SUMTUPOS.CO – Aplikasi populer WhatsApp dilaporkan sedang terlibat perjuangan melawan pemerintah Amerika seperti yang dilakukan perusahaan komputer Apple menyangkut proses enkripsinya.
Menurut harian The New York Times, hakim federal telah mengizinkan pemantauan pesan-pesan lewat aplikasi milik Facebook dalam penyelidikan kejahatan, tapi adanya enkripsi mempersulit hal itu.
Sebagian pejabat ingin agar perusahaan itu membuka informasi terkait kasus tertentu, tapi tidak jelas apakah itu bisa dilakukan.
Apple telah diminta untuk membantu para penyelidik membaca enkripsi iPhone milik salah seorang penembak San Bernardino.
WhatsApp diyakini mempunya hampir satu miliar pengguna aktif tapi harian New York Times itu mengatakan pendiri WhatsApp, Jan Koum menentang keras pemantauan karena ia berasal dari Ukraina yang dulu dikuasai Uni Soviet.
Rincian kasus itu tidak diketahui tapi dilaporkan tidak terkait aksi terror.
Bulan ini di Brazil, seorang eksekutif Facebook dipenjara karena perselisihan serupa di mana pihak berwenang Brazil ingin membaca pesan-pesan elektronik dalam kasus penyelundupan narkoba.
Twitter, Facebook dan Google juga mengatakan mereka mendukung Apple dan menentang pembuatan apa yang disebut pintu belakang untuk memantau peralatan mereka.
Dalam jajak pendapat, warga Amerika terpecah mengenai apa yang harus dilakukan Apple. (my/ii/VOA)
SUMTUPOS.CO – Aplikasi populer WhatsApp dilaporkan sedang terlibat perjuangan melawan pemerintah Amerika seperti yang dilakukan perusahaan komputer Apple menyangkut proses enkripsinya.
Menurut harian The New York Times, hakim federal telah mengizinkan pemantauan pesan-pesan lewat aplikasi milik Facebook dalam penyelidikan kejahatan, tapi adanya enkripsi mempersulit hal itu.
Sebagian pejabat ingin agar perusahaan itu membuka informasi terkait kasus tertentu, tapi tidak jelas apakah itu bisa dilakukan.
Apple telah diminta untuk membantu para penyelidik membaca enkripsi iPhone milik salah seorang penembak San Bernardino.
WhatsApp diyakini mempunya hampir satu miliar pengguna aktif tapi harian New York Times itu mengatakan pendiri WhatsApp, Jan Koum menentang keras pemantauan karena ia berasal dari Ukraina yang dulu dikuasai Uni Soviet.
Rincian kasus itu tidak diketahui tapi dilaporkan tidak terkait aksi terror.
Bulan ini di Brazil, seorang eksekutif Facebook dipenjara karena perselisihan serupa di mana pihak berwenang Brazil ingin membaca pesan-pesan elektronik dalam kasus penyelundupan narkoba.
Twitter, Facebook dan Google juga mengatakan mereka mendukung Apple dan menentang pembuatan apa yang disebut pintu belakang untuk memantau peralatan mereka.
Dalam jajak pendapat, warga Amerika terpecah mengenai apa yang harus dilakukan Apple. (my/ii/VOA)