Mutasi Kepsek yang Dilakukan Wali Kota Binjai Sarat Pungli
BINJAI- Mutasi ratusan Kepala Sekolah (Kepsek) dilakukan Wali Kota Binjai, HM Idaham, beberapa bulan lalu, diduga sarat pungutan liar. Pasalnya, sesuai rekaman percakapan antara sejumlah oknum guru yang ingin menjadi kepala sekolah, dengan seorang diduga calo kepsek menyebutkan, untuk menjadi kepsek harus membayar Rp20 juta-Rp50 juta. Dugaan pungutan liar ini, terus didalami pihak Kejaksaan Negeri (Kejari) Binjai.
Kepala Seksi (Kasi) Intel Kejari Binjai Junaidi SH, Minggu (18/9), sekitar pukul 14.00 WIB menuturkan, akan segera memanggil sejumlah oknum yang disebut-sebut terlibat menjadi calo dalam mutasi 108 kepsek itu.
“Adanya dugaan suap dalam mutasi kepsek tersebut, sampai saat ini masih terus kita selidiki. Penyelidikan yang kita lakukan, berdasarkan rekaman percakapan antara guru dan sejumlah oknum yang disebut-sebut dalam rekaman itu. Dimana, dalam rekaman itu kursi kepsek disebutkan dihargai puluhan juta rupiah,” ujar Junaidi.
Namun dikatakannya, pihaknya masih belum bisa menentukan apakah sejumlah oknum yang disebutkan terlibat, dapat dijadikan sebagai tersangka. Sebab, penyelidikan sampai saat ini masih berlanjut.
“Belum, kita belum bisa memastikan seseorang itu bersalah atau tidak. Pemanggilan tersebut kita lakukan hanya untuk memintai keterangan. Namun jika memang terbukti terlibat, sudah pasti kita akan mengambil tindakan dan akan terus mendalami kasus ini,” jelasnya.
Sementara Irfan Koswara alias Boy, salah seorang yang disebut-sebut terlibat sebagai calo kepsek, saat dihubungi via telepon selularnya mengaku, semua isi rekaman tersebut tidaklah benar. Sebab menurutnya, semua itu hanya untuk menjatuhkan dirinya dari jabatan Kepala Seksi (Kasi) Tendik di Dinas Pendidikan dan Pengajaran Kota Binjai.
“Ah, mana ada semua itu. Mereka (Kepsek, Red) hanya memfitnah saya, agar saya dapat dijatuhkan dari jabatan saya sekarang ini. Saya juga tidak tahu dari mana mereka mendapat rekaman itu,” kata Boy, seraya menambahkan, kalau saat ini, setiap orang sangat pintar membuat sesuatu untuk menjatuhkan orang lain.
Untuk membuktikan bahwa ia tidak tahu menahu soal penerimaan kepsek yang diduga melibatkan dirinya, ia mengaku hanya sebagai pengusaha ikan lele, rental, dan usaha kotoran.
“Kalau kamu tanya sama saya harga ikan lele, kotoran dan harga mobil rental, saya tahu pasti. Tapi, kalau kamu tanya saya terkait pasaran harga kepsek, saya mana tahu soal itu,” bantahnya.
Disinggung apakah ia sudah menerima surat panggilan dari pihak kejaksaan, Boy mengaku belum ada menerimanya. “Belum, sampai saat ini saya belum ada menerima surat panggilan. Yang jalas, saya sudah siap dengan masalah ini, dan saya juga siap dinonjobkan dari jabatan saya,” katanya.
Sebelumnya, di dalam rekaman yang sudah berdar di kalangan kepsek di Kota Binjai, Boy adalah salah seorang yang disebut-sebut sebagai calo saat Wali Kota Binjai melakukan mutasi besar-besaran terhadap kepsek. Dalam isi rekaman tersebut, Boy meminta kepada salah seorang oknum kepsek agar menyetorkan uang kepadanya sebesar Rp20 juta.
“Karena kita sudah lama berkawan, jadi harga segitu (Rp20 juta, Red) sudah pantas. Jadi itu harganya tidak bisa kurang lagi. Kalau sama orang lain, nggak segitu aku minta. Udah, nanti kalau kau mau, kau antar aja uangnya, ke rumah aku pun boleh,” isi rekaman diduga suara Boy.(dan)