SUMUTPOS.CO – Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi (Kabidbinpres) PP PBSI Susy Susanti mengakui jika tunggal putri Indonesia terkesan manja dan mudah menyerah. Karena itu, ke depan Susi berharap agar pemain tunggal putri harus memiliki jiwa petarung melalui pembenahan mental bertanding.
“Jangan mudah menyerah dan karena itu harus memilki jiwa petarung.Memang tidak mudah, tapi saya yakin dapat melakukannya,” ujar Susy Susanti kepada Indopos (Jawa Pos Gorup) di sela RAT KOI, akhir pekan kemarin.
Dia mengungkapkan, meningkatkan pretasi sektor tunggal putri memang lebih berat. Karena alasan pula, dirinya belum menemukan pelatih yang pas untuk menangani Gregoria Mariska dan kawan-kawan. Ada beberapa nama pelatih yang diajukan seperti, Ivana Lie, Mia Audina, Ferawati Fajrin, serta Liu Chung Sia.
“Tapi, semuanya belum memenuhi standar yang saya inginkan. Minimal kualitasya selevel dengan saya,” ujar perraih medali emas Olimpiade Bercelona 1992.
Saat ini, Susy dibantu Minarti Timur menangani langsung sektor tunggal putri. Selain soal tekhnis, Susi juga memberikan pelatihan mental kepada para atlet. Bahkan, Susi secara bergantian memangil satu- persatu anak asuhnya. “Satu persatu para atlet saya panggil, bukan hanya soal teknis tapi juga mental saya benahi,” katanya.
Terbukti Minarti yang menjabat Pelatih Pelatnas PBSI khususnya tunggal putri tak membebani target kepada dua atletnya, Hanna Ramadini dan Gregoria Mariska, di ajang Asia Mixed Team Championships 2017.
Minarti hanya berharap, Hanna dan Gregoria bisa tampil maksimal, serta mampu mengeluarkan hasil dari latihannya selama ini. “Saya tidak memberikan target khusus. Pokoknya anak-anak bisa tampil bagus dan mengeluarkan semua kemampuannya. Target mereka adalah bisa main maksimal di sini,” ujar Minarti ditemui usai sesi latihan di Nguyen Du Cultural Sport Club, Ho Chi Minh, Vietnam.
“Di sini mereka ditugaskan untuk menambah kepercayaan diri, bertemu pemain-pemain bagus, serta menambah pengalaman dalam pertandingan,” tambah Minarti.(bam/ira/jpg/don)