30 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

5 Balita Terkena Gizi Buruk

Ilustrasi

MARELAN, SUMUTPOS.CO -Kasus gizi buruk, masih dialami warga di Medan Marelan. Selama lima bulan terakhir ini, tercatat ada 5 anak balita mengalami kurang gizi. Pemberian asupan gizi dan makanan tambahan, dilakukan petugas medis puskesmas setempat.

“Sejak Januari – Mei 2017, tercatat sebanyak 5 orang balita korban gizi buruk ditemukan. Kasusnya sudah ditangani petugas kesehatan kita,” ujar dr Surya Pulungan M.Kes, Kepala UPT Puskesmas Medan Marelan, Jumat (12/5) kemarin.

Surya menjelaskan, penyebab gizi buruk karena faktor langsung, seperti suatu penyakit atau infeksi gizi kurang. Sedangkan, faktor tidak langsung dipicu oleh pola asuh anak serta kurangnya pengetahuan ibu juga bisa menjadi penyebab munculnya gizi buruk.

“Jika pengetahuan ibu dalam mengasuh anak baik, maka gizi anak akan baik. Contohnya, tetap menjaga lingkungan bersih dan makanan higienis. Tapi, akar masalah gizi buruk adalah kemiskinan atau keterbatasan ekonomi,” katanya.

Soal gizi buruk, lanjutnya, tidak cuma hanya masalah kesehatan. Akan tetapi harus ditanggulangi bersama dengan pihak terkait seperti badan ketahanan pangan. Disamping pelayanan kesehatan mesti berperan dalam pemantauan gizi anak.

“Di tahun 2016, kasus gizi buruk di Marelan yang kita tangani ada 7 orang. Pola penanganannya, mulai dari perbaikan gizi menjadi gizi kurang, sampai ke status gizi baik atau normal,” ungkap Surya.

Untuk meminimalisir penyakit gizi buruk, pihak Dinas Kesehatan Medan melalui puskesmas, kader posyandu serta dibantu Kepling melakukan pengecekan secara langsung ke permukiman warga. “Posyandu juga tetap melakukan pencatatan ada tidaknya kasus gizi buruk. Salah satunya dengan menimbang naik turunnya berat badan balita. Itu merupakan awal dari pencegahan,” pungkasnya.(rul/ila)

Ilustrasi

MARELAN, SUMUTPOS.CO -Kasus gizi buruk, masih dialami warga di Medan Marelan. Selama lima bulan terakhir ini, tercatat ada 5 anak balita mengalami kurang gizi. Pemberian asupan gizi dan makanan tambahan, dilakukan petugas medis puskesmas setempat.

“Sejak Januari – Mei 2017, tercatat sebanyak 5 orang balita korban gizi buruk ditemukan. Kasusnya sudah ditangani petugas kesehatan kita,” ujar dr Surya Pulungan M.Kes, Kepala UPT Puskesmas Medan Marelan, Jumat (12/5) kemarin.

Surya menjelaskan, penyebab gizi buruk karena faktor langsung, seperti suatu penyakit atau infeksi gizi kurang. Sedangkan, faktor tidak langsung dipicu oleh pola asuh anak serta kurangnya pengetahuan ibu juga bisa menjadi penyebab munculnya gizi buruk.

“Jika pengetahuan ibu dalam mengasuh anak baik, maka gizi anak akan baik. Contohnya, tetap menjaga lingkungan bersih dan makanan higienis. Tapi, akar masalah gizi buruk adalah kemiskinan atau keterbatasan ekonomi,” katanya.

Soal gizi buruk, lanjutnya, tidak cuma hanya masalah kesehatan. Akan tetapi harus ditanggulangi bersama dengan pihak terkait seperti badan ketahanan pangan. Disamping pelayanan kesehatan mesti berperan dalam pemantauan gizi anak.

“Di tahun 2016, kasus gizi buruk di Marelan yang kita tangani ada 7 orang. Pola penanganannya, mulai dari perbaikan gizi menjadi gizi kurang, sampai ke status gizi baik atau normal,” ungkap Surya.

Untuk meminimalisir penyakit gizi buruk, pihak Dinas Kesehatan Medan melalui puskesmas, kader posyandu serta dibantu Kepling melakukan pengecekan secara langsung ke permukiman warga. “Posyandu juga tetap melakukan pencatatan ada tidaknya kasus gizi buruk. Salah satunya dengan menimbang naik turunnya berat badan balita. Itu merupakan awal dari pencegahan,” pungkasnya.(rul/ila)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/