MEDAN, SUMUTPOS.CO – Perum Bulog Divre Sumatera Utara siap menggelontorkan beras medium di pasar-pasar tradisional. Tak tanggung-tanggung, beras yang akan digelontorkan totalnya mencapai 30.000 hingga 40.000 ton.
Kepala Perum Bulog Divre Sumut Benhur Ngkaimi, mengatakan rencana penggelontoran beras medium ini bertujuan untuk menstabilkan harga pada kisaran Rp9.000 hingga Rp9.500 per kg. Sebab, saat ini harganya mencapai Rp10.000 hingga Rp11.000 per kg. Selain itu, jumlahnya pun masih relatif terbatas.
“Sekitar dua minggu terakhir kita sudah gelontorkan kurang lebih 5.000 ton. Sepertinya berdasarkan amatan kami harganya mulai stagnan atau turun, walaupun masih kecil. Harapannya, pada bulan ini kita siapkan 30.000 sampai 40.000 ton beras medium untuk kita salurkan ke pasar,” kata Benhur belum lama ini.
Menurut dia, tak hanya pasar tradisional, beras medium yang digelontorkan juga ke distributor-distributor secara menyeluruh di Sumut. Tujuannya agar lebih efektif menurunkan harga. Beras tersebut berasal dari Jawa Timur, Jawa Barat dan Sulsel.
“Memang pemerintah menugaskan kepada Bulog untuk memasok beras medium ke pasar secara besar-besaran. Sejauh ini sudah ada 10 distributor menjadi pemasok beras ratusan kios di Sumut, yang sudah menyatakan kesiapan untuk menjual beras,” ujar Benhur.
Diutarakannya, upaya ini bertujuan agar harga jual di pasar bisa Rp9.500 per kg atau di bawah Harga Eceran Tertinggi (HET) sebesar Rp9.950 per kg. Maka, Bulog melepas beras seharga Rp8.000 ke distributor.
“Tidak ada alasan bagi pedagang bahwa harga beli mahal, sehingga harga jual dinaikkan. Bulog berharap harga beras sudah stabil lagi segera mungkin,” tuturnya.
Dia menyebutkan, Bulog menjamin tetap bisa menggelontorkan beras ke pasar karena stok cukup banyak. Stok yang ada saat ini bila tak digelontorkan seluruhnya, sebenarnya bisa bertahan hingga April mendatang.
“Kita ditargetkan untuk mandiri, oleh karenanya memanfaatkan semua potensi produksi yang ada. Dengan demikian, nantinya pada bulan ini beras tidak lagi memberi angka inflasi. Malahan, memberikan andil deflasi Sumut,” cetusnya.
Ia menambahkan, kebutuhan beras di Sumut tahun ini sekitar 80 ribu ton. Dari jumlah kebutuhan tersebut, paling banyak dibutuhkan di Deli Serdang berdasarkan data tahun lalu.
Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Sumut, M Azhar Harahap menyebutkan, panen padi petani Sumut di akhir tahun 2017 sebenarnya bagus. Akan tetapi, ada hambatan dalam penjemuran akibat musim hujan sehingga pasokan sedikit terhambat.
“Secara total, produksi padi Sumut pada angka ramalan (Aram) II 2017 sudah naik 11,23 persen, dari angka tetap 2016 menjadi sebanyak 5.127.478 ton gabah kering giling (GKG). Produksi padi pada Angka Tetap (Atap) 2016 masih 4.609.781 ton GKG,” ujar Azhar. (ris)