24.6 C
Medan
Sunday, January 19, 2025

Yasona Geram, Gayus Tambunan Bakal Di-Nusakambangan-kan

 

Gayus
Gayus

JAKARTA, SUMUTPOS.CO- Menkumham Yasonna Laoly kembali dibuat geregetan dengan munculnya foto terbaru terpidana mafia pajak Gayus Tambunan. Tadinya, hanya beredar foto Gayus yang terlihat makan bersama dua perempuan di sebuah restorann
Pekan lalu, muncul foto mantan pegawai Ditjen Pajak itu sedang menyetir mobil. Atas ulah Gayus tersebut, Yasonna mengatakan, akan memindahkannya.

“Saya mau mempertimbangkan Gayus kami pindahkan aja ke Lapas Nusakambangan,” tegas Yasonna di kompleks Istana Negara, Jakarta, Senin (12/10).

Saat ini Gayus mendekam di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas 1A Sukamiskin, Bandung. Yasonna sempat mewacanakan akan memindahkannya ke Lapas Gunung Sindur, Bogor yang dibuat khusus untuk para terpidana kasus narkoba.

Hal itu disampaikannya saat foto Gayus di restoran beredar di dunia maya. Kini setelah muncul foto kedua, tak tanggung-tanggung menteri asal PDI Perjuangan itu ingin memindahkannya ke Nusakambangan yang lokasinya jauh lebih terpencil.

Yasonna mengakui, foto kedua dibuat di hari yang sama dengan foto sebelumnya. Saat itu, Gayus baru usai menghadiri sidang perceraiannya. Yasonna mengatakan, Gayus memang menyetir mobil, tapi tidak dalam waktu lama yaitu sekitar 10 menit karena restoran yang didatangi penuh sehingga mereka harus berpindah tempat.

Saat itulah, Gayus menyetir mobil. Diakui Yasonna, aksi Gayus itu menjadi kesalahan anak buahnya. “Tapi itu kan anggota saya salah karena tidak membuat protap yang benar. Akan ada hukuman sendiri,” tandas pria asal Sumut tersebut.

Kepala Divisi Pemasyarakatan Kanwil Kemenkumham Jawa Barat, Agus Toyib mengatakan foto terbaru Gayus yang tengah heboh di dunia maya ini merupakan satu rangkaian dengan foto selfie yang dilakukan Gayus sebelumnya.

“Ini kejadiannya sama, saat dia (Gayus) berfoto dengan dua wanita di rumah makan. Sudah teridentifikasi oleh kami dan telah ditindaklanjuti,” kata dia saat dihubungi wartawan, Senin (12/10).

Agus menuturkan tidak akan memproses masalah itu. Alasannya, kejadian tersebut sama dan penindakannya telah dilaksanakan.

“Apa lagi yang harus diproses? Kejadiannya sama dan penindakannya sudah dilakukan dengan mengisolasi Gayus di Gunungsindur (Kabupaten Bogor) dan pemberian sanksi disiplin bagi dua pengawal lapas. Saya kira sudah cukup,” bebernya.

Selanjutnya, Agus mengatakan mengenai tanggapan masyarakat terkait beredarnya kembali foto Gayus itu, pihaknya tidak bisa membatasi sorotan masyarakat. Namun, ia mengimbau agar masalah tersebut tak dibesar-besarkan.

“Jangan sampai ini jadi sesuatu yang lucu. Sanksi kepada pengawal lapas dan Gayus sudah cukup berat, jangan dihebohkan lagi,” ujarnya.

Dirjen Lembaga Pemasyarakatan Kemenkumham I Wayan Dusek mengatakan dirinya tidak tahu adanya foto Gayus yang tengah menyetir itu.

“Saya justru baru tahu hari Sabtu, itu juga karena ada anak buah yang lapor,” ujar Wayan lewat telepon, Senin (12/10).

Wayan mengatakan pada Sabtu (10/10), ia sedang libur sehingga tidak tahu beredarnya foto Gayus yang sedang menyetir mobil bersama seorang wanita. Pada Sabtu malam, ia mendapat laporan dari seorang anak buahnya.

Foto Gayus itu beredar setelah diposting seorang blogger bernama Tante Liza di salah satu blog. Di dalam foto tersebut juga terpampang seorang wanita yang tampak sedang berada satu mobil dengan Gayus yang sedang mengemudi mobil.

Anggota Komisi III DPR Dwi Ria Latifah menyebut, idealnya petugas harus terdidik, terlatih untuk menjadi petugas yang punya kedisiplinan, integritas.

“Bukan sekadar menerima pegawai asal. Cukup lewat online, atau memenuhi syarat untuk menjadi pegawai,” kata Ria dalam diskusi “Bebas Lepas di Lapas” di Cikini, Jakarta.

Ria menjelaskan, yang paling penting adalah kebijakan dari Menteri Hukum dan HAM, Dirjen Lembaga Permasyarakatan, hingga Kepala Lapas. Para pimpinan juga harus bisa memberikan contoh bagi bawahannya.

“Jadi saya ingin katakan kalau seandainya dari atas katakan stop. Sama sekali tidak ada privilage untuk siapapun. Dan kemudian Dirjen Lapas terjemahkan yang sama, sampai Kalapas juga begitu. Kalapas juga tidak buka ruang untuk hak spesial di luar prosedur hukum. Saya rasa semua berjalan baik. Kalau sedikit dibuka ruang hubungan emosional, alasan pemaaf, ditambah ada gratifikasi jadi dia seperti ini,” papar Ria. (flo/jpnn/bbs/val)

 

Gayus
Gayus

JAKARTA, SUMUTPOS.CO- Menkumham Yasonna Laoly kembali dibuat geregetan dengan munculnya foto terbaru terpidana mafia pajak Gayus Tambunan. Tadinya, hanya beredar foto Gayus yang terlihat makan bersama dua perempuan di sebuah restorann
Pekan lalu, muncul foto mantan pegawai Ditjen Pajak itu sedang menyetir mobil. Atas ulah Gayus tersebut, Yasonna mengatakan, akan memindahkannya.

“Saya mau mempertimbangkan Gayus kami pindahkan aja ke Lapas Nusakambangan,” tegas Yasonna di kompleks Istana Negara, Jakarta, Senin (12/10).

Saat ini Gayus mendekam di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas 1A Sukamiskin, Bandung. Yasonna sempat mewacanakan akan memindahkannya ke Lapas Gunung Sindur, Bogor yang dibuat khusus untuk para terpidana kasus narkoba.

Hal itu disampaikannya saat foto Gayus di restoran beredar di dunia maya. Kini setelah muncul foto kedua, tak tanggung-tanggung menteri asal PDI Perjuangan itu ingin memindahkannya ke Nusakambangan yang lokasinya jauh lebih terpencil.

Yasonna mengakui, foto kedua dibuat di hari yang sama dengan foto sebelumnya. Saat itu, Gayus baru usai menghadiri sidang perceraiannya. Yasonna mengatakan, Gayus memang menyetir mobil, tapi tidak dalam waktu lama yaitu sekitar 10 menit karena restoran yang didatangi penuh sehingga mereka harus berpindah tempat.

Saat itulah, Gayus menyetir mobil. Diakui Yasonna, aksi Gayus itu menjadi kesalahan anak buahnya. “Tapi itu kan anggota saya salah karena tidak membuat protap yang benar. Akan ada hukuman sendiri,” tandas pria asal Sumut tersebut.

Kepala Divisi Pemasyarakatan Kanwil Kemenkumham Jawa Barat, Agus Toyib mengatakan foto terbaru Gayus yang tengah heboh di dunia maya ini merupakan satu rangkaian dengan foto selfie yang dilakukan Gayus sebelumnya.

“Ini kejadiannya sama, saat dia (Gayus) berfoto dengan dua wanita di rumah makan. Sudah teridentifikasi oleh kami dan telah ditindaklanjuti,” kata dia saat dihubungi wartawan, Senin (12/10).

Agus menuturkan tidak akan memproses masalah itu. Alasannya, kejadian tersebut sama dan penindakannya telah dilaksanakan.

“Apa lagi yang harus diproses? Kejadiannya sama dan penindakannya sudah dilakukan dengan mengisolasi Gayus di Gunungsindur (Kabupaten Bogor) dan pemberian sanksi disiplin bagi dua pengawal lapas. Saya kira sudah cukup,” bebernya.

Selanjutnya, Agus mengatakan mengenai tanggapan masyarakat terkait beredarnya kembali foto Gayus itu, pihaknya tidak bisa membatasi sorotan masyarakat. Namun, ia mengimbau agar masalah tersebut tak dibesar-besarkan.

“Jangan sampai ini jadi sesuatu yang lucu. Sanksi kepada pengawal lapas dan Gayus sudah cukup berat, jangan dihebohkan lagi,” ujarnya.

Dirjen Lembaga Pemasyarakatan Kemenkumham I Wayan Dusek mengatakan dirinya tidak tahu adanya foto Gayus yang tengah menyetir itu.

“Saya justru baru tahu hari Sabtu, itu juga karena ada anak buah yang lapor,” ujar Wayan lewat telepon, Senin (12/10).

Wayan mengatakan pada Sabtu (10/10), ia sedang libur sehingga tidak tahu beredarnya foto Gayus yang sedang menyetir mobil bersama seorang wanita. Pada Sabtu malam, ia mendapat laporan dari seorang anak buahnya.

Foto Gayus itu beredar setelah diposting seorang blogger bernama Tante Liza di salah satu blog. Di dalam foto tersebut juga terpampang seorang wanita yang tampak sedang berada satu mobil dengan Gayus yang sedang mengemudi mobil.

Anggota Komisi III DPR Dwi Ria Latifah menyebut, idealnya petugas harus terdidik, terlatih untuk menjadi petugas yang punya kedisiplinan, integritas.

“Bukan sekadar menerima pegawai asal. Cukup lewat online, atau memenuhi syarat untuk menjadi pegawai,” kata Ria dalam diskusi “Bebas Lepas di Lapas” di Cikini, Jakarta.

Ria menjelaskan, yang paling penting adalah kebijakan dari Menteri Hukum dan HAM, Dirjen Lembaga Permasyarakatan, hingga Kepala Lapas. Para pimpinan juga harus bisa memberikan contoh bagi bawahannya.

“Jadi saya ingin katakan kalau seandainya dari atas katakan stop. Sama sekali tidak ada privilage untuk siapapun. Dan kemudian Dirjen Lapas terjemahkan yang sama, sampai Kalapas juga begitu. Kalapas juga tidak buka ruang untuk hak spesial di luar prosedur hukum. Saya rasa semua berjalan baik. Kalau sedikit dibuka ruang hubungan emosional, alasan pemaaf, ditambah ada gratifikasi jadi dia seperti ini,” papar Ria. (flo/jpnn/bbs/val)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/