MEDAN, SUMUTPOS.CO – Baitul muslimin Indonesia (Bamusi) Sumut selenggarakan dialog interaktif ‘Mencari Pemimpin yang Jujur dan Amanah’ dengan melibatkan Prof DR H Katimin MA dan Prof DR HM Arif Nasution sebagai nara sumber di Hotel Candi Medan, Minggu (10/6).
Ketua Bamusi Sumut Syahrul Ependi Siregar mengatakan, Bamusi melakukan silturahmi antarsesama pengurus diisi dialog interaktif mencari pemimpin yang jujur dan amanah dari calon pemimpin yang ada sesuai keputusan KPUD Sumut berdasarkan UU.
Melalui dialog interaktif itu, kata wakil ketua DPD PDI Perjuangan Sumut itu, masyarakat Sumut dapat menentukan pilihan bukan berdasarkan simbol-simbol keagamaan, tapi sesuai dengan karakter yang jujur, amanah, cerdas dan mampu membawa perubahan di Sumut kearah yang baik. Seperti peningkatan pendidikan, kesehatan dan kesejahteraan.
Dicontohkannya, Djarot Syaiful sebagai Cagubsu yang diausung 2 partai besar (PDIP dan PPP) merupakan putra terbaik bangsa ini. Adapun fitnah yang dimaksud jika Djarot jadi Gubsu hanya menjabat 2 tahun kemudian akan ditarik sebagai menteri. “Hal ini tidak benar. Ini salah satu bagian provokasi untuk masyarakat Sumut,” ujarnya.
Prof Katimin menyebutkan, sebaiknya partai jangan menggunakan simbol-simbol Islam, karena misi maupun maindset (cara berpikirnya) tidak jauh beda dengan partai nasionalis. “Tidak sembarangan memilih pemimpin, karena prinsip dasar pemimpin itu jujur dan amanah,” ujarnya. (adz/bal/azw)
MEDAN, SUMUTPOS.CO – Baitul muslimin Indonesia (Bamusi) Sumut selenggarakan dialog interaktif ‘Mencari Pemimpin yang Jujur dan Amanah’ dengan melibatkan Prof DR H Katimin MA dan Prof DR HM Arif Nasution sebagai nara sumber di Hotel Candi Medan, Minggu (10/6).
Ketua Bamusi Sumut Syahrul Ependi Siregar mengatakan, Bamusi melakukan silturahmi antarsesama pengurus diisi dialog interaktif mencari pemimpin yang jujur dan amanah dari calon pemimpin yang ada sesuai keputusan KPUD Sumut berdasarkan UU.
Melalui dialog interaktif itu, kata wakil ketua DPD PDI Perjuangan Sumut itu, masyarakat Sumut dapat menentukan pilihan bukan berdasarkan simbol-simbol keagamaan, tapi sesuai dengan karakter yang jujur, amanah, cerdas dan mampu membawa perubahan di Sumut kearah yang baik. Seperti peningkatan pendidikan, kesehatan dan kesejahteraan.
Dicontohkannya, Djarot Syaiful sebagai Cagubsu yang diausung 2 partai besar (PDIP dan PPP) merupakan putra terbaik bangsa ini. Adapun fitnah yang dimaksud jika Djarot jadi Gubsu hanya menjabat 2 tahun kemudian akan ditarik sebagai menteri. “Hal ini tidak benar. Ini salah satu bagian provokasi untuk masyarakat Sumut,” ujarnya.
Prof Katimin menyebutkan, sebaiknya partai jangan menggunakan simbol-simbol Islam, karena misi maupun maindset (cara berpikirnya) tidak jauh beda dengan partai nasionalis. “Tidak sembarangan memilih pemimpin, karena prinsip dasar pemimpin itu jujur dan amanah,” ujarnya. (adz/bal/azw)