GUNUNGSITOLI, SUMUTPOS.CO – Adalah Lestarman Gulo, Direktur PT Sahabat Rajawali Grup bakal dilaporkan ke polisi. Pasalnya kontraktor tersebut mengucapkan kata-kata tidak senonoh yang ditujukan kepada seorang warga melalui salah seorang wartawan Media Online saat melakukan konfirmasi terkait proyeknya.
Diduga, Lestarman Gulo merasa terusik karena kualitas proyeknya di Sifalaete Desa Sisobahili Tabaloho menuju Desa Lasara Bahili, disorot masyarakat setempat. Lestarman Gulo lalu mengucapkan kata-kata kotor kepada Ama Candra Harefa, warga Sifalaete, melalui salah seorang wartawan media online inisial (EL), saat melakukan konfirmasi via seluler.
Dari rekaman yang diperoleh wartawan koran ini, diakhir pembicaraan antara Lestarman Gulo dan EL diseberang telepon, terdengar suara laki-laki mengucapkan perkataan kotor dalam bahasa Nias. Perkataan itu ditujukan Ama Candra Harefa. Bahkan kata-kata itu masih diulang sebelum menutup selulernya.
Seperti diberitakan Sumut Pos sebelumnya, masyarakat setempat kecewa pekerjaan Dinas PU terhadap kondisi proyek Peningkatan Jalan Provinsi Km 2,2 Sifalaete (Mega Hill) Desa Sisobahili Tabaloho menuju Desa Lasara Bahili, dikerjakan oleh PT. Sahabat Rajawali Grup. Yang mana proyek tersebut baru selesai dibangun pada bulan Desember 2016 yang lalu, kini kondisinya dibeberapa ruas sudah rusak. Bahkan menurut pengakuan masyarakat setempat dana pemeliharaannya belum terlaksana.
Ama Candra Harefa memang akhir-akhir ini menyorot proyek tersebut, kepada Sumut Pos, Senin (17/7) di kantor PU Kota Gunungsitoli mengatakan, tidak terima atas kata-kata yang diucapkan oleh Lestarman Gulo. Dia berniat akan melaporkan kontraktor tersebut kepada pihak berwajib karena dianggap telah melakukan penghinaan terhadap dirinya.
“Sangat disayangkan seorang kontraktor di Kota Gunungsitoli mengucapkan kata- kata kotor terhadap masyarakat. Lagaknya bak seorang preman menakut-nakuti masyarakat agar kedoknya tidak terbongkar. Dan ini semakin meyakinkan bahwa proyeknya itu banyak yang tidak beres. Dia (Lestarman Gulo) telah menghina saya, dan saya tidak terima. Dari rekaman pembicaraan yang sudah saya dengar ada juga kata-katanya bernada ancaman. Untuk itu besok (hari ini) akan saya laporkan dia ke polisi,” tegas Candra Harefa.
Menurut Ama Candra Harefa, dia sebagai warga setempat dan hampir tiap hari melalui jalan itu, sangat wajar melakukan koreksi jika ada kejanggalan terhadap pembangunan di desanya. “Proyek Jalan itu didanai dari uang negara, harusnya dikerjakan dengan memperhatikan kualitas, sehingga masyarakat yang menggunakannya merasa nyaman. Dan yang terjadi disini pekerjaan asal siap, asal jadi dan terkesan hambur-hamburkan uang negara,” kata Candra Harefa.
Terpisah Lestarman Gulo, kepada Sumut Pos melalui telepon selulernya, membantah belum mengatakan kata-kata dimaksud. “Saya belum pernah mengatakan itu. Itu tidak benar, dan hal ini tidak perlu kalian klarifikasi. Karena saya yang akan berhadapan langsung dengan Ama Candra,” katanya.
Namun ketika disinggung terkait Ama Candra Harefa yang berniat melaporkannya karena telah memiliki bukti percakapannya, Lestarman Gulo mengakui memang ada melakukan pembicaraan dengan EL via telepon seluler beberapa hari lalu. Namun tiadak mengakui telah mengucapkan kata kata tidak senonoh, seperti yang ada dalam rekaman dan juga sudah terbit disalah satu media.
“Silahkan saja Ama Candra melapor, kalau memang ada bukti, itu haknya, mau ada rekaman terserah, silahkan saja. Urusan ini biarkan saya berhadapan langsung dengan Ama Candra,” kata Lestarman Gulo mengakhiri. (mag-5/yaa)