NICE, SUMUTPOS.CO – Sudah tidak ada monyet lagi yang duduk di punggung Spanyol. Atau dengan kata lain tidak ada lagi beban yang menggelayut di pundak penggawa La Furia Roja – julukan Spanyol. Karena, hanya sial pada laga pertama setiap major tournament-lah yang paling ditakuti juara bertahan Euro tersebut. Tidak untuk laga kedua Grup D Euro 2016, dini hari nanti WIB.
Setelah susah payah mengalahkan Republik Ceko 1-0 (13/6), sekarang ganti Turki yang menanti di Allianz Riviera, Nice. ”Turki tidak akan seperti Ceko. Saya yakin mereka (Turki) tidak akan bermain bertahan. Ayolah bermain terbuka,” koar bek kiri Spanyol, Jordi Alba, sebagaimana yang dikutip dalam Associated Press.
”Kami tidak perlu berubah. Karena melawan Ceko pun kami sudah mampu menciptakan banyak peluang. Spanyol akan tetap mempertahankan gaya permainan ball possession-nya, dan semoga di laga berikutnya (melawan Turki) kami bisa kembali menang,” imbuh bek yang bernama lengkap Jordi Alba Ramos tersebut.
Berkaca dari pengalaman laga pertama, Vicente Del Bosque perlu mencari cara untuk menusuk pertahanan lawan. Berdasarkan statistik Whoscored, sisi kiri Spanyol yang dikomandani Alba bermain lebih dominan. Dengan dominasi serangan sampai 42 persen, terlalu riskan jika kembali bergantung di sisi tersebut.
Pasalnya, begitu sisi tersebut dimatikan, maka kran serangan yang dilakukan Sergio Ramos dkk pun bakal mampat. Makanya, Lokomotiva – julukan Ceko – ketika itu sampai berhasil mengisolasi 72 persen penguasaan bola Spanyol dengan hanya melakukan lima kali shots on target! ”Tinggal berharap kami bisa mencetak gol secepatnya,” cetus Alba.
Dalam laporannya, Marca melaporkan bahwa Del Bosque tetap memainkan formasi 4-3-3-nya yang sekilas mirip 4-1-4-1. Oleh Marca, skema permainan tersebut disebut sebagai Spanyol Jilid 2. Di komposisinya, nyaris tidak berbeda dengan 4-3-3 ala Spanyol selama ini. Yang membedakan itu adalah posisi Sergio Busquets sebagai poros tunggal.
Sementara Andres Iniesta berdiri sejajar dengan David Silva, Cesc Fabregas dan Nolito. Striker di depan akan jadi pilihan antara Alvaro Morata atau Aritz Aduriz. Skema 4-1-4-1 ini tidak berfungsi di hadapan permainan defensive Ceko. Berdasarkan analisis Alvaro Roca dalam tulisannya di Marca, Del Bosque harus membuat sedikit perubahan.
Terutama untuk lini tengah ke depan. Untuk menjaga keseimbangan menyerang dan bertahan, di lini tengah bisa dipertimbangkan Koke dan Thiago Alcantara untuk dimasukkan ke dalam line up. ”Dan yang lebih krusial lagi, dengan permainan menyerang Turki maka akan ada lubang di tengah yang bisa dimanfaatkan Spanyol. Di situlah peran pemain-pemain pelari seperti Pedro dan Lucas Vazquez mampu berkontribusi,” ulasnya.
Di atas kertas, Spanyol diunggulkan memenangi laga ini. Selain dari sisi teknis, begitu juga dari sisi non teknisnya. Turki pun tidak punya tradisi untuk mengalahkan Spanyol. Kali terakhir, Turki bsia menang atas Spanyol pada kualifikasi Piala Dunia 1954 silam. ”Inilah momentum yang terbaik kami untuk lolos ke fase berikutnya (16 Besar),” klaim Aduriz.
Fatih Terim sebagai nahkoda Turki tidak merasa salah mengaplikasikan permainan menyerang setelah strategi itu seperti makan tuan. Satu-satunya yang bisa diambil pelajaran oleh Terim dari hasil kekalahan 0-1 atas Kroasia adalah kelengahan pertahanannya. ”Tapi, saya tegaskan, kami sama sekali tidak meminta pemain kami untuk duduk manis di garis pertahanan,” tegas Terim.
Sebaliknya, pelatih yang sudah melewati dua kali Euro bersama Turki itu menegaskan timnya siap menyerang balik Spanyol. ”Kami tidak akan biarkan Spanyol bermain-main di daerah pertahanan kami. Tunggu saja kami akan semakin banyak menekan pertahanan mereka, itu yang saya katakan ke pemain kami,” imbuhnya. (ren/adz)