Kota Duri kondisi ruang udara yang menyelimuti masih dalam keadaan parah. Indeks pencemaran udara masih berada pada level berbahaya bagi kesehatan. Alat pencatat kualitas udara PT CPI di Duri kemarin merilis hasil pemantauan pada pagi hari. Untuk kawasan Duri Camp, indeks pencemaran udara berada pada angka 398 PSI. Sementara di kawasan Duri Field berada pada angka 404 PSI.

Camat Mandau Drs H Hasan Basri MSi mengaku makin risau melihat perkembangan udara di Kota Duri yang semakin buruk saja. “Catatan PT CPI Rabu pagi antara jam 06.00 sampai jam 07.00 menunjukkan indeks pencemaran udara masih sangat mengkhawatirkan. Di Duri Camp 398 PSI. Di Duri Field 404 PSI. Kondisi ini berbahaya sekali bagi kesehatan. Makanya siswa terpaksa diliburkan,” katanya.

Dia berharap kondisi ini segera berakhir secepatnya. Kalau tidak, niscaya berbagai kegiatan masyarakat akan sangat terganggu. Anak sekolah pun tidak bisa belajar seperti biasanya. “Mudah-mudahan hujan bisa turun. Atau kalau tidak, terpaksalah pemerintah kembali membuat hujan buatan,” tambahnya.

Menyikapi hal itu, anggota DPRD Riau, Aherson mengatakan, untuk mengatasi bencana kabut asap ini pihaknya meminta kepada Pemerintah Provinsi Riau untuk berkoordinasi dengan provinsi tetangga yang juga tengah mengalami Karlahut tersebut.

“Tujuannya agar penanganan lebih maksimaldan cepat teratasi,” katanya.

Politisi Demokrat tersebut juga mensinyalir, kabut asap yang saat ini melanda berasal dari kebakaran lahan-lahan milik perusahaan. Untuk itu Pemerintah Provinsi Riau bersama instansi terkait juga harus mengawal perusahaan-perusahaan tersebut.

“Logikanya perusahaanlah yang memiliki izin lebih luas dari pada masyarakat. Kalau masyarakat paling cuma dua atau tiga hektare saja. Kalau perusahaan inikan luas,” paparnya.

Selain tindakan dari Pemerintah Provinsi Riau, pihaknya juga meminta perhatian pemerintah pusat untuk peduli terhadap kondisi Riau yang setiap tahunya dilanda kabut asap. “Kami minta keseriusan pemerintah dalam mengatasi persoalan ini. Jangan hanya saat terjadi kebakaran baru bertindak, tapi upayakan tindakan pencegahan,” ujarnya.

Dengan kondisi kabut asap saat ini, pihaknya juga mengaku sangat khawatir dengan kondisi yang terjadi saat ini di Provinsi Riau. Pasalnya kondisi ekonomi juga tengah melemah, harga sawit yang semakin turun juga dirasa sangat memberatkan masyarakat. “Jangan tambah penderitaan masyarakat lagi, sudah harga sawit dan karet turun, ditambah lagi harus menanggung kabut asap,” tutupnya. (rpg/rbb)

KABUT ASAP : Jarak pandang yang semakin menipis dikarenakan kabut asap yang menyelimuti Kota Pekanbaru, kian hari kian pekat, Rabu (2/9/2015). Foto : MG2/MIRSHAL/RIAU POS
KABUT ASAP : Jarak pandang yang semakin menipis dikarenakan kabut asap yang menyelimuti Kota Pekanbaru, kian hari kian pekat, Rabu (2/9/2015). Foto : MG2/MIRSHAL/RIAU POS

SUMUTPOS.CO- Kualitas udara di Provinsi Riau, semakin hari semakin memburuk. Asap pekat di mana-mana, hampir tidak ada celah tanpa asap. Provinsi ini seakan ditelan oleh asap. Beberapa daerah di Riau sudah masuk pada taraf berbahaya dan sangat tidak sehat. Kondisi ini, menyebabkan tujuh daerah harus mengambil kebijakan meliburkan sekolah untuk aktivitas belajar mengajar dalam beberapa hari ke depan.

Hingga Rabu (2/9), sudah ada tujuh daerah di Riau yang memutuskan untuk meliburkan murid-murid Paud, TK, SD, maupun SMP. Dari data yang diberikan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Region Sumatera, kondisi terparah di Riau terdapat di Kabupaten Siak dengan indeks angka ISPU 308, hal tersebut berarti kualitas udara yang bercampur asap sudah dalam kategori berbahaya.

Sementara itu, wilayah kedua yang menempati kondisi yang termasuk kedalam kategori sangat berbahaya ialah Kota Pekanbaru, tepatnya di Kecamatan Rumbai. Tidak berbeda jauh dengan Siak, angka ISPU Kecamatan Rumbai mencapai 307.

Untuk itu, Kepala Bagian Tata Usaha Kementerian Lingkungan Hidup, Laura mengimbau kembali kepada masyarakat Riau untuk lebih menjaga kesehatan. Ia menyebutkan, langkah pemerintah untuk meliburkan sekolah sangatlah tepat. Ini dikarenakan anak-anak sangat rentan terserang penyakit disebabkan kondisi udara yang sudah berbahaya. Ia menyarankan, agar para orangtua dapat mengawasi anaknya. “Orangtua perhatikan anaknya agar tetap di rumah selama asap ini,”sebut Laura.

Kadisdik Pekanbaru, Zulfadil menyebutkan keputusan yang diambil ini untuk mengantisipasi dampak kabut asap yang semakin pekat.  ‘’Sudah kita koordinasikan ke instansi terkait dan sudah diputuskan seluruh sekolah untuk meliburkan siswanya karena beberapa hari ini kualitas udara di Pekanbaru sudah dalam kategori tidak sehat,” jelasnya.

Mengenai perpanjangan libur, kata Zulfadil, pihaknya masih akan melihat situasi. Ia mengatakan Disdik Pekanbaru secara rutin meminta laporan kondisi polusi asap dari Badan Lingkungan Hidup Pekanbaru dan kondisi udara pada laporan terakhir menunjukan level tidak sehat.

“Kita akan lihat dulu, apakah udara membaik atau masih tidak sehat, kalau Jumat udara masih sama seperti ini ya kita perpanjang lagi liburnya,” tegasnya.

Begitu juga di Kabupaten Siak, mulai dari Paud, TK, SD, hingga SMP diliburkan. Jarak pandang di daerah ini dalam kisaran 1 Km.  “Kurang aktivitas di luar rumah. Jika keluar, gunakan masker,” saran Bupati Syamsuar.

Dari hasil laporan Satgas Karhutla Siak, kebakaran lahan terjadi di sebagian besar kecamatan di Siak. Petugas pemadam bersama Satgas terus siaga lakukan pemadaman. Kepala Badan Lingkungan Hidup (BLH) Siak, Sadikin SSos mengatakan kualitas udara dampak dari kabut asap dalam dua hari ini buruk. “Angkanya sudah diatas 100 pm,” kata Sadikin. Itu belum lagi kandungan CO2 dan zat lainnya.

Kandungan particular diatas 100 ini sangat membahayakan. Berdampak pada sesak napas, batuk, dan iritasi mata. “Kami sarankan warga pakai alat pelindung,” kata dia.

Beda ketika alat ISPU ada. Indeks kualitas udara dapat diketahui secara mendetail. “Tiga alat ISPU hibah BLH provinsi kondisinya rusak,” kata dia.

Hal yang sama juga dilakukan Pemkab Kuantan Singingi (Kuansing). Pemerintah Kabupaten Kuantan Singingi melalui Dinas Pendidikan Kuantan Singingi, Rabu (2/9), resmi meliburkan siswanya. Terhitung sejak Kamis hingga Sabtu (3-5/9), murid PAUD, TK, SD, hingga SLTP, diliburkan.

“Oleh karena kabut asap yang semakin tebal, sesuai arahan Pak Bupati, terhitung besok (hari ini,Red), murid TK, SD hingga SLTP diliburkan. Sampai Sabtu esok,” kata Plt Kepala Dinas Pendidikan, Jupirman SPd.

Di Kota Duri kondisi ruang udara yang menyelimuti masih dalam keadaan parah. Indeks pencemaran udara masih berada pada level berbahaya bagi kesehatan. Alat pencatat kualitas udara PT CPI di Duri kemarin merilis hasil pemantauan pada pagi hari. Untuk kawasan Duri Camp, indeks pencemaran udara berada pada angka 398 PSI. Sementara di kawasan Duri Field berada pada angka 404 PSI.

Camat Mandau Drs H Hasan Basri MSi mengaku makin risau melihat perkembangan udara di Kota Duri yang semakin buruk saja. “Catatan PT CPI Rabu pagi antara jam 06.00 sampai jam 07.00 menunjukkan indeks pencemaran udara masih sangat mengkhawatirkan. Di Duri Camp 398 PSI. Di Duri Field 404 PSI. Kondisi ini berbahaya sekali bagi kesehatan. Makanya siswa terpaksa diliburkan,” katanya.

Dia berharap kondisi ini segera berakhir secepatnya. Kalau tidak, niscaya berbagai kegiatan masyarakat akan sangat terganggu. Anak sekolah pun tidak bisa belajar seperti biasanya. “Mudah-mudahan hujan bisa turun. Atau kalau tidak, terpaksalah pemerintah kembali membuat hujan buatan,” tambahnya.

Menyikapi hal itu, anggota DPRD Riau, Aherson mengatakan, untuk mengatasi bencana kabut asap ini pihaknya meminta kepada Pemerintah Provinsi Riau untuk berkoordinasi dengan provinsi tetangga yang juga tengah mengalami Karlahut tersebut.

“Tujuannya agar penanganan lebih maksimaldan cepat teratasi,” katanya.

Politisi Demokrat tersebut juga mensinyalir, kabut asap yang saat ini melanda berasal dari kebakaran lahan-lahan milik perusahaan. Untuk itu Pemerintah Provinsi Riau bersama instansi terkait juga harus mengawal perusahaan-perusahaan tersebut.

“Logikanya perusahaanlah yang memiliki izin lebih luas dari pada masyarakat. Kalau masyarakat paling cuma dua atau tiga hektare saja. Kalau perusahaan inikan luas,” paparnya.

Selain tindakan dari Pemerintah Provinsi Riau, pihaknya juga meminta perhatian pemerintah pusat untuk peduli terhadap kondisi Riau yang setiap tahunya dilanda kabut asap. “Kami minta keseriusan pemerintah dalam mengatasi persoalan ini. Jangan hanya saat terjadi kebakaran baru bertindak, tapi upayakan tindakan pencegahan,” ujarnya.

Dengan kondisi kabut asap saat ini, pihaknya juga mengaku sangat khawatir dengan kondisi yang terjadi saat ini di Provinsi Riau. Pasalnya kondisi ekonomi juga tengah melemah, harga sawit yang semakin turun juga dirasa sangat memberatkan masyarakat. “Jangan tambah penderitaan masyarakat lagi, sudah harga sawit dan karet turun, ditambah lagi harus menanggung kabut asap,” tutupnya. (rpg/rbb)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/