26.7 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Persewangi Ancam Geruduk PSSI

Pemain Persewangi Banyuwangi menendang kiper PSBK Blitar dibagian kemaluannya dalam laga lanjutan Liga 2 di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang selasa (10/10/17). Pertandingan diwarnai aksi ricuh dengan skor akhir 1-0 untuk keunggulan PSBK Blitar. Muhammad Firman / Malang Post

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Suporter Persewangi Banyuwangi benar-benar sedang berada dalam duka yang mendalam. Itu tidak lain, karena tim kebanggan mereka, Laskar Blambangan –julukan Persewangi– harus mengakhiri impian untuk berlaga di babak playof Liga 2 dengan cara yang sangat tragis, yaitu disanksi kalah walk out 0-3 dari PSBK Blitar.

Tak hanya itu, oleh Komisi Disiplin (Komdis) PSSI, manjemen Persewangi juga diganjar denda Rp 100 juta yang harus ditransfer ke rekening PSSI paling lambat 14 hari kedepan. “Kami juga sudah menerima salinan dari Komdis. Dan, kami tidak bisa berbuat apa-apa selain menjalankan keputusan itu,” kata Tigorshalom Boboy, Chief Operating Oficer PT LIB (Liga Indonesia Baru).

Tigor mengakui, problem yang dialami oleh Persewangi dan PSBK tersebut sangat unik dan diluar kewenangan mereka. Sebab, lanjut dia, bila berdasarkan kewenangan Liga, maka Persewangi  yang berhak tampil di babak playof, dan pertandingan khusus antara Persewangi melawan PSBK Blitar itu tidak perlu terjadi.

“Dan kalau kalian menanyakan sikap operator, kami secara tegas menjawab hak untuk ke babak playof itu masih milik Persewangi,” kata Tigor. “Tapi, kalau sudah ada keputusan komdis seperti itu, maka tidak ada pilihan lain selain PSBK yang berlaga di playof menggantikan posisi Persewangi yang sudah mengikuti drawing,” papar dia.

Kontroversi Persewangi dan PSBK tersebut sudah berlangsung sejak penentuan tim mana yang berhak lolos ke babak playof untuk berebut lima tiket bertahan di Liga 2 musim depan itu. Awalnya operator menyatakan bahwa Persewangi lolos ke babak playof tersebut dengan status peringkat 4 grup 6 menggantikan PSBK.

Nah, tidak terima dengan keputusuan operator itu, PSBK menyampaikan gugatan ke Badan Arbritrase Olahraga Indonesia (BAORI) dan Komisi Disiplin PSSI. Presepsi PSBK, mereka berhak lolos dengan unggul agregat atas Persewangi. Itu karena regulasi penentuan peringkat bagi kedua tim yang memiliki poin yang sama adalah head to head.

Saat di penyisihan grup 6, PSBK unggul 2-0 saat menjadi tuan rumah untuk Persewangi. Sebaliknya, saat bertandang ke markas Persewangi, mereka kalah 1-2. Dengan bengitu, dari segi agregat, PSBK unggul 3-1. Tapi, operator punya presepsi berbeda, yaitu tisak mengenal agregat sehingga harus diberlakukan syarat ketiga yaitu selisih gol. Persewangi unggul 1 gol atas PSBK.

Karena tidak mau kontroversi itu berlarut-larut, PSSI memutuskan kedua tim menjalani pertandingan khusus untuk mengakhiri polemik itu. Laga tersebut sudah digelar di Stadion Kanjuruhan Malang, dua hari lalu dengan keunggulan 1-0 untuk PSBK. Namun, pertandingan harus terhenti di menit-86 karena terjadi kericuhan. Komdis PSSI pun menganggap Persewangi enggan melanjutkan pertandingan dan dianggap kalah walk out.

Hari Wijaya, CEO Persewangi menuturkan, problem yang mereka alami tersebut adalah bentuk kezoliman dari federasi yang dilakukan secara berkali-kali. “Kami tidak tinggal diam. Kami akan kumpulkan suporter untuk datang melakukan demonstrasi besar-besaran di Jakarta dalam waktu dekat nanti,” ancam Hari. (ben/jpnn/don) 

Pemain Persewangi Banyuwangi menendang kiper PSBK Blitar dibagian kemaluannya dalam laga lanjutan Liga 2 di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang selasa (10/10/17). Pertandingan diwarnai aksi ricuh dengan skor akhir 1-0 untuk keunggulan PSBK Blitar. Muhammad Firman / Malang Post

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Suporter Persewangi Banyuwangi benar-benar sedang berada dalam duka yang mendalam. Itu tidak lain, karena tim kebanggan mereka, Laskar Blambangan –julukan Persewangi– harus mengakhiri impian untuk berlaga di babak playof Liga 2 dengan cara yang sangat tragis, yaitu disanksi kalah walk out 0-3 dari PSBK Blitar.

Tak hanya itu, oleh Komisi Disiplin (Komdis) PSSI, manjemen Persewangi juga diganjar denda Rp 100 juta yang harus ditransfer ke rekening PSSI paling lambat 14 hari kedepan. “Kami juga sudah menerima salinan dari Komdis. Dan, kami tidak bisa berbuat apa-apa selain menjalankan keputusan itu,” kata Tigorshalom Boboy, Chief Operating Oficer PT LIB (Liga Indonesia Baru).

Tigor mengakui, problem yang dialami oleh Persewangi dan PSBK tersebut sangat unik dan diluar kewenangan mereka. Sebab, lanjut dia, bila berdasarkan kewenangan Liga, maka Persewangi  yang berhak tampil di babak playof, dan pertandingan khusus antara Persewangi melawan PSBK Blitar itu tidak perlu terjadi.

“Dan kalau kalian menanyakan sikap operator, kami secara tegas menjawab hak untuk ke babak playof itu masih milik Persewangi,” kata Tigor. “Tapi, kalau sudah ada keputusan komdis seperti itu, maka tidak ada pilihan lain selain PSBK yang berlaga di playof menggantikan posisi Persewangi yang sudah mengikuti drawing,” papar dia.

Kontroversi Persewangi dan PSBK tersebut sudah berlangsung sejak penentuan tim mana yang berhak lolos ke babak playof untuk berebut lima tiket bertahan di Liga 2 musim depan itu. Awalnya operator menyatakan bahwa Persewangi lolos ke babak playof tersebut dengan status peringkat 4 grup 6 menggantikan PSBK.

Nah, tidak terima dengan keputusuan operator itu, PSBK menyampaikan gugatan ke Badan Arbritrase Olahraga Indonesia (BAORI) dan Komisi Disiplin PSSI. Presepsi PSBK, mereka berhak lolos dengan unggul agregat atas Persewangi. Itu karena regulasi penentuan peringkat bagi kedua tim yang memiliki poin yang sama adalah head to head.

Saat di penyisihan grup 6, PSBK unggul 2-0 saat menjadi tuan rumah untuk Persewangi. Sebaliknya, saat bertandang ke markas Persewangi, mereka kalah 1-2. Dengan bengitu, dari segi agregat, PSBK unggul 3-1. Tapi, operator punya presepsi berbeda, yaitu tisak mengenal agregat sehingga harus diberlakukan syarat ketiga yaitu selisih gol. Persewangi unggul 1 gol atas PSBK.

Karena tidak mau kontroversi itu berlarut-larut, PSSI memutuskan kedua tim menjalani pertandingan khusus untuk mengakhiri polemik itu. Laga tersebut sudah digelar di Stadion Kanjuruhan Malang, dua hari lalu dengan keunggulan 1-0 untuk PSBK. Namun, pertandingan harus terhenti di menit-86 karena terjadi kericuhan. Komdis PSSI pun menganggap Persewangi enggan melanjutkan pertandingan dan dianggap kalah walk out.

Hari Wijaya, CEO Persewangi menuturkan, problem yang mereka alami tersebut adalah bentuk kezoliman dari federasi yang dilakukan secara berkali-kali. “Kami tidak tinggal diam. Kami akan kumpulkan suporter untuk datang melakukan demonstrasi besar-besaran di Jakarta dalam waktu dekat nanti,” ancam Hari. (ben/jpnn/don) 

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/