SEI BAMBAN, SUMUTPOS.CO – Peringatan bagi para orangtua yang memiliki anak gadis. Khususnya yang masih sekolah. Baiknya lebih kritis ketika si anak mengenakan seragam ketat atau rok sekolah di atas lutut.
Setidaknya itu bisa menekan kemungkinan putri Anda bernasib seperti Amoy—nama samaran. Sesuai laporan yang diterima Polres Sergai, siswi kelas 2 SMP ini mengaku telah 4 kali digas alias disetubuhi sopir angkot Rajawali, berinisial Al.
Tiap kali beraksi, pria berusia 30 tahun itu mengeksekusi korban di dalam angkot. Lokasi favoritnya adalah areal perkebunan kelapa sawit. Suksesnya Al menggagahi Amoy bukannya tanpa pengorbanan. Walau pengorbanannya sangat tidak sesuai dengan yang diperolehnya.
Kasus ‘tali air’ ini bermula dari seringnya Amoy menaiki angkot yang dikemudian Al, tiap kali pergi ke sekolah. Saking seringnya, pelaku sampai hafal jadwal korban menunggu angkot. Kebiasaan lainnya, ABG yang menetap di Desa PON ini kerap duduk di bangku depan (dekat sopir).
Karena telah sering mengobrol di sepanjang perjalanan, keduanya pun menjadi akrab. Saking akrabnya, belakangan Al menggratiskan ongkos Amoy tiap kali menumpang angkotnya. Dan itu disambut baik oleh korban.
Diluar dugaan, ternyata ada niat terselubung di balik sikap baik sopir berusia 30 tahun tersebut. Awalnya, dia mengajak korban jalan-jalan ke tempat keramaian. Belakangan, sopir asal Dusun IV, Desa Sei Bamban, Kecamatan Sei Bamban, Sergai, ini membawanya ke areal perkebunan sawit.
Nah, di lokasi itulah pertama kali pelaku menggas Amoy. Sejak itu, lokasi serupa lah dijadikan lapak jika ingin bersetubuh. Pengakuan korban, setidaknya dia telah 4 kali melayani Al di areal sunyi tersebut. Merasa telah memiliki Amoy, Al pun semakin berani. Dengan PeDe-nya dia sering mengantar korban sampai rumah jika terlambat pulang.
Karena keseringan, ibu korban pun mulai menaruh curiga. Terlebih, Al terlihat sudah sangat dewasa. Belakangan, Amoy diinterogasi perihal hubungannya dengan Al.
Dengan polosnya, Amoy mengaku dekat dengan Al. Bahkan, dia mengungkap perihal persetubuhan yang telah mereka lakoni. Dasar itulah, Amoy langsung dibawa ke Polres untuk membuat pengaduan.
Puncaknya, tak butuh waktu lama bagi polisi untuk menciduk Al. Pria tersebut diamankan dari kediamannya tanpa perlawanan berarti.
Kepada penyidik, Al mengakui perbuatannya. Namun dia menegaskan bahwa itu dilakukan tanpa paksaan. Bahkan dengan bangganya, Al mengatakan, setelah persetubuhan pertama, justru Amoy lah yang mengajaknya berhubungan intim.
“Aku mulai tertarik karena pahanya (Amoy) sering tersentuh olehnya tiap kali mengover persneling. Dan dia sama sekali tidak pernah marah. Pas kuajak raon, dia mau aja. Makanya aku melakukannya,” kata Al.
“Kami memang sudah melakukannya lebih dari sekali. Tapi itu karena dia yang mengajak. Kalau tidak diajaknya, aku juga nggak mau. Kalau dia (Amoy) kepingin dan memaksaku, baru lah kubawa dia ke areal sawit,” beber Al dengan bangga. (cr-4/ras)