28 C
Medan
Monday, October 21, 2024
spot_img

Inilah Pernyataan Pihak Keluarga Setelah Ridsdel Dieksekusi Abu Sayyaf,

John Ridsdel. Foto: twitter/national post
John Ridsdel. Foto: twitter/national post

SUMUTPOS.CO- JOHN Ridsdel, warga Kanada, telah dieksekusi kelompok teroris Abu Sayyyaf.

Bob Rae, salah seorang teman Ridsdel, mengecam aksi Abu Sayyaf terhadap rekannya. Padahal, menurut dia, sudah ada pembicaraan tentang uang tebusan.

’’Jelas ada perbincangan tentang uang. Tapi, memang bukan oleh pemerintah Kanada atau pemerintah Norwegia, melainkan oleh keluarga empat sandera tersebut,’’ paparnya. Karena itu, dia menyayangkan pembunuhan Ridsdel.

Lewat sebuah pernyataan tertulis, keluarga besar Ridsdel mengungkapkan kekecewaan mereka terhadap Abu Sayyaf.

’’Mengapa kehidupannya harus berakhir tragis dengan cara keji seperti ini saat kami sedang berupaya keras untuk membawanya pulang ke rumah lagi?’’ ungkap mereka.

Pernyataan senada diungkapkan TVI Pacific, perusahaan pertambangan tempat Ridsdel dulu berkarir.

Sebulan setelah penculikan, kelompok militan tersebut merilis sebuah video yang berisi tuntutan tebusan untuk empat nyawa sandera. Abu Sayyaf meminta tebusan USD 80 juta atau sekitar Rp 105 miliar.

Pada 15 April 2016, Abu Sayyaf kembali merilis video tentang tuntutan tersebut.

Mereka mengundur waktu penebusan hingga 25 April 2016. Bila tidak dipenuhi, mereka mengancam membunuh sandera. Ancaman itu pun benar terjadi.(byu/bil/mia/AFP/Reuters/CNN/hep/c5/kim/sam/jpnn)

John Ridsdel. Foto: twitter/national post
John Ridsdel. Foto: twitter/national post

SUMUTPOS.CO- JOHN Ridsdel, warga Kanada, telah dieksekusi kelompok teroris Abu Sayyyaf.

Bob Rae, salah seorang teman Ridsdel, mengecam aksi Abu Sayyaf terhadap rekannya. Padahal, menurut dia, sudah ada pembicaraan tentang uang tebusan.

’’Jelas ada perbincangan tentang uang. Tapi, memang bukan oleh pemerintah Kanada atau pemerintah Norwegia, melainkan oleh keluarga empat sandera tersebut,’’ paparnya. Karena itu, dia menyayangkan pembunuhan Ridsdel.

Lewat sebuah pernyataan tertulis, keluarga besar Ridsdel mengungkapkan kekecewaan mereka terhadap Abu Sayyaf.

’’Mengapa kehidupannya harus berakhir tragis dengan cara keji seperti ini saat kami sedang berupaya keras untuk membawanya pulang ke rumah lagi?’’ ungkap mereka.

Pernyataan senada diungkapkan TVI Pacific, perusahaan pertambangan tempat Ridsdel dulu berkarir.

Sebulan setelah penculikan, kelompok militan tersebut merilis sebuah video yang berisi tuntutan tebusan untuk empat nyawa sandera. Abu Sayyaf meminta tebusan USD 80 juta atau sekitar Rp 105 miliar.

Pada 15 April 2016, Abu Sayyaf kembali merilis video tentang tuntutan tersebut.

Mereka mengundur waktu penebusan hingga 25 April 2016. Bila tidak dipenuhi, mereka mengancam membunuh sandera. Ancaman itu pun benar terjadi.(byu/bil/mia/AFP/Reuters/CNN/hep/c5/kim/sam/jpnn)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/