Tiga Negara Asia Tenggara Direndam Banjir
MANILA- Dua badai porak-porandakan Filipina dalam kurun waktu seminggu. Belum tuntas badai Nesat, kini giliran badai Nalga melanda negara itu. Akibat dua topan itu, muncul kekhawatiran terbentuk topan ketiga di laut lepas Filipina.
Berdasarkan informasi Badan bencana nasional Filipina satu orang tewas akibat Topan Nalgae yang menyerang akhir pekan kemarin. Meski demikian, ada laporan pejabat provinsi yang menyebutkan masih ada korban tewas lain.
Belum pulihnya Filipina akibat badai Nesat yang menghajar pada Selasa lalu dan menewaskan 52 orang dan 30 orang hilang, ketika badai Nalgae menyerang. Bukan itu saja, sejumlah kota dan desa pun mengalami kebanjiran. Demikian pernyataan badan tanggap bencana Filipina seperti dilansir Reuters, Minggu (2/10).
Sebagian wilayah di Provinsi Pampanga dan Bulacan terendam air setinggi dada, sejak Jumat. Warga naik ke atap rumah untuk menyelamatkan diri. Namun Topan Nalga kemungkinan akan membuat air banjir bisa lebih tinggi lagi.
Dua topan ini membuat banyak wilayah di sejumlah provinsi terisolir karena jalan raya tidak bisa dilalui dan listrik padam. Selain itu ada risiko topan ketiga akan tiba pada minggu ini, sehingga sangat penting untuk bisa memulihkan listrik.
“Ini pertama kalinya kita dihantam dua topan berturut-turut dan kuat,” kata anggota DPR dari Ifugao, Teddy Baguilat kepada televisi ANC.
Dia menyebutkan warga butuh makanan dan bahan bakar. “Kami bertahan saja, kami hanya butuh bantuan sekarang dari pemerintah pusat,” ujarnya.
Topan Nalgae menerpa Provinsi Isabela yang merupakan daerah penghasil padi, dan kawasan pegunungan Cordillera. Topan melemah saat menuju pantai barat dan mengarah ke Vietnam. Para pejabat pemerintah memantau topan lain yang terbentuk di lepas pantai timur dan bisa menghantam sisi utara Luzon minggu ini.
Kerugian dari Topan Nesat ditaksir mencapai 6,7 miliar Peso atau sekitar 155 juta dolar setara Rp1.4 triliun, menurut badan tanggap bencana. Lebih dari 180 ribu orang dievakuasi ke tempat pengungsian. Sementara untuk Topan Nalgae, belum ada taksiran jumlah kerugian.
Sementara itu, Pemerintah Kamboja mengatakan 150 warganya tewas dalam bencana banjir yang terjadi sejak Agustus lalu. Kondisi serupa juga dialami negara tetangganya, Thailand.
Menurut juru bicara Badan Penanggulangan Bencana Kamboja Keo Vy, bencana ini merupakan yang terburuk sejak banjir yang juga melanda tahun 2000 lalu. Saat itu, banjir telah menyebabkan 374 orang tewas.
Air yang meluap dari Sungai Mekong dan di beberapa tempat lainnya, membuat sekira 217.000 hektar lahan pertanian. Selain lahan pertanian, 904 sekolah dan 361 kuil Budha juga mengalami kerusakan.
Ratusan orang tewas akibat banjir di Asia Tenggara, Cina dan Jepang dalam empat pekan terakhir. Banjir yang terjadi umumnya dipicu badai yang menyerang.
Sedangkan Thailand juga tidak luput dari banjir. Negeri Gajah Putih tersebut juga dilanda banjir yang menewaskan 206 jiwa. Banjir mempengaruhi wilayah Ibu Kota Thailand, Bangkok. Aliran Sungai Chao Phraya sudah memenuhi jalanan di beberapa wilayah, meskipun pihak berwenang telah membangun tanggul untuk mencegah banjir. (bbs/jpnn)