MEDAN- Sebagai perusahaan yang telah memiliki sertifikasi RSPO (Roundtable Sustainable Palm Oil) dibeberapa kebun dan pabrik kelapa sawit, dan bahkan menjadi BUMN pertama penerima sertifikasi bidang pengelolaan bisnis sawit berkelanjutan, PTPN III dengan penuh komitmen terus menerus melakukan sosialisasi kepada setiap stake holdernya.
Kali ini, Selasa (16/8), PTPN III menggelar sosialisasi kepada 18 outgrower yaitu para pemasok TBS (Tandan Buah Segar) ke PKS Sisumut, PKS Aek Nabara Selatan, PKS Sei Baruhur, PKS PIR Aek Raso dan PKS Aek Torop di Aula Kantor Direksi Medan.
Kepala Bagian TI&TB/CMR Ir Marisi Butar-butar SH MM, mengatakan bahwa sosialisasi ini dimaksudkan untuk menciptakan, kegiatan ini untuk memberi pemahaman persepsi terhadap persyaratan RSPO kepada para pemasok. “Acara ini bagian dari obligation, semacam kewajiban perusahaan untuk membina para stake holdernya,” katanya.
Demikian pula Arnold Sipahutar SE, Kepala Urusan Transformasi Bisnis, juga mengharapkan, nantinya para pemasok TBS melakukan hal yang sama kepada para petani sawit yang menjual TBS kepada mereka.
“Ini sangat penting dilakukan karena kita ingin bisnis ini sesuai dengan prinsip 3P yaitu people, planet dan profit. Bisnis sawit harus memiliki sensitifitas terhadap hak sosial, keberlanjutan bisnis yang ramah lingkungan dan tentu saja mempunyai keuntungan yang menjanjikan,” ujarnya.
Tio Handoko ST MM dan Budiarjo Ikhwan SE, staf Urusan Transformasi Bisnis dalam paparan materinya kepada para peserta pertemuan mengatakan, latar belakang berdirinya RSPO karena adanya tuntutan permintaan produk minyak nabati yang harus ramah lingkungan dan ramah secara sosial. Adanya global warning issue sehingga sangat penting menerapkan aspek greening the supply chain. Adanya kekhawatiran maraknya pembukaan hutan dan potensi hilangnya keanekaragaman hayati yang semakin marak terjadi di industri perkelapa sawitan sehingga diduga adanya potensi keterkaitan kerusakan hutan dan ekspansi industri sawit oleh kelompok pecinta ling kungan hidup. Selain itu, adanya kesempatan perkebunan untuk meningkatkan efisiensi, daya saing dan profit. (ndi)ndi)