30 C
Medan
Monday, November 25, 2024
spot_img

Anggita Sari Ngaku Dimasukkan ke Grup Princess agar Konsumen Tertarik

Foto: Jawa Pos Anggita Sari.
Foto: Jawa Pos
Anggita Sari.

SURABAYA, SUMUTPOS.CO – Polisi tidak berhenti pada penangkapan dua mucikari prostitusi online, yang juga “menjajakan” model dewasa Anggita Sari.

Pihak kepolisian masih ingin menggali lebih dalam praktik-praktik sejenis dan modus yang dijalankan kelompok lain. Sebab, polisi yakin mereka terhubung satu sama lain.

Setelah kasus Anggita Sari mencuat, pelaku prostitusi online yang lain kini ekstrahati-hati. Mereka tidak ingin ikut terendus oleh polisi. Petugas meyakini bahwa praktik semacam itu selalu terkoneksi antara satu dan yang lainnya.

“Mereka kan selalu tukar-menukar anak buah,” terang Wakasatreskrim Polrestabes Surabaya Kompol Manang Soebeti, Jumat (11/9).

Mantan Kapolsek Sawahan itu menambahkan, saat ini polisi dan pelaku prostitusi online seperti kucing-kucingan. Para pemainnya tahu bahwa aparat terus mengincar mereka. Sementara itu, kepolisian juga ingin membasmi penyakit masyarakat tersebut.

Dari tukar-menukar anak buah itu, semestinya sesama mucikari saling mengenal. Misalnya, Alen Saputra dan Alfania Tiar yang sudah dekat sebelumnya. Pelaku lainnya punya modus serupa.

Soal keterkaitan kelompok lain dengan grup Princess Management yang dikelola keduanya, polisi memastikan bahwa kemungkinan itu ada. Agar para pelanggan tidak bosan, mereka pasti memperbarui anggotanya. “Anak buah mereka juga dilempar ke kelompok lain,” ucap Manang.

Hal itu diperkuat pengakuan Anggita kepada penyidik. Setelah dipertemukan dengan Alen dan Alfania pada Kamis malam, model cantik tersebut membenarkan bahwa pola mereka seperti itu. Faktanya, Anggita adalah anggota baru di komunitas tersebut dan dimasukkan agar konsumen Princess tertarik.

Anggita bakal terus berstatus saksi. Dalam pembuatan berkas tahap satu yang dikerjakan penyidik, nama model majalah pria dewasa itu diikutsertakan. Keterangannya masih dibutuhkan polisi. “Kemungkinan dia juga akan menjadi saksi di pengadilan,” tegas Manang.

Soal narkoba yang dipakai Anggita, Manang mengatakan bahwa itu adalah kewenangan Satreskoba Polrestabes Surabaya. Berdasar hasil pemeriksaan yang dikirim ke kesatuannya, Anggita memang dinyatakan positif memakai sabu-sabu.

Namun, Manang mengatakan, sejauh ini tidak ada perkembangan berarti. Polisi belum menemukan bukti lain selain tes urine. “Kami butuh dua alat bukti,” katanya. (did/c6/git)

Foto: Jawa Pos Anggita Sari.
Foto: Jawa Pos
Anggita Sari.

SURABAYA, SUMUTPOS.CO – Polisi tidak berhenti pada penangkapan dua mucikari prostitusi online, yang juga “menjajakan” model dewasa Anggita Sari.

Pihak kepolisian masih ingin menggali lebih dalam praktik-praktik sejenis dan modus yang dijalankan kelompok lain. Sebab, polisi yakin mereka terhubung satu sama lain.

Setelah kasus Anggita Sari mencuat, pelaku prostitusi online yang lain kini ekstrahati-hati. Mereka tidak ingin ikut terendus oleh polisi. Petugas meyakini bahwa praktik semacam itu selalu terkoneksi antara satu dan yang lainnya.

“Mereka kan selalu tukar-menukar anak buah,” terang Wakasatreskrim Polrestabes Surabaya Kompol Manang Soebeti, Jumat (11/9).

Mantan Kapolsek Sawahan itu menambahkan, saat ini polisi dan pelaku prostitusi online seperti kucing-kucingan. Para pemainnya tahu bahwa aparat terus mengincar mereka. Sementara itu, kepolisian juga ingin membasmi penyakit masyarakat tersebut.

Dari tukar-menukar anak buah itu, semestinya sesama mucikari saling mengenal. Misalnya, Alen Saputra dan Alfania Tiar yang sudah dekat sebelumnya. Pelaku lainnya punya modus serupa.

Soal keterkaitan kelompok lain dengan grup Princess Management yang dikelola keduanya, polisi memastikan bahwa kemungkinan itu ada. Agar para pelanggan tidak bosan, mereka pasti memperbarui anggotanya. “Anak buah mereka juga dilempar ke kelompok lain,” ucap Manang.

Hal itu diperkuat pengakuan Anggita kepada penyidik. Setelah dipertemukan dengan Alen dan Alfania pada Kamis malam, model cantik tersebut membenarkan bahwa pola mereka seperti itu. Faktanya, Anggita adalah anggota baru di komunitas tersebut dan dimasukkan agar konsumen Princess tertarik.

Anggita bakal terus berstatus saksi. Dalam pembuatan berkas tahap satu yang dikerjakan penyidik, nama model majalah pria dewasa itu diikutsertakan. Keterangannya masih dibutuhkan polisi. “Kemungkinan dia juga akan menjadi saksi di pengadilan,” tegas Manang.

Soal narkoba yang dipakai Anggita, Manang mengatakan bahwa itu adalah kewenangan Satreskoba Polrestabes Surabaya. Berdasar hasil pemeriksaan yang dikirim ke kesatuannya, Anggita memang dinyatakan positif memakai sabu-sabu.

Namun, Manang mengatakan, sejauh ini tidak ada perkembangan berarti. Polisi belum menemukan bukti lain selain tes urine. “Kami butuh dua alat bukti,” katanya. (did/c6/git)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/