26.7 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Bank Sumut Fokus Perkuat Bisnis di Wilayah Sendiri

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Program transformasi Bank Pembangunan Daerah (BPD) yang diluncurkan pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi), hingga kini masih terus bergulir. Program yang diluncurkan sejak 26 Mei 2015 lalu tersebut, bertujuan agar BPD memberikan kontribusi lebih terhadap pembangunan daerah. Karena itu, BPD diharapkan dapat merajai pangsa pasar di daerahnya. Untuk itu, Bank Sumut yang merupakan satu bagian dari BPD fokus memperkuat bisnis di wilayahnya sendiri.

Direktur Utama (Dirut) PT Bank Sumut, Edie Rizliyanto mengungkapkan, memperkuat bisnis di wilayah sendiri dilakukan dengan masuk ke berbagai sektor, seperti infrastruktur, pendidikan, kesehatan, pertanian dan perkebunan, serta perikanan, termasuk sektor UMKM.

“Kami ditargetkan pada era masyarakat ekonomi ASEAN (MEA) ini hingga 2020, agar bank asing tidak bisa lagi mengambil pasar di daerah. Hal ini berarti, BPD harus mengusai semua market share di wilayahnya, termasuk Bank Sumut. Maka dari itu, kami memperkuat pasar bisnis di daerah,” tutur Edie, saat pemaparan hasil kinerja selama 2016 di Gedung Bank Sumut Lantai 3 Jalan Imam Bonjol Medan, Rabu (11/1) lalu.

Lebih lanjut Edie mengatakan, selain mengembangkan sektor bisnis di Sumut, pihaknya akan membuka 7 kantor cabang baru. Sebab, Sumut memiliki potensi bisnis perbankan menjanjikan, yang dibuktikan cukup banyaknya bank-bank berdiri termasuk milik asing. “Dengan semangat pemerintahan Jokowi-JK, BPD itu harus 70 persen produktif dan 30 persen konsumtif. Karena, BPD ini sudah ada roadmap-nya untuk bertransformasi. Jadi, ke depan BPD-BPD itu akan memiliki standar opersional prosedur (SOP) yang sama, dan kini BPD berjumlah 27 bank,” bebernya.

Ia juga menyebutkan, terkait program transformasi BPD, perbankan BUMN mau di-holding. Selanjutnya, bank-bank syariah pemerintah akan digabungkan. “Transformasi BPD ini, satu bentuk SOP-nya yakni teller online. Dengan adanya transformasi tersebut, tidak perlu lagi masuk ke provinsi lain. Seumpamanya ada nasabah Bank Sumut ingin transaksi dengan Bank Papua, itu hanya pindah buku saja, bukan transfer lagi menggunakan kliring. Jadi, SOP atau standar layanan perbankannya sama,” jelas Edie.

Edie mengatakan, layanan perbankan transformasi tersebut saat ini sedang dalam proses, dan roadmap-nya sudah ada 2017, 2020, serta 2024. Namun, kini baru 15 BPD dari 27 yang sudah berproses. “Butuh waktu, dan sekarang proses meletakkan dasar terlebih dulu sampai 2020, demi percepatan pertumbuhan. Kemudian, pada 2024 menjadi bank yang 3K, yakni kuat, kontributif, dan kompetitif. Selain itu, BPD menjadi bank nomor dua terbesar di Indonesia dari segi aset. Kini aset grup BPD sudah mencapai di atas Rp500 triliun. Itulah tujuannya dari transformasi, dan benar-benar dikawal Otoritas Jasa Keuangan (OJK) langsung,” katanya.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Program transformasi Bank Pembangunan Daerah (BPD) yang diluncurkan pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi), hingga kini masih terus bergulir. Program yang diluncurkan sejak 26 Mei 2015 lalu tersebut, bertujuan agar BPD memberikan kontribusi lebih terhadap pembangunan daerah. Karena itu, BPD diharapkan dapat merajai pangsa pasar di daerahnya. Untuk itu, Bank Sumut yang merupakan satu bagian dari BPD fokus memperkuat bisnis di wilayahnya sendiri.

Direktur Utama (Dirut) PT Bank Sumut, Edie Rizliyanto mengungkapkan, memperkuat bisnis di wilayah sendiri dilakukan dengan masuk ke berbagai sektor, seperti infrastruktur, pendidikan, kesehatan, pertanian dan perkebunan, serta perikanan, termasuk sektor UMKM.

“Kami ditargetkan pada era masyarakat ekonomi ASEAN (MEA) ini hingga 2020, agar bank asing tidak bisa lagi mengambil pasar di daerah. Hal ini berarti, BPD harus mengusai semua market share di wilayahnya, termasuk Bank Sumut. Maka dari itu, kami memperkuat pasar bisnis di daerah,” tutur Edie, saat pemaparan hasil kinerja selama 2016 di Gedung Bank Sumut Lantai 3 Jalan Imam Bonjol Medan, Rabu (11/1) lalu.

Lebih lanjut Edie mengatakan, selain mengembangkan sektor bisnis di Sumut, pihaknya akan membuka 7 kantor cabang baru. Sebab, Sumut memiliki potensi bisnis perbankan menjanjikan, yang dibuktikan cukup banyaknya bank-bank berdiri termasuk milik asing. “Dengan semangat pemerintahan Jokowi-JK, BPD itu harus 70 persen produktif dan 30 persen konsumtif. Karena, BPD ini sudah ada roadmap-nya untuk bertransformasi. Jadi, ke depan BPD-BPD itu akan memiliki standar opersional prosedur (SOP) yang sama, dan kini BPD berjumlah 27 bank,” bebernya.

Ia juga menyebutkan, terkait program transformasi BPD, perbankan BUMN mau di-holding. Selanjutnya, bank-bank syariah pemerintah akan digabungkan. “Transformasi BPD ini, satu bentuk SOP-nya yakni teller online. Dengan adanya transformasi tersebut, tidak perlu lagi masuk ke provinsi lain. Seumpamanya ada nasabah Bank Sumut ingin transaksi dengan Bank Papua, itu hanya pindah buku saja, bukan transfer lagi menggunakan kliring. Jadi, SOP atau standar layanan perbankannya sama,” jelas Edie.

Edie mengatakan, layanan perbankan transformasi tersebut saat ini sedang dalam proses, dan roadmap-nya sudah ada 2017, 2020, serta 2024. Namun, kini baru 15 BPD dari 27 yang sudah berproses. “Butuh waktu, dan sekarang proses meletakkan dasar terlebih dulu sampai 2020, demi percepatan pertumbuhan. Kemudian, pada 2024 menjadi bank yang 3K, yakni kuat, kontributif, dan kompetitif. Selain itu, BPD menjadi bank nomor dua terbesar di Indonesia dari segi aset. Kini aset grup BPD sudah mencapai di atas Rp500 triliun. Itulah tujuannya dari transformasi, dan benar-benar dikawal Otoritas Jasa Keuangan (OJK) langsung,” katanya.

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/