26 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Kepala Mantu Koyak Diembat Mertua

Mantu yang dipikul mertua ketika membuat pengaduan di Mapolsek Percutseituan.

MEDAN, SUMUTPOS.CO -Himpitan ekonomi membuat pasangan suami istri kerap bertengkar, lalu damai lagi. Kemarin cekcok lagi, tapi kali tidak berujung damai. Kepala Usman diantuk (pukul) ibu mertuanya pakai batu. Darah segar muncrat dari kulit kepalanya, hingga dia sempat tumbang.

Pengakuan itu diucapkan pria 34 tahun itu kepada Posmetro Medan (grup SUMUTPOS.CO), kemarin di Mapolsek Percutseituan. Awalnya, pasca kepalanya digebuk ibu mertua, warga Lau Dendang Deliserdang itu, mengaku menahan diri menunggu niat baik keluarga istrinya untuk menyelesaikan masalah itu dengan kekeluargaan.

Tapi, hingga 1X24 jam ditunggu tak ada niat baik itu. Akhirnya, ayah dua anak itu memutuskan mengadukan perbuatan ibu mertuanya, Nur (70) ke polisi.

Di Mapolsek, Jumat (8/12) siang kemarin, pria yang berprofesi tukang las itu menunjukkan luka robek di kepalanya yang sudah ditutupi perban putih tesebut.

Katanya, penganiayaan itu terjadi Selasa (5/12) sore. Sebelumnya Usman dan istrinya bertengkar. Saat bertengkar, tiba-tiba mertuanya (Nur) datang membawa batu. Tak curiga, Usman tetap bertengkar dengan istrinya.

Tanpa disadarinya, mertuanya langsung memukulkan batu tersebut ke kepalanya sehingga koyak. Darah langsung muncrat dan Usman sempat terjatuh.

Usman mencoba bersabar dan berharap kasus tersebut bisa diselesaikan secara kekeluargaan. Namun keluarga istri dan mertuanya seolah tak peduli.

Karena kesal, besoknya (Rabu 6/12), bapak dua anak ini mendatangi Polsek Percut Sei Tuan untuk membuat laporan pengaduan.

“Aku dan istri sering bertengkar. Maklumlah bang soal ekonomi,” ujar Usman.

Namun Usman sangat menyesalkan sikap mertuanya. “Saya mencoba bersabar dan meminta persoalan ini diselesaikan secara kekeluargaan. Tapi setelah kutunggu sehari, namun mereka seolah tak peduli akhirnya kulaporkan ke polisi,” tambahnya.

Amatan kru koran ini di Mapolsek Percut Sei Tuan, korban dan istrinya sempat bersitegang. Istrinya yang mendampingi ibunya saat dimintai keterangan oleh penyidik meminta suaminya mencabut laporan. “Tega kali abang melaporkan ibu yang sudah tua ini, kan bisa diselesaikan secara kekeluargaan,” ujar istrinya kepada Usman.

Namun Usman malah menyalahkan istrinya yang selalu membela keluarganya. “Tidak kau lihat, saya bisa mati karena luka di kepala ini. Lagi pula sudah kutunggu agar diselesaikan secara kekeluargaan, namun kalian tak peduli,” terang korban kepada istrinya.

Hingga berita ini naik cetak, Kapolsek Percut Sei Tuan, AKP Pardamean Hutahaean belum bisa dimintai keterangan. (sor/ras)

 

 

 

Mantu yang dipikul mertua ketika membuat pengaduan di Mapolsek Percutseituan.

MEDAN, SUMUTPOS.CO -Himpitan ekonomi membuat pasangan suami istri kerap bertengkar, lalu damai lagi. Kemarin cekcok lagi, tapi kali tidak berujung damai. Kepala Usman diantuk (pukul) ibu mertuanya pakai batu. Darah segar muncrat dari kulit kepalanya, hingga dia sempat tumbang.

Pengakuan itu diucapkan pria 34 tahun itu kepada Posmetro Medan (grup SUMUTPOS.CO), kemarin di Mapolsek Percutseituan. Awalnya, pasca kepalanya digebuk ibu mertua, warga Lau Dendang Deliserdang itu, mengaku menahan diri menunggu niat baik keluarga istrinya untuk menyelesaikan masalah itu dengan kekeluargaan.

Tapi, hingga 1X24 jam ditunggu tak ada niat baik itu. Akhirnya, ayah dua anak itu memutuskan mengadukan perbuatan ibu mertuanya, Nur (70) ke polisi.

Di Mapolsek, Jumat (8/12) siang kemarin, pria yang berprofesi tukang las itu menunjukkan luka robek di kepalanya yang sudah ditutupi perban putih tesebut.

Katanya, penganiayaan itu terjadi Selasa (5/12) sore. Sebelumnya Usman dan istrinya bertengkar. Saat bertengkar, tiba-tiba mertuanya (Nur) datang membawa batu. Tak curiga, Usman tetap bertengkar dengan istrinya.

Tanpa disadarinya, mertuanya langsung memukulkan batu tersebut ke kepalanya sehingga koyak. Darah langsung muncrat dan Usman sempat terjatuh.

Usman mencoba bersabar dan berharap kasus tersebut bisa diselesaikan secara kekeluargaan. Namun keluarga istri dan mertuanya seolah tak peduli.

Karena kesal, besoknya (Rabu 6/12), bapak dua anak ini mendatangi Polsek Percut Sei Tuan untuk membuat laporan pengaduan.

“Aku dan istri sering bertengkar. Maklumlah bang soal ekonomi,” ujar Usman.

Namun Usman sangat menyesalkan sikap mertuanya. “Saya mencoba bersabar dan meminta persoalan ini diselesaikan secara kekeluargaan. Tapi setelah kutunggu sehari, namun mereka seolah tak peduli akhirnya kulaporkan ke polisi,” tambahnya.

Amatan kru koran ini di Mapolsek Percut Sei Tuan, korban dan istrinya sempat bersitegang. Istrinya yang mendampingi ibunya saat dimintai keterangan oleh penyidik meminta suaminya mencabut laporan. “Tega kali abang melaporkan ibu yang sudah tua ini, kan bisa diselesaikan secara kekeluargaan,” ujar istrinya kepada Usman.

Namun Usman malah menyalahkan istrinya yang selalu membela keluarganya. “Tidak kau lihat, saya bisa mati karena luka di kepala ini. Lagi pula sudah kutunggu agar diselesaikan secara kekeluargaan, namun kalian tak peduli,” terang korban kepada istrinya.

Hingga berita ini naik cetak, Kapolsek Percut Sei Tuan, AKP Pardamean Hutahaean belum bisa dimintai keterangan. (sor/ras)

 

 

 

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/