26 C
Medan
Saturday, November 23, 2024
spot_img

Bayi Korban Perdagangan Anak Dalam Kondisi Baik

Penanganan kesehatan dilakukan secara khusus, terutama untuk dua bayi yang menderita anemia dan batuk.(Ain/Sumut Pos)
Penanganan kesehatan dilakukan secara khusus, terutama untuk dua bayi yang menderita anemia dan batuk.(Ain/Sumut Pos)

MEDAN, SUMUTPOS.CO  -Empat bayi korban pedagangan anak (trafficking) yang dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Pirngadi Medan dalam kondisi baik. Kendati begitu penanganan kesehatan tetap dilakukan secara khusus, terutama untuk dua bayi yang menderita anemia dan batuk.

Agar tidak menular ke bayi lainnya, kini kedua bayi tersebut dipindahkan ke Ruang Anak 3; Neonati Tanjung. “Sebelumnya seorang bayi memang sudah dirawat di ruang anak 3 karena anemia, tapi tadi dokter menyarankan agar bayi yang beratnya sekitar 4 kilogram itu dipindahkan ke ruang anak 3 karena batuk dan sesak nafas, batuknya seperti batuk orang dewasa,” kata Nurlia, Kepala Tim Perawat Ruang Neonati Tanjung kepada wartawan, Kamis (8/12) siang. Meskipun begitu secara umum bayi yang berjenis kelamin perempuan itu cukup kuat minum susu. Bayi-bayi yang belum diberi nama itu dapat menghabiskan 70 cc susu, setiap pertiga jamnya. Selain itu, disebut Nurlia kalau bayi itu tidak rewel. Hanya saja kedua bayi itu sulit tertidur di saat penyakit batuknya kambuh. “Seperti ini dia tertidur nyenyak, namun kalau batuknya kambuh dia terbangun dan sulit untuk kembali tidur,” tambah Nurlia.

Sedangkan untuk kedua bayi yang juga dirawat di ruang Neonati Tanjung, kondisinya baik. Keduanya juga dapat menghabiskan 50 sampai 60 cc susu setiap pertiga jamnya. Keduanya juga tidak rewel. Meskipun begitu kesehatan keduanya tetap dipantau Dokter Spesialis Anak.

“Kebutuhan susu dan lainnya, masih diberi bantuan oleh pegawai di sini, termasuk perawatnya, dokternya, dan struktural lainnya, seperti Pak Edison,” terang Nurlia.

Terpisah, Kasubbag Hukum dan Humas RSUD dr Pirngadi Medan, Edison Peranginangin mengungkapkan kalau pihaknya membuka diri untuk menerima bantuan untuk kebutuhan keempat bayi itu. Mengingat, tidak ada anggaran khusus untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari keempat  bayi korban trafficking itu.

Disinggung soal adanya pihak yang mengaku sebagai orangtua keempat bayi itu, dikatakan Edison sejauh ini belum ada. Edison mengaku kalau pun ada yang mengaku sebagai orangtua dari keempat bayi itu tentu akan terlebih dahulu berkoordinasi dengan kepolisian dalam hal penanganan kasus traffickingnya. “Mengingat banyak hal yang harus dipenuhi, terlebih hal ini terkait dengan pelanggaran hokum,” ungkap Edison.

Diketahui sebelumnya, keempat bayi itu  masuk ke Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUD dr Pirngadi Medan pada Selasa (6/12) sekitar pukul 20.53 WIB. Dalam pemeriksaan, tiga bayi di antaranya dibawa ke ruang Neonati Tanjung guna mendapat perawatan khusus.

Pantauan Sumut Pos, terlihat dua bayi yang dirawat di ruang Neonati, tertidur lelap di boks yang disediakan. Sementara seorang bayi, terlihat tidak tidur dan digendong oleh seorang Perawat. Tiga di antara empat bayi itu secara umum sudah dalam kondisi sehat. Baik dua bayi yang sedang tidur, terlihat sangat nyenyak. Begitu juga bayi yang tidak tidur, tampak begitu tenang.

Sementara, terangka Ayen pebisnis jual beli bayi sengaja menyewa rumah di Komplek Bumi Marelan Permai Medan Marelan, untuk mengelabui petugas. Sindikat ini, diketahui setelah dua bulan menyewa rumah untuk dijadikan sebagai tempat penyimpanan bayi.

Penanganan kesehatan dilakukan secara khusus, terutama untuk dua bayi yang menderita anemia dan batuk.(Ain/Sumut Pos)
Penanganan kesehatan dilakukan secara khusus, terutama untuk dua bayi yang menderita anemia dan batuk.(Ain/Sumut Pos)

MEDAN, SUMUTPOS.CO  -Empat bayi korban pedagangan anak (trafficking) yang dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Pirngadi Medan dalam kondisi baik. Kendati begitu penanganan kesehatan tetap dilakukan secara khusus, terutama untuk dua bayi yang menderita anemia dan batuk.

Agar tidak menular ke bayi lainnya, kini kedua bayi tersebut dipindahkan ke Ruang Anak 3; Neonati Tanjung. “Sebelumnya seorang bayi memang sudah dirawat di ruang anak 3 karena anemia, tapi tadi dokter menyarankan agar bayi yang beratnya sekitar 4 kilogram itu dipindahkan ke ruang anak 3 karena batuk dan sesak nafas, batuknya seperti batuk orang dewasa,” kata Nurlia, Kepala Tim Perawat Ruang Neonati Tanjung kepada wartawan, Kamis (8/12) siang. Meskipun begitu secara umum bayi yang berjenis kelamin perempuan itu cukup kuat minum susu. Bayi-bayi yang belum diberi nama itu dapat menghabiskan 70 cc susu, setiap pertiga jamnya. Selain itu, disebut Nurlia kalau bayi itu tidak rewel. Hanya saja kedua bayi itu sulit tertidur di saat penyakit batuknya kambuh. “Seperti ini dia tertidur nyenyak, namun kalau batuknya kambuh dia terbangun dan sulit untuk kembali tidur,” tambah Nurlia.

Sedangkan untuk kedua bayi yang juga dirawat di ruang Neonati Tanjung, kondisinya baik. Keduanya juga dapat menghabiskan 50 sampai 60 cc susu setiap pertiga jamnya. Keduanya juga tidak rewel. Meskipun begitu kesehatan keduanya tetap dipantau Dokter Spesialis Anak.

“Kebutuhan susu dan lainnya, masih diberi bantuan oleh pegawai di sini, termasuk perawatnya, dokternya, dan struktural lainnya, seperti Pak Edison,” terang Nurlia.

Terpisah, Kasubbag Hukum dan Humas RSUD dr Pirngadi Medan, Edison Peranginangin mengungkapkan kalau pihaknya membuka diri untuk menerima bantuan untuk kebutuhan keempat bayi itu. Mengingat, tidak ada anggaran khusus untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari keempat  bayi korban trafficking itu.

Disinggung soal adanya pihak yang mengaku sebagai orangtua keempat bayi itu, dikatakan Edison sejauh ini belum ada. Edison mengaku kalau pun ada yang mengaku sebagai orangtua dari keempat bayi itu tentu akan terlebih dahulu berkoordinasi dengan kepolisian dalam hal penanganan kasus traffickingnya. “Mengingat banyak hal yang harus dipenuhi, terlebih hal ini terkait dengan pelanggaran hokum,” ungkap Edison.

Diketahui sebelumnya, keempat bayi itu  masuk ke Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUD dr Pirngadi Medan pada Selasa (6/12) sekitar pukul 20.53 WIB. Dalam pemeriksaan, tiga bayi di antaranya dibawa ke ruang Neonati Tanjung guna mendapat perawatan khusus.

Pantauan Sumut Pos, terlihat dua bayi yang dirawat di ruang Neonati, tertidur lelap di boks yang disediakan. Sementara seorang bayi, terlihat tidak tidur dan digendong oleh seorang Perawat. Tiga di antara empat bayi itu secara umum sudah dalam kondisi sehat. Baik dua bayi yang sedang tidur, terlihat sangat nyenyak. Begitu juga bayi yang tidak tidur, tampak begitu tenang.

Sementara, terangka Ayen pebisnis jual beli bayi sengaja menyewa rumah di Komplek Bumi Marelan Permai Medan Marelan, untuk mengelabui petugas. Sindikat ini, diketahui setelah dua bulan menyewa rumah untuk dijadikan sebagai tempat penyimpanan bayi.

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/