SUMUTPOS.CO – Kiper Persela Lamongan, Choirul Huda, meninggal dunia setelah bertabrakan dengan sesama pemain dalam pertandingan Liga 1 melawan Semen Padang, Minggu (15/10).
Pria berusia 38 tahun itu bertabrakan dengan pemain belakang timnya, Ramon Rodrigues, dan penyerang Semen Padang, Marcel Sacramento, ketika Persela unggul atas tim tamu dengan angka 2-0.
Huda berlari untuk berupaya mendekati bola namun kemudian bertabrakan dengan kedua pemain tersebut. Dia sempat dibawa ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan darurat namun akhirnya meninggal dunia.
Pernyataan Dokter Yudistiro Andri Nugroho dari RSUD Soegiri Lamongan yang dimuat di situs internet Persela menyebutkan Huda menderita ‘trauma benturan’ .
“Choirul Huda mengalami trauma benturan dengan sesama pemain, sehingga terjadi apa yang kita sebut henti nafas dan henti jantung.”
Dr Yudistiro menambahkan bahwa petugas medis di stadion sudah memberikan penanganan pembebasan jalan nafas dengan bantuan nafas sebelum dia dibawa dengan ambulans ke UGD RSUD dr Soegiri.
Walau para dokter melakukan pompa otak dan jantung, nyawa Choirul Huda tetap tidak terselamatkan.
“Pompa jantung dan otak itu dilakukan selama 1 jam tidak ada respon. Tidak ada reflek tanda-tanda kehidupan normal. Kemudian kita menyatakan meninggal pada pukul 16.45. Kita sudah mati-matian untuk mengembalikan fungsi vital tubuh Choirul Huda,” seperti tertulis dalam pernyataan Dr Yudistiro.
Huda memperkuat Persela sejak tahun 1999 dengan tampil sebanyak 500 kali dan klub menyebutnya ‘The Real Legend of Persela’ di Twitter sebagai penghormatan untuk mengenangnya.
Tulisan besar ‘Selamat Jalan Cap’ dengan fotonya juga dipajang di akun Persela di Twitter maupun Instagram. (bbc)
SUMUTPOS.CO – Kiper Persela Lamongan, Choirul Huda, meninggal dunia setelah bertabrakan dengan sesama pemain dalam pertandingan Liga 1 melawan Semen Padang, Minggu (15/10).
Pria berusia 38 tahun itu bertabrakan dengan pemain belakang timnya, Ramon Rodrigues, dan penyerang Semen Padang, Marcel Sacramento, ketika Persela unggul atas tim tamu dengan angka 2-0.
Huda berlari untuk berupaya mendekati bola namun kemudian bertabrakan dengan kedua pemain tersebut. Dia sempat dibawa ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan darurat namun akhirnya meninggal dunia.
Pernyataan Dokter Yudistiro Andri Nugroho dari RSUD Soegiri Lamongan yang dimuat di situs internet Persela menyebutkan Huda menderita ‘trauma benturan’ .
“Choirul Huda mengalami trauma benturan dengan sesama pemain, sehingga terjadi apa yang kita sebut henti nafas dan henti jantung.”
Dr Yudistiro menambahkan bahwa petugas medis di stadion sudah memberikan penanganan pembebasan jalan nafas dengan bantuan nafas sebelum dia dibawa dengan ambulans ke UGD RSUD dr Soegiri.
Walau para dokter melakukan pompa otak dan jantung, nyawa Choirul Huda tetap tidak terselamatkan.
“Pompa jantung dan otak itu dilakukan selama 1 jam tidak ada respon. Tidak ada reflek tanda-tanda kehidupan normal. Kemudian kita menyatakan meninggal pada pukul 16.45. Kita sudah mati-matian untuk mengembalikan fungsi vital tubuh Choirul Huda,” seperti tertulis dalam pernyataan Dr Yudistiro.
Huda memperkuat Persela sejak tahun 1999 dengan tampil sebanyak 500 kali dan klub menyebutnya ‘The Real Legend of Persela’ di Twitter sebagai penghormatan untuk mengenangnya.