MEDAN, SUMUTPOS.CO – Panglima Kodam I/Bukit Barisan, Mayjen TNI Cucu Somantri bertekad menangani narkoba di Sumut. Cara penanganannya dengan menggunakan taktik dan strategi perang. Hal itu dilakukan karena narkoba merupakan bagian dari perang, sehingga penanganannya harus luar biasa.
” Ini perlu didiskusikan untuk unsur TNI-Polri. Bagaimana pengawasan ini. Jangan kalah kita sama para gembong narkoba, ” ujar Pangdam saat memberi sambutan pada Serah Terima Jabatan (Sertijab) Pangdam I/BB di Lapangan Makodam I/BB, Jalan Gatot Subroto, Medan Sunggal, Rabu (9/3) pagi.
Pangdam menjelaskan narkoba merupakan satu langkah untuk melumpuhkan bangsa Indonesia. Oleh karena itu, TNI-Polri sebagai Pilar keamanan dirembesi agar terkontaminasi, di luar cara sistematis dan masif terhadap generasi muda, bahkan generasi baru lahir. “Kita harus sadari itu. Bagaimana bangsa ini bisa berdaulat dan kuat, kalau aparatnya terkontaminasi, ” sebutnya.
Lebih lanjut, dia mengatakan, jika tahun 2030 Indonesia akan mendapat bonus demografi, yakni besarnya jumlah usia produktif. Tapi disisi lainnya banyak pihak berusaha untuk melemahkan, dengan merusak generasi muda.
” Bagaimana generasi muda kita nanti memimpin Bangsa ini. Jangan sampai pada tahun 2030, hanya melamun, lihat kiri dan kanan saja. Untuk itu, mari kita resapi bahwa ini bahaya, ” ujar Pangdam mengakhiri.
MEDAN, SUMUTPOS.CO – Panglima Kodam I/Bukit Barisan, Mayjen TNI Cucu Somantri bertekad menangani narkoba di Sumut. Cara penanganannya dengan menggunakan taktik dan strategi perang. Hal itu dilakukan karena narkoba merupakan bagian dari perang, sehingga penanganannya harus luar biasa.
” Ini perlu didiskusikan untuk unsur TNI-Polri. Bagaimana pengawasan ini. Jangan kalah kita sama para gembong narkoba, ” ujar Pangdam saat memberi sambutan pada Serah Terima Jabatan (Sertijab) Pangdam I/BB di Lapangan Makodam I/BB, Jalan Gatot Subroto, Medan Sunggal, Rabu (9/3) pagi.
Pangdam menjelaskan narkoba merupakan satu langkah untuk melumpuhkan bangsa Indonesia. Oleh karena itu, TNI-Polri sebagai Pilar keamanan dirembesi agar terkontaminasi, di luar cara sistematis dan masif terhadap generasi muda, bahkan generasi baru lahir. “Kita harus sadari itu. Bagaimana bangsa ini bisa berdaulat dan kuat, kalau aparatnya terkontaminasi, ” sebutnya.
Lebih lanjut, dia mengatakan, jika tahun 2030 Indonesia akan mendapat bonus demografi, yakni besarnya jumlah usia produktif. Tapi disisi lainnya banyak pihak berusaha untuk melemahkan, dengan merusak generasi muda.
” Bagaimana generasi muda kita nanti memimpin Bangsa ini. Jangan sampai pada tahun 2030, hanya melamun, lihat kiri dan kanan saja. Untuk itu, mari kita resapi bahwa ini bahaya, ” ujar Pangdam mengakhiri.