
SUMUTPOS.CO — Kasus indikasi 12 atlet memakai doping pada Pekan Olahraga Nasional (PON) 2016 cukup menggemparkan olahraga Indonesia. Namun, KONI Sumatera Utara memastikan atlet Sumut bersih dari doping.
HAL itu dipastikan Ketua Harian KONI Sumut John Ismadi Lubis kepada Sumut Pos, Rabu (30/11) malam WIB. “Saya belum tahu atlet-atlet dari daerah-daerah mana saja yang terindikasi menggunakan doping tersebut, tapi hingga kini belum ada semacam pemberitahuan kepada KONI Sumut kalau memang ada atlet kita yang terindikasi menggunakan doping,” ungkapnya.
John menjelaskan, indikasi doping sebenarnya sudah diketahui begitu pertandingan selesai. Sebab setiap atlet yang bertanding harus melakukan tes doping usai pertandingan. “Bisanya kalau ada indikasi doping, panitia akan memberitahukan kepada kontingen,” paparnya.
Ditambahkan, dalam kasus doping ada dua kemungkinan. Pertama adalah faktor tidak sengaja dan sengaja. “Kalau tidak sengaja, bisa saja terkandung dalam makanan yang dikonsumsi atlet. Sedangkan kalau sengaja, memang ada kecurangan,” sebutnya.
KONI Sumut disebut mengutuk keras penggunakan doping di PON 2016 tersebut. Karena itu, dia meminta kepada panitia untuk mengusut tuntas kasus ini. “Kalau memang ada faktor sengaja, bukan hanya atlet dihukum, pelatih juga harus dihukum,” tegasnya.
Sebelumnya, Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga (Kadispora) Jawa Barat, Yudha Saputra menjelaskan, 12 atlet yang terindikasi doping itu berasal dari tujuh provinsi, yakni Jawa barat, Jawa tengah, Aceh, Kepulauan Riau, Bengkulu, dan Bangka Belitung.
“Kalau dari hasil laporan laboratorium India itu, Jawa Barat ada empat atlet, Jawa tengah tiga atlet, sementara provinsi lainnya masing-masing hanya satu atlet. Sementara untuk cabornya dari menembak, binaraga, angkat besi, dan berkuda,” sebutnya.
Namun soal nama atlet, Yudha belum bersedia. “Kami belum bisa menjelaskan nama-nama atlet tersebut. Masih menunggu pertemuan dulu antara LADI dan Kemenpora terkait hal ini. Setelah itu mereka yang akan mengumumkan siapa saja atletnya itu,” kata Yudha.
Meski begitu, Yudha menyayangkan kejadian ini terjadi juga pada para atletnya. Sampai Gubernur Jabar Ahmad Heryawan akhirnya mengeluarkan peringatan keras, tidak akan mencairkan bonus kepada atlet Jabar terbukti doping.
“Jabar saat ini cukup tegas. Jika terbukti doping ya sesuai aturan saja maka medali akan dicabut, bonus juga tidak diberikan. Bapak Gubernur Jabar langsung mengatakan itu. Tetapi jika ternyata saat banding atlet itu lolos (tidak kena doping) maka kami akan berikan haknya,” pungkasnya. (bbs/dek)

