26 C
Medan
Saturday, November 23, 2024
spot_img

Ber-KB Bukan Cuma Urusan Istri

MEDAN- Program Keluarga Berencana (KB) Nasional diperkenalkan sejak 1970-an. Berdasarkan data, peserta KB sebagian besar hanyalah istri, sedangkan KB untuk suami masih minim. Demikian dikatakan Kasie Advokasi dan KIE Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana (BKKBN) Sumut Antony, Jumat (26/8).

“Kondom dan vasektomi atau lebih dikenal dengan Medis Operandi Pria (MOP) merupakan KB untuk suami. Tapi pria tidak banyak yang meminati program ini,” ujarnya.

Ditambahkannya, sampai hari ini masih sangat sedikit suami yang mau memakai alat kontrasepsi atau ber-KB. “Alasan mereka, adanya anggapan istri atau suami kalau yang ber-KB adalah urusan perempuan. Jadi istrilah yang harus berKB. Anggapan seperti ini keliru, karena KB bukan urusan perempuan saja tetapi juga urusan suami istri dan harus dipikirkan bersama-sama,” ujarnya.

Menurut Antony, beberapa hal yang perlu disadari dan dipikirkan bagi suami istri yaitu memperoleh dan mewujudkan kebahagiaan merupakan hak keduanya. Jumlah anak yang tidak terencana dapat mengganggu terciptanya keluarga bahagia. “Jadi jumlah anak dan jaraknya harus direncanakan suami istri secara matang. Jangan hanya keinginan satu pihak saja,” tuturnya.(jon)

MEDAN- Program Keluarga Berencana (KB) Nasional diperkenalkan sejak 1970-an. Berdasarkan data, peserta KB sebagian besar hanyalah istri, sedangkan KB untuk suami masih minim. Demikian dikatakan Kasie Advokasi dan KIE Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana (BKKBN) Sumut Antony, Jumat (26/8).

“Kondom dan vasektomi atau lebih dikenal dengan Medis Operandi Pria (MOP) merupakan KB untuk suami. Tapi pria tidak banyak yang meminati program ini,” ujarnya.

Ditambahkannya, sampai hari ini masih sangat sedikit suami yang mau memakai alat kontrasepsi atau ber-KB. “Alasan mereka, adanya anggapan istri atau suami kalau yang ber-KB adalah urusan perempuan. Jadi istrilah yang harus berKB. Anggapan seperti ini keliru, karena KB bukan urusan perempuan saja tetapi juga urusan suami istri dan harus dipikirkan bersama-sama,” ujarnya.

Menurut Antony, beberapa hal yang perlu disadari dan dipikirkan bagi suami istri yaitu memperoleh dan mewujudkan kebahagiaan merupakan hak keduanya. Jumlah anak yang tidak terencana dapat mengganggu terciptanya keluarga bahagia. “Jadi jumlah anak dan jaraknya harus direncanakan suami istri secara matang. Jangan hanya keinginan satu pihak saja,” tuturnya.(jon)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/