30 C
Medan
Monday, November 25, 2024
spot_img

Bawa Print Tabungan, Nikita Mirzani: Tak Ada Transferan

Nikita Mirzani
Nikita Mirzani

SUMUTPOS.CO – Saat mengelar jumpa pers, Sabtu (12/12), Nikita Mirzani ngotot menegaskan kalau dirinya bukanlah artis ‘siap pakai’, seperti yang banyak diberitakan. Soal uang Rp65 juta yang kabarnya dia terima dari hasil prostitusi online, hal itu dibantahnya. Ibu dua anak ini membuktikannya dengan membawa print transferan di buku tabungannya.

“Tidak ada transferan uang ke rekening Niki, bisa dibuktikan dari buku tabungan yang aku print,” kata Niki sembari memperlihatkan beberapa lembar print-an buku tabungan miliknya.

Mengenai pria yang berada di hotel bersamanya saat penggrebekan Kamis (10/12) malam, serta dua terduga mucikari Ronald Rumagit alias Onat dan Ferry Okviansyah, Nikita mengaku tidak mengenal mereka.

“Pihak-pihak lain, aku nggak kenal. Kalau dibilang Ferry itu manajer Niki, itu bukan. Aku nggak pernah komunikasi dan nggak pernah tahu mereka,” terangnya.

Kasus prostitusi papan atas ini juga diperkirakan berpotensi semakin heboh. Pasalnya, terungkap banyak pejabat dan direktur perusahaan nasional yang menjadi konsumen artis penjual diri tersebut. Dari handphone Onat dan Ferry terdeteksi para pejabat tersebut memesan ‘service’ para artis.

Saat penangkapan Nikita dan Puty di Hotel Kempinski, Jakarta, awalnya polisi menyamar menjadi konsumen dan memesan pada Onat dan Ferry. Lalu. Kedua artis tersebut datang ke kamar yang berbeda di hotel tersebut. Saat ditangkap, keduanya dalam keadaan ‘setengah berbusana’.

Dari kedua mucikari dan dua artis ini disita sejumlah barang, di antaranya handphone, kondom, kuitansi hotel, dan uang sebesar Rp7 juta. “CCTV hotel juga diambil untuk barang bukti,” papar Kasubdit III Direktorat Tindak Pidana Umum (Dittipidum) Bareskrim, Kombes Umar Fana.

Polisi menduga Ferry adalah manajer dari kedua artis. Sedangkan Onat merupakan kaki tangan Ferry. Berbagai pihak menduga Onat ini adalah salah satu mantan vokalis dari sebuah band yang sempat dikenal. “Keduanya menjadi tersangka dan tengah ditahan di Bareskrim,” jelasnya.

Sesuai keterangan dua orang mucikari, untuk bisa mendapatkan pelayanan dari Nikita Mirzani, harus merogoh kocek senilai Rp65 juta. Untuk Puty harganya juga tidak begitu jauh, Rp50 juta. Harga puluhan juta itu juga hanya untuk ‘short time’ selama tiga jam. Dari uang sebesar itu, biasanya mucikari mendapatkan jatah mencapai Rp10 juta.

“Rp10 juta untuk mucikari, sisanya artisnya,” terangnya.

Menurut dia, dari pemeriksaan handphone Onat dan Ferry diketahui ada banyak konsumen prostitusi artis tersebut. Melalui aplikasi chatting diketahui ada konsumen yang merupakan direktur perusahaan swasta nasional hingga pejabat perbankan nasional.

“Pejabat memang ada, tapi tidak bisa disebutkan. Kami masih mendalaminya, handphone juga diperiksa di Pudlabfor. Yang pasti ada komunikasi antara pejabat dengan tersangka yang dijerat tindak pidana perdagangan orang,” jelasnya ditemui di depan kantor Bareskrim, kemarin. (chi/flo/idr/jpnn/val)

Nikita Mirzani
Nikita Mirzani

SUMUTPOS.CO – Saat mengelar jumpa pers, Sabtu (12/12), Nikita Mirzani ngotot menegaskan kalau dirinya bukanlah artis ‘siap pakai’, seperti yang banyak diberitakan. Soal uang Rp65 juta yang kabarnya dia terima dari hasil prostitusi online, hal itu dibantahnya. Ibu dua anak ini membuktikannya dengan membawa print transferan di buku tabungannya.

“Tidak ada transferan uang ke rekening Niki, bisa dibuktikan dari buku tabungan yang aku print,” kata Niki sembari memperlihatkan beberapa lembar print-an buku tabungan miliknya.

Mengenai pria yang berada di hotel bersamanya saat penggrebekan Kamis (10/12) malam, serta dua terduga mucikari Ronald Rumagit alias Onat dan Ferry Okviansyah, Nikita mengaku tidak mengenal mereka.

“Pihak-pihak lain, aku nggak kenal. Kalau dibilang Ferry itu manajer Niki, itu bukan. Aku nggak pernah komunikasi dan nggak pernah tahu mereka,” terangnya.

Kasus prostitusi papan atas ini juga diperkirakan berpotensi semakin heboh. Pasalnya, terungkap banyak pejabat dan direktur perusahaan nasional yang menjadi konsumen artis penjual diri tersebut. Dari handphone Onat dan Ferry terdeteksi para pejabat tersebut memesan ‘service’ para artis.

Saat penangkapan Nikita dan Puty di Hotel Kempinski, Jakarta, awalnya polisi menyamar menjadi konsumen dan memesan pada Onat dan Ferry. Lalu. Kedua artis tersebut datang ke kamar yang berbeda di hotel tersebut. Saat ditangkap, keduanya dalam keadaan ‘setengah berbusana’.

Dari kedua mucikari dan dua artis ini disita sejumlah barang, di antaranya handphone, kondom, kuitansi hotel, dan uang sebesar Rp7 juta. “CCTV hotel juga diambil untuk barang bukti,” papar Kasubdit III Direktorat Tindak Pidana Umum (Dittipidum) Bareskrim, Kombes Umar Fana.

Polisi menduga Ferry adalah manajer dari kedua artis. Sedangkan Onat merupakan kaki tangan Ferry. Berbagai pihak menduga Onat ini adalah salah satu mantan vokalis dari sebuah band yang sempat dikenal. “Keduanya menjadi tersangka dan tengah ditahan di Bareskrim,” jelasnya.

Sesuai keterangan dua orang mucikari, untuk bisa mendapatkan pelayanan dari Nikita Mirzani, harus merogoh kocek senilai Rp65 juta. Untuk Puty harganya juga tidak begitu jauh, Rp50 juta. Harga puluhan juta itu juga hanya untuk ‘short time’ selama tiga jam. Dari uang sebesar itu, biasanya mucikari mendapatkan jatah mencapai Rp10 juta.

“Rp10 juta untuk mucikari, sisanya artisnya,” terangnya.

Menurut dia, dari pemeriksaan handphone Onat dan Ferry diketahui ada banyak konsumen prostitusi artis tersebut. Melalui aplikasi chatting diketahui ada konsumen yang merupakan direktur perusahaan swasta nasional hingga pejabat perbankan nasional.

“Pejabat memang ada, tapi tidak bisa disebutkan. Kami masih mendalaminya, handphone juga diperiksa di Pudlabfor. Yang pasti ada komunikasi antara pejabat dengan tersangka yang dijerat tindak pidana perdagangan orang,” jelasnya ditemui di depan kantor Bareskrim, kemarin. (chi/flo/idr/jpnn/val)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/