JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Menyandang nama resmi institusi kemiliteran tanah air, sepertinya membuat manajemen PS TNI terbebani saat mengikuti kompetisi profesional tanah air. Apalagi, selama menggunakan nama tersebut, mereka harus tersandera oleh sejumlah insiden bentrok antar suporter yang melibatkan prajurit berambut cepak.
Insiden yang masih segar dalam ingatan adalah, bentrok antara suporter PSMS Medan yang didominasi oleh prajurit TNI melawan suporter Persita Tangerang dalam pertandingan babak 16 besar Liga 2 di Stadion Mini, Bogor, Jawa Barat, Oktober lalu. Insiden tersebut mengakibatkan salah satu anggota La Viola–julukan Suporter Persita — tewas.
Sebelum, tahun lalu, puluhan suporter PS TNI yang juga berbadan tegap dan berambut cepak juga mengamuk di Stadion Petrokimia Gresik saat tim dengan julukan The Army itu bertandang ke markas Persegres Gresik United. Akibatnya, puluhan suporter tuan rumah harus dilarikan ke rumah sakit karena mengalami luka dan patah tulang.
Nah, untuk menghindari kejadian serupa yang akhirnya menyeret nama korps, penasehat PS TNI, Edy Rahmayadi mengatakan bahwa, mereka berencana untuk tidak lagi menggunakan nama PS TNI saat berkompetisi di musim baru nanti. “Setelah kami kaji, menggunakan nama TNI secara langsung, ternyata sangat mencolok,” kata Edy.
Dengan begitu, pria yang juga Ketua Umum PSSI itu memberikan isyarat bahwa mereka akan menggunakan nama baru sebagai identitas klub yang mewadahi pemain pemain nasional dengan latar belakang TNI itu. “Kami sedang mencari nama baru yang lebih cocok untuk tim ini, yang jelas tidak akan ada lagi embel-embel TNI,” tegasnya.
Selain melakukan perubahan nama, pria asal Medan, Sumatera Utara itu, juga menyatakan bahwa, mereka tidak lagi berhome base di Stadion Pakansari, Cibinong, Bogor. Dengan alasan, stadion tersebut akan dipersiapkan untuk Asian Games 2018. “PS TNI akan bermarkas di Bantul, Jawa Tengah,” kata Edy. Di Bantul ada Stadion Sultan Agung.
Terkait perubahan nama tersebut, salah satu pemain PS TNI, Manahati Lestusen mengatakan bahwa, dia belum mendengar informasi terkait perubahan identitas klub tersebut. “Di internal pemain belum ada informasi itu. Tapi, buat kami, nama bukan persoalan prinsip, yang penting bagi kami adalah, tim ini harus tetap berada di kompetisi kasta tertinggi,” kata Manahati. (ben/jpnn/don)