TRIPOLI- Terusirnya Kolonel Muammar Kadhafi dari istananya, membuat pasukan pemberontak leluasa menguasai sejumlah aset mewah milik pemimpin Libya itu. Di ping giran Tripoli seke lompok tentara oposisi menemukan sebuah kompleks hunian supermewah yang selama ini ditinggali keluarga Kadhafi bersama orang-orang terdekatnya.
Dengan menaiki kayak, seorang tentara oposisi mengelilingi kolam renang mewah di sebuah bangunan mirip hotel mewah menghadap langsung ke laut. Meski terlihat santai, senjata serang AK-47 tak lepas dari genggamannya.
Empat rekannya yang lain, kira-kira umur 20-an, bermain seperti anak-anak. Mereka meloncat dari pinggiran kolam dan kemudian menyelam ke dasarnya.
Seorang tentara terlihat bersantai di sebuah kursi plastik sambil tertawa dan berteriak-teriak.
“Inilah Libya kami sekarang,” serunya. “Semua yang ada di sini adalah milik Kadhafi. Tapi dia tidak ada di sini sekarang dan tidak akan kembali. Jadi semuanya milik kami,” teriak yang lain.
Semua fasilitas wah tersebut terdapat di sebuah resor eksklusif di pinggir pantai di pingggiran ibu kota. Dimana tentara pemberontak menemukan sebuah komplek perumahan milik anak-anak Kadhafi dan para penasihatnya.
Saat berpindah dari satu rumah ke rumah lainnya, mereka kaget menemukan masing-masing bangunan jauh lebih mewah dan mencengangkan jika dibandingkan beberapa tahun sebelumnya.
Di sebuah lokasi ditemukan pia no raksasa putih, kolam renang luas, dan beberapa jet ski.
Pemandangan yang kontras dengan hampir penjuru Tripoli dimana banyak keluarga harus mengantre untuk mendapatkan makanan. Sementara banyak rumah sakit kehabisan stok obat.
Masing-masing rumah dilengkapi bak mandi air panas. Dan, komplek pemukiman itu semakin mewah dengan sejumlah kolam renang, sekolah khusus menyelam, dan pacuan kuda.
Di salah satu rumah, sebuah taman bermain pribadi milik Mutassim Kadhafi, anak ke lima dari tujuh putra Kadhafi dan penasihat keamanan paling ditakuti di Libya, sejumlah botol minuman beralkohol seperti Dom Perignon dan Moet tertata rapi dengan dekorasi minimalis.
Mustassim, 34, komandan pasukan loyalis Kadhadi yang dikenal sadis di Brega, kemarin dilaporkan memimpin peperangan sengit di kota kelahiran ayahnya, Sirte. (cak/ami/jpnn)