Andro, begitu sapaan akrabnya dipanggil. Remaja dengan nama lengkap Andro Dewantoro Noegroho merupakan kelahiran Medan pada 14 Februari 1998 ini menjelma menjadi atlet tenis lapangan dengan segudang prestasi di usia yang masih terbilang muda.
Dia merupakan anak bungsu(terakhir) dari tiga bersaudara. Meskipun lahir di medan, namun pada akhirnya dia bisa membawa nama kota Tegal melalui prestasi di bidang olahraga yaitu tenis lapangan. Perlu diketahui juga, dia bersama keluarga pindah ke Tegal sekitar tahun 2006 ketika ayahnya yang bertindak sebagai General Manager Bank Mandiri dipindahtugaskan ke sini.
Sebelumnya TK – kelas 3 SD di Bandung. Jadi bisa dikatakan, di Medan dia hanya numpang lahir. Kota Tegal pula lah yang membuat Andro mulai mengenal olahraga tenis lapangan. “Di sini, saya sering ikut mamah latihan. Lama kelamaan saya pun tertarik dengan ini dan pada akhirnya di ajarkan oleh mamah” ucapnya yang ditemui pada kamis malam (4/2).
Menurut ibunya, Andro itu berbeda dengan kakak – kakaknya. Meskipun mereka juga bisa bermain tenis lapangan juga namun Andro pada saat itu sudah memegang raket yang diperuntukan untuk orang dewasa. “Jadi, dia kalau suka sesuatu(permainan tenis lapangan) maunya dia juga megang yang beneran (sama dengan ibunya)” sambung Ibu Merry.
Sejak saat itu, beliau mulai mengajari Andro bermain tenis lapangan. Karena bakatnya yang semakin terlihat, Ibu Merry menggunakan pelatih untuk melatih Andro bermain tenis lapangan. “Namanya Pak Purnomo, beliau sudah mengajari anak saya bermain sejak kelas 4 SD sampai sekarang” tambahnya. Makanya tak heran saat pindah rumah di Tegal, Andro maunya rumah yang dekat dengan lapangan jadi bisa setiap hari latihan.
Prestasi awalnya adalah ketika dia masih duduk di kelas 5 SD dengan menjuarai tingkat POPDA, beberapa juga ada yang tingkat nasional. Sampai sekarang, remaja yang saat ini kuliah di jurusan Ekonomi Manajaemen Unnes (Universitas Negeri Semarang) angkatan 2015 ini masih mempertahankan prestasinya.
Terakhir dia berhasil meraih Juara 3 Beregu kelas mahasiswa yang diselenggarakan di Universitas Negeri Yogyakarta (UNY). Tak hanya itu, dia mennjadi juara di tiga kategori pada gelaran Soft Tennis yang di gelar pada 2-6 Desember 2015, di antaranya Juara 1 Tunggal Putra Yunior, Juara 2 ganda Putra Yunior, dan Juara 3 Ganda Putra Senior.
Perlu diketahui juga bahwa soft tenis ini merupakan kejuaraan baru di Indonesia dan baru diadakan satu kali di Jakarta tepatnya di Tenis Indoor Senayan. Dirinya mewakili kontingen Jawa Tengah dalam kategori beregu.” Perbedaanya terletak pada bola dan raketnya dari tenis lapangan” timpalnya.
Lebih lanjut dirinya juga pernah mengikuiti kompetisi dengan level internasional bernama AGS di Jakarta kelas Yunior namun sayang dirinya kalah saat qualification. Sementara di kancah nasional, dirinya pernah menduduki rangking 3 nasional di kejuaran KU (Kelompok Umur) – 16.
Saat ini, remaja yang akan genap berusia 18 tahun pada 14 Februari ini sedang mempersiapkan untuk masuk dalam seleksi Pekan Olahraga Nasional (PON) dan masuk Tim PON untuk mewakili kontingen Jawa Tengah tanggal 26-28 Februari. Tak heran dia sedang mengintefsikan latihan setiap hari kecuali hari selasa pada pagi dan sore.
Rinciannya, pagi latihan selama satu jam kemudian saat sore latihan bersama klub tenis Tegal (SFTC). Terlepas untuk persiapan seleksi PON, dalam waktu dekat tepatnya tanngal 9 – 14 Februari dirinya akan mengkiuti sebuah kompetisi tenis lapangan yang bertajuk “NASSAU” dalam Liga Tenis Senior Nasional di Purwokerto tepatnya di kawasan Gor Satria.
Namun demikian, meskipun mempunyai segudang prestasi di bidang olahraga khususnya tenis lapangan, prospek kedepan yang akan ia tempuh adalah kerja di perbankan karena ingin kembali pada cita – cita semula. “Inginnya bisa menjadi General Manager Bank seperti almarhum Papah” harapnya. (oji-mg/jpnn/don)