26 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Jurnalis yang Baik Itu Telah Tiada

Ariyanul Zahtera Lubis semasa hidup.

SUMUTPOS.CO – KABAR duka bagi kalangan jurnalis dan masyarakat olahraga Sumatera Utara. Wartawan olahraga Ariyanul Zahtera Lubis menghembuskan nafas terakhir di Rumah Sakit Royal Prima Medan pada Jumat (7/12) sekira pukul 18:00 WIB. Ia wafat pada usia 52 tahun setelah menjalani perawatan selama beberapa bulan akibat sakit hipertensi dan stroke yang dialaminya.

“Kami segenap wartawan khususnya wartawan olahraga mengucapkan dukacita yang mendalam atas kepergian almarhum,” ungkap Ketua Seksi Wartawan Olahraga Persatuan Wartawan Indonesia (SIWO PWI) Sumut Sahat Rahmat Hamonangan Panggabean.

Sosok yang akrab disapa Monang itu mengungkapkan, SIWO PWI Sumut sangat kehilangan atas kepergian almarhum. Sosok Ariyanul di masa hayatnya pantas menjadi panutan. Ia pekerja keras, tidak kenal menyerahkan. Kepribadiannya juga pantas menjadi contoh. Tidak pernah marah, suka menolong dan mudah beradaptasi dengan semua lapangan. “Ariyanul juga banyak menghasilkan foto – foto jurnalistik olahraga, karena ia memang lebih spesifik di jurnalistik foto,” ujar Monang yang baru tiba di Medan seusai menjemput surat dukungan PON dari Sulawesi Selatan dan Sulawesi Tenggara.

Karena itu pula, jelasnya, almarhum kerap dilibatkan meliput event-event olahraga nasional bahkan internasional, baik Kejurnas cabang Olahraga maupun Pekan Olahraga Nasional (PON) dan Kejuaraan Dayung di Thailand.

Almarhum Ariyanul juga dikenal cukup aktif dalam meliput dan mengabadikan momen pertandingan PSMS Medan. Karena itu, fans tim Ayam Kinantan juga sangat terkenang dan mengapresiasi dedikasi yang almarhum berikan. “Jelas kami merasa kehilangan sekali. Dia selalu di belakang gawang (sebagai jurnalis foto, red) di setiap pertandingan PSMS. Ia juga selalu respek dengan suporter,” ungkap Pak Baho, Panglima Suporter SMECK Hooligan yang melayat ke rumah duka pada Jumat malam.

Hadir juga dalam kesempatan itu diantaranya Kabid Sarana Prasarana Olahraga Drs Sujamrat Amro MM dan Ketua Pengprov Taekwondo Indonesia yang juga Calon Wakil Gubernur Sumut (Cawagubsu) H Musa Rajeckshah.

H Musa Rajeckshah yang akrab disapa Ijeck, kenal almarhum sudah cukup lama. Bukan karena beliau wartawan, tapi jauh sebelumnya sudah sering bersua dan berkumpul sebagai teman.

Mantan Ketua IMI Sumut itu merasa terkejut setelah mendapat kabar meninggal dunia. Apalagi Ijeck tidak mendapat kabar selama almarhum sakit.

“Selama jadi wartawan dia juga cukup baik dari sisi berita maupun foto. Sebagai kawan, kami sangat merasa kehilangan,” ucap Ijeck.

Almarhum Ariyanul kelahiran 16 Mei 1965, pernah bekerja sebagai jurnalis di beberapa media, di antaranya BSF, Gaya Medan dan terakhir di Harian Orbit Medan. Kini, sosok yang baik itu telah tiada. Ia wafat meninggalkan seorang putra dan seorang istri serta beberapa karya foto jurnalistiknya yang patut dikenang. (dek/don)

Ariyanul Zahtera Lubis semasa hidup.

SUMUTPOS.CO – KABAR duka bagi kalangan jurnalis dan masyarakat olahraga Sumatera Utara. Wartawan olahraga Ariyanul Zahtera Lubis menghembuskan nafas terakhir di Rumah Sakit Royal Prima Medan pada Jumat (7/12) sekira pukul 18:00 WIB. Ia wafat pada usia 52 tahun setelah menjalani perawatan selama beberapa bulan akibat sakit hipertensi dan stroke yang dialaminya.

“Kami segenap wartawan khususnya wartawan olahraga mengucapkan dukacita yang mendalam atas kepergian almarhum,” ungkap Ketua Seksi Wartawan Olahraga Persatuan Wartawan Indonesia (SIWO PWI) Sumut Sahat Rahmat Hamonangan Panggabean.

Sosok yang akrab disapa Monang itu mengungkapkan, SIWO PWI Sumut sangat kehilangan atas kepergian almarhum. Sosok Ariyanul di masa hayatnya pantas menjadi panutan. Ia pekerja keras, tidak kenal menyerahkan. Kepribadiannya juga pantas menjadi contoh. Tidak pernah marah, suka menolong dan mudah beradaptasi dengan semua lapangan. “Ariyanul juga banyak menghasilkan foto – foto jurnalistik olahraga, karena ia memang lebih spesifik di jurnalistik foto,” ujar Monang yang baru tiba di Medan seusai menjemput surat dukungan PON dari Sulawesi Selatan dan Sulawesi Tenggara.

Karena itu pula, jelasnya, almarhum kerap dilibatkan meliput event-event olahraga nasional bahkan internasional, baik Kejurnas cabang Olahraga maupun Pekan Olahraga Nasional (PON) dan Kejuaraan Dayung di Thailand.

Almarhum Ariyanul juga dikenal cukup aktif dalam meliput dan mengabadikan momen pertandingan PSMS Medan. Karena itu, fans tim Ayam Kinantan juga sangat terkenang dan mengapresiasi dedikasi yang almarhum berikan. “Jelas kami merasa kehilangan sekali. Dia selalu di belakang gawang (sebagai jurnalis foto, red) di setiap pertandingan PSMS. Ia juga selalu respek dengan suporter,” ungkap Pak Baho, Panglima Suporter SMECK Hooligan yang melayat ke rumah duka pada Jumat malam.

Hadir juga dalam kesempatan itu diantaranya Kabid Sarana Prasarana Olahraga Drs Sujamrat Amro MM dan Ketua Pengprov Taekwondo Indonesia yang juga Calon Wakil Gubernur Sumut (Cawagubsu) H Musa Rajeckshah.

H Musa Rajeckshah yang akrab disapa Ijeck, kenal almarhum sudah cukup lama. Bukan karena beliau wartawan, tapi jauh sebelumnya sudah sering bersua dan berkumpul sebagai teman.

Mantan Ketua IMI Sumut itu merasa terkejut setelah mendapat kabar meninggal dunia. Apalagi Ijeck tidak mendapat kabar selama almarhum sakit.

“Selama jadi wartawan dia juga cukup baik dari sisi berita maupun foto. Sebagai kawan, kami sangat merasa kehilangan,” ucap Ijeck.

Almarhum Ariyanul kelahiran 16 Mei 1965, pernah bekerja sebagai jurnalis di beberapa media, di antaranya BSF, Gaya Medan dan terakhir di Harian Orbit Medan. Kini, sosok yang baik itu telah tiada. Ia wafat meninggalkan seorang putra dan seorang istri serta beberapa karya foto jurnalistiknya yang patut dikenang. (dek/don)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/