TRIPOLI– Di tengah perburuan pasukan pemerintahan sementara Libya atas Muammar Kadhafi dan orang-orang yang loyal kepadanya, terungkap sebuah rahasia menyangkut pembebasan Abdelbaset al-Megrahi, tersangka pengebom pesawat Pan Am 103 dalam tragedi Lockerbie, Skotlandia, pada Agustus 2009.
Koran The Sunday Telegraph kemarin (18/9) membeber adanya negosiasi rahasia antara Perdana Menteri Inggris (saat itu) Tony Blair dan Kadhafi.
Hal itu terungkap dari penelusuran terhadap sejumlah surat dan e-mail yang ditemukan media Inggris tersebut. Menurut The Sunday Telegraph, Blair diketahui dua kali terbang ke Libya dengan jet pribadi Kadhafi.
Kedua tokoh itu dilaporkan bertemu pada Juni 2008 dan April 2009 saat Libya mengancam akan memutus semua jaringan bisnisnya di Inggris jika Megrahi tetap ditahan di penjara Negeri Ratu Elizabeth II tersebut.
Berdasar isi dokumen itu, terungkap bahwa dalam dua pertemuan tersebut, Blair meminta agar keberangkatannya ke Libya melalui Sierra Leone dengan menggunakan jet yang disediakan Kadhafi. Selama ini pertemuan rahasia itu sama sekali tak pernah diungkapkan Blair, termasuk dalam berbagai situs resmi. Hal itu membuat para keluarga korban tragedi Lockerbie menuntut agar Blair segera membeber semua kesepakatan yang dibuatnya dengan rezim Kadhafi saat itu.
Menurut The Sunday Telegraph, Blair bahkan mengajak seorang miliarder Amerika Serikat (AS) dalam salah satu pertemuannya dengan mantan diktator Libya itu. Sejumlah sumber menyebut bahwa investor tersebut diminta Kadhafi untuk membantu membangun proyek resor di pantai Libya. Dalam korespondensi yang dilakukan oleh dua tokoh itu, kantor Blair menyebut Kadhafi dengan panggilan ’’Sang Pemimpin’’.
Pam Dix, kakak salah seorang korban tewas tragedi pengeboman Pan Am Flight 103 pada 21 Desember 1988, menyatakan kekecewaannya atas temuan tersebut. ’
’Kabar bahwa Kadhafi membiayai kunjungan Blair sangat melukai hati kami,’’ ujarnya. ’’Pertemuan itu sangat mengganggu dan apapun yang dibicarakan harus dipublikasikan. Saya kaget mengetahui bahwa Tony Blair melakukan pertemuan (rahasia) seperti itu di luar dinas,’’ tambahnya.
Oliver Miles, mantan duta besar (Dubes) Inggris untuk Libya, membantah kabar itu. ’’Blair selalu menggunakan jalur kedinasan Downing Street untuk berbagai urusan yang berkaitan dengan kepentingan negara,’’ kilahnya.
Laporan The Sunday Telegraph menyebutkan bahwa pertemuan kedua tokoh tersebut terjadi di tengah intensnya negosiasi antara pemerintah Inggris dan rezim Kadhafi terkait pembebasan Megrahi. (afp/bbc/ca k/dwi/jpnn)