30 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Warga Deliserdang Suspect Difteri

Difteri-ilustrasi.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Pasien suspect Difteri di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Haji Adam Malik, bertambah lagi. Seorang pemuda asal Deliserdang, RS (19) dirujuk ke Intalasi Gawat Darurat (IGD) RSUP H Adam Malik, Sabtu (16/12) pukul 22.00 WIB. Kasubbag Humas RSUP H Adam Malik, Masahasat Ginting melalui seorang stafnya, Khairul menjelaskan, kondisi RS ketika masuk IGD, demam, susah menelan dan ada selaput putih pada tenggorokannya.

“Oleh karena itu, diberi penanganan seperti 3 pasien sebelumnya, antibiotik, terapi cairan infus, pemeriksaan swap tenggorokan, pemeriksaan darah, foto torax, obat demam, dan anti muntah. Untuk pemberian Anti Serum Difteri (ADS), menunggu pemeriksaan DPJP. Ssat ini pasien juga dirawat di ruang khusus infeksius, ” ujar Khairul.

Disinggung kondisi 3 pasien suspect Difteri, dikatakan Khairul secara umum semakin membaik. Ketiganya disebut Khairul sudah tidak demam. Begitu juga dengan Anti Serum Difteri (ADS), diakui Khairul, ketiga pasien suspect Difteri itu sudah mendapatkan, diberi oleh Dinas Kesehatan Sumut. Pemberian ADS itu, disebut Khairulelalui injeksi (suntikan).

“Untuk hasil prmeriksaan swab, sesuai jadwal, kalau tidak besok, hari Kamis. Itu untuk pasien pertama dan kedua masuk,” tandas Khairul.

Kepala Dinas Kesehatan Sumatera Utara, Agustama yang dikonfirmasi mengaku sudah mengatasi permasalahan Difteri yang sedang muncul. Dikatakannya, pasien suspect Difteri, sudah diberi Anti Difteri Serum (ADS). Begitu juga dengan surat edaran segera menindaklanjuti, ketika ada Difteri, disebut Agustama sudah disampaikan ke Dinas Kesehatan di Kabupaten/Kota di Sumut.

” Dilihat riwayatnya, kalau di daerah itu ada yang belum imunisasi lengkap, maka akan kita imunisasi lengkap. Kalau dari informasi saya terima, pasien pertama di Adam Malik itu, tidak pernah imunisasi, pasien kedua sekali saja imunisasi saat sekolah, pasien ketiga tidak diimunisasi dulunya dan pasien keempat , dia itu dari Manokwari, kemungkinan DBD, karena HS-nya turun, 27 ribu cuma, ” ujarnya.

Lebih lanjut, diakui Agustama jika ada 1 saja kasus Difteri, sudah dapat disebut Kasus Luar Biasa (KLB). Oleh karena itu, disebutnya pihaknya terus melakukan antisipasi. Saat ini, diakuiknya pihaknya kembali meminta 20 vial ADS ke Kementerian Kesehatan. Disebutnya hal itu karena untuk 1 orang positif Difteri, minimal harus menerima 10 vial ADS.

Dokter Spesialis Anak, Prof Munar Lubis SpA (K) mengatakan, Dinas Kesehatan sudah melapor ke Jakarta. Untuk itu, dikatakannya tinggal nunggu, apakah akan disebut dengan ORI. Dijelaskannya, bila ORI, semua harus disuntik karena sudah wabah. Disebutnya, menyatakan wabah itu adalah Menteri Kesehatan. Namun dikatakannya, 1 saja positif Difteri, sudah dapat disebut ORI.

” Sebaiknya disuntik semua, khususnya anak-anak tanpa memandang sudah imunisasi atau belum. Karena untuk pencegahan paling efektif itu dengan imunisasi, ” ujarnya.

Difteri-ilustrasi.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Pasien suspect Difteri di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Haji Adam Malik, bertambah lagi. Seorang pemuda asal Deliserdang, RS (19) dirujuk ke Intalasi Gawat Darurat (IGD) RSUP H Adam Malik, Sabtu (16/12) pukul 22.00 WIB. Kasubbag Humas RSUP H Adam Malik, Masahasat Ginting melalui seorang stafnya, Khairul menjelaskan, kondisi RS ketika masuk IGD, demam, susah menelan dan ada selaput putih pada tenggorokannya.

“Oleh karena itu, diberi penanganan seperti 3 pasien sebelumnya, antibiotik, terapi cairan infus, pemeriksaan swap tenggorokan, pemeriksaan darah, foto torax, obat demam, dan anti muntah. Untuk pemberian Anti Serum Difteri (ADS), menunggu pemeriksaan DPJP. Ssat ini pasien juga dirawat di ruang khusus infeksius, ” ujar Khairul.

Disinggung kondisi 3 pasien suspect Difteri, dikatakan Khairul secara umum semakin membaik. Ketiganya disebut Khairul sudah tidak demam. Begitu juga dengan Anti Serum Difteri (ADS), diakui Khairul, ketiga pasien suspect Difteri itu sudah mendapatkan, diberi oleh Dinas Kesehatan Sumut. Pemberian ADS itu, disebut Khairulelalui injeksi (suntikan).

“Untuk hasil prmeriksaan swab, sesuai jadwal, kalau tidak besok, hari Kamis. Itu untuk pasien pertama dan kedua masuk,” tandas Khairul.

Kepala Dinas Kesehatan Sumatera Utara, Agustama yang dikonfirmasi mengaku sudah mengatasi permasalahan Difteri yang sedang muncul. Dikatakannya, pasien suspect Difteri, sudah diberi Anti Difteri Serum (ADS). Begitu juga dengan surat edaran segera menindaklanjuti, ketika ada Difteri, disebut Agustama sudah disampaikan ke Dinas Kesehatan di Kabupaten/Kota di Sumut.

” Dilihat riwayatnya, kalau di daerah itu ada yang belum imunisasi lengkap, maka akan kita imunisasi lengkap. Kalau dari informasi saya terima, pasien pertama di Adam Malik itu, tidak pernah imunisasi, pasien kedua sekali saja imunisasi saat sekolah, pasien ketiga tidak diimunisasi dulunya dan pasien keempat , dia itu dari Manokwari, kemungkinan DBD, karena HS-nya turun, 27 ribu cuma, ” ujarnya.

Lebih lanjut, diakui Agustama jika ada 1 saja kasus Difteri, sudah dapat disebut Kasus Luar Biasa (KLB). Oleh karena itu, disebutnya pihaknya terus melakukan antisipasi. Saat ini, diakuiknya pihaknya kembali meminta 20 vial ADS ke Kementerian Kesehatan. Disebutnya hal itu karena untuk 1 orang positif Difteri, minimal harus menerima 10 vial ADS.

Dokter Spesialis Anak, Prof Munar Lubis SpA (K) mengatakan, Dinas Kesehatan sudah melapor ke Jakarta. Untuk itu, dikatakannya tinggal nunggu, apakah akan disebut dengan ORI. Dijelaskannya, bila ORI, semua harus disuntik karena sudah wabah. Disebutnya, menyatakan wabah itu adalah Menteri Kesehatan. Namun dikatakannya, 1 saja positif Difteri, sudah dapat disebut ORI.

” Sebaiknya disuntik semua, khususnya anak-anak tanpa memandang sudah imunisasi atau belum. Karena untuk pencegahan paling efektif itu dengan imunisasi, ” ujarnya.

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/