26 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Rusia Bermimpi Lebih Jauh

Timnas Rusia saat merayakan keberhasilan lolos ke ababk perempat final setelah menumbangkan Spanyol.

SUMUTPOS.CO – Tuan rumah gelaran Piala Dunia bukan jaminan mengangkat trofi pada akhir turnamen. Namun, Rusia kini bermimpi untuk bisa sukses secara penyelenggaraan dan di lapangan. Keberhasilan Prancis menjadi juara di Piala Dunia 1998 menjadi inspirasi Tim Beruang Merah. Kenapa Prancis? Prancis adalah negara Eropa terakhir sebagai tuan rumah yang berhasil menjadi juara.

Seperti diketahui, dari 20 gelaran Piala Dunia sebelumnya, hanya 6 tuan rumah yang berhasil menjadi juara. Itu terjadi pada Piala Dunia 1930 di Uruguay (Uruguay juara), Piala Dunia 1934 di Italia (Italia juara), Piala Dunia 1966 di Inggris (Inggris juara), Piala Dunia 1974 di Jerman Barat (Jerman Barat juara), Piala Dunia 1978 di Argentina (Argentina juara), dan Piala Dunia 1998 di Prancis (Prancis juara).

Rusia kini tengah dihinggapi euforia untuk bisa mengikuti langkah Prancis. Keberhasilan melaju ke perempat final telah membuncahkan optimisme tinggi. Apalagi mereka mampu menyingkirkan juara Piala Dunia 2010, Spanyol, lewat drama adu penalti. Artinya, kini Rusia tak takut melawan siapapun. Bahkan, juara dunia lima kali Brasil pun, Rusia tak takut.

Sebenarnya, perempat final Piala Dunia bukan hal yang baru bagi Rusia. Tapi, itu terjadi saat masih bernama Uni Soviet. Uni Soviet mencapai perempat final pada 1958, 1962, 1966, dan 1970. Bahkan, pada 1966 mampu melaju ke semifinal dan akhirnya meraih peringkat keempat.

Timnas Rusia, Piala Dunia 2018
Stanislav Cherchesov sebut keberhasilan menyingkirkan Spanyol di babak 16 besar baru awal (Juan Mabromata / AFP)

Namun, semenjak Uni Soviet bubar, ini pertama kali Rusia mampu lolos dari fase grup dan bahkan sejauh ini hingga perempat final. Pencapaian tim asuhan Stanislav Cherchesov tersebut sebenarnya mengejutkan. Fedor Smolov cs sama sekali tak diunggulkan, bahkan oleh pendukung sendiri. Maklum saja, Rusia tak bisa berbuat banyak di Piala Konfederasi 2017 yang merupakan ‘pemanasan’ jelang Piala Dunia 2018.

Rusia tak lolos dari fase grup setelah mengalami dua kekalahan dan hanya meraih satu kemenangan. Bahkan, dalam 7 laga uji coba secara beruntun jelang Piala Dunia 2018, Rusia tak pernah menang. Rusia mengalami 4 kekalahan dan 3 imbang. Padahal kebanyakan laga dihelat di depan publik sendiri.

Saat Piala Dunia 2018 tinggal beberapa hari digelar, penduduk Rusia bahkan ada yang tidak tahu bahwa negaranya menjadi tuan rumah gelaran akbar tersebut. Ini indikasi bahwa Timnas Rusia tak diperhitungkan, bahkan oleh warga Rusia sendiri. Sungguh miris.

Namun, semua berubah 180 derajat saat Piala Dunia 2018 berlangsung. Pada laga pertama, Rusia menang telak 5-0 atas Arab Saudi. Kemudian, mereka menang 3-1 atas Mesir. Meski kalah 0-3 dari Uruguay di laga terakhir fase grup, Rusia tetap melaju ke babak 16 besar. Dan, secara perkasa Rusia menyingkirkan Spanyol di babak 16 besar dengan adu penalti. Terlepas dari permainan bertahan, Rusia kini berada di perempat final dan akan menghadapi Kroasia.

Dalam rekor pertemuan, Rusia tak pernah menang melawan Kroasia dari tiga laga. Tapi, itu tak menjadikan alasan Rusia takut. Ingat, saat melawan Spanyol, Rusia – semenjak Uni Soviet bubar, juga tak pernah menang. Tapi, mereka justru mampu menyingkirkan La Furia Roja.

Prancis di Piala Dunia 1998 juga mengejutkan. Sebelumnya mereka tak lolos di Piala Dunia 1990 dan 1994. Namun, sebagai tuan rumah, Les Bleus memanfaatkan secara baik dukungan publik. Memang, Prancis kala itu dihuni banyak pemain berkualitas sehingga sangat layak untuk juara. Namun, setidaknya Rusia bisa menjadikan semangat para pemain Prancis kala itu untuk bisa mengikuti jejak kesuksesan mereka.

Timnas Rusia, Piala Dunia 2018
Skuad Rusia mengutamakan kolektivitas dalam bermain (Worldfootball)

Pelatih Rusia, Stanislav Cherchesov, secara implisit mengungkapkan bahwa mimpi Rusia kini adalah melaju ke final dan mengangkat trofi juara. Usai menyingkirkan Spanyol, Cherchesov mengatakan bahwa keberhasilan itu baru awal untuk mencapai sesuatu yang lebih ‘mewah’.

“Saya percaya kemenangan ini hanyalah awal. Kami akan merayakan kembali kemenangan di laga selanjutnya. Sekarang saatnya memikirkan laga ke depan,” jelas Cherchesov.

Rusia memang tak memiliki bintang sekelas Zinedine Zidane yang menjadi bintang Prancis di Piala Dunia 1998. Namun, mereka mempunyai kebersamaan. Sbonarya – julukan Timnas Rusia, bermain sebagai sebuah tim, bukan mengandalkan individu atau bertumpu pada satu atau dua pemain saja. Selain itu, Rusia kini memiliki pemain ke-12 yang bakal setia memberikan dukungan. Fans Rusia akan memadati stadion setiap kali Timnas kesayangan mereka bertanding. (bbs/jpc/don)

Timnas Rusia saat merayakan keberhasilan lolos ke ababk perempat final setelah menumbangkan Spanyol.

SUMUTPOS.CO – Tuan rumah gelaran Piala Dunia bukan jaminan mengangkat trofi pada akhir turnamen. Namun, Rusia kini bermimpi untuk bisa sukses secara penyelenggaraan dan di lapangan. Keberhasilan Prancis menjadi juara di Piala Dunia 1998 menjadi inspirasi Tim Beruang Merah. Kenapa Prancis? Prancis adalah negara Eropa terakhir sebagai tuan rumah yang berhasil menjadi juara.

Seperti diketahui, dari 20 gelaran Piala Dunia sebelumnya, hanya 6 tuan rumah yang berhasil menjadi juara. Itu terjadi pada Piala Dunia 1930 di Uruguay (Uruguay juara), Piala Dunia 1934 di Italia (Italia juara), Piala Dunia 1966 di Inggris (Inggris juara), Piala Dunia 1974 di Jerman Barat (Jerman Barat juara), Piala Dunia 1978 di Argentina (Argentina juara), dan Piala Dunia 1998 di Prancis (Prancis juara).

Rusia kini tengah dihinggapi euforia untuk bisa mengikuti langkah Prancis. Keberhasilan melaju ke perempat final telah membuncahkan optimisme tinggi. Apalagi mereka mampu menyingkirkan juara Piala Dunia 2010, Spanyol, lewat drama adu penalti. Artinya, kini Rusia tak takut melawan siapapun. Bahkan, juara dunia lima kali Brasil pun, Rusia tak takut.

Sebenarnya, perempat final Piala Dunia bukan hal yang baru bagi Rusia. Tapi, itu terjadi saat masih bernama Uni Soviet. Uni Soviet mencapai perempat final pada 1958, 1962, 1966, dan 1970. Bahkan, pada 1966 mampu melaju ke semifinal dan akhirnya meraih peringkat keempat.

Timnas Rusia, Piala Dunia 2018
Stanislav Cherchesov sebut keberhasilan menyingkirkan Spanyol di babak 16 besar baru awal (Juan Mabromata / AFP)

Namun, semenjak Uni Soviet bubar, ini pertama kali Rusia mampu lolos dari fase grup dan bahkan sejauh ini hingga perempat final. Pencapaian tim asuhan Stanislav Cherchesov tersebut sebenarnya mengejutkan. Fedor Smolov cs sama sekali tak diunggulkan, bahkan oleh pendukung sendiri. Maklum saja, Rusia tak bisa berbuat banyak di Piala Konfederasi 2017 yang merupakan ‘pemanasan’ jelang Piala Dunia 2018.

Rusia tak lolos dari fase grup setelah mengalami dua kekalahan dan hanya meraih satu kemenangan. Bahkan, dalam 7 laga uji coba secara beruntun jelang Piala Dunia 2018, Rusia tak pernah menang. Rusia mengalami 4 kekalahan dan 3 imbang. Padahal kebanyakan laga dihelat di depan publik sendiri.

Saat Piala Dunia 2018 tinggal beberapa hari digelar, penduduk Rusia bahkan ada yang tidak tahu bahwa negaranya menjadi tuan rumah gelaran akbar tersebut. Ini indikasi bahwa Timnas Rusia tak diperhitungkan, bahkan oleh warga Rusia sendiri. Sungguh miris.

Namun, semua berubah 180 derajat saat Piala Dunia 2018 berlangsung. Pada laga pertama, Rusia menang telak 5-0 atas Arab Saudi. Kemudian, mereka menang 3-1 atas Mesir. Meski kalah 0-3 dari Uruguay di laga terakhir fase grup, Rusia tetap melaju ke babak 16 besar. Dan, secara perkasa Rusia menyingkirkan Spanyol di babak 16 besar dengan adu penalti. Terlepas dari permainan bertahan, Rusia kini berada di perempat final dan akan menghadapi Kroasia.

Dalam rekor pertemuan, Rusia tak pernah menang melawan Kroasia dari tiga laga. Tapi, itu tak menjadikan alasan Rusia takut. Ingat, saat melawan Spanyol, Rusia – semenjak Uni Soviet bubar, juga tak pernah menang. Tapi, mereka justru mampu menyingkirkan La Furia Roja.

Prancis di Piala Dunia 1998 juga mengejutkan. Sebelumnya mereka tak lolos di Piala Dunia 1990 dan 1994. Namun, sebagai tuan rumah, Les Bleus memanfaatkan secara baik dukungan publik. Memang, Prancis kala itu dihuni banyak pemain berkualitas sehingga sangat layak untuk juara. Namun, setidaknya Rusia bisa menjadikan semangat para pemain Prancis kala itu untuk bisa mengikuti jejak kesuksesan mereka.

Timnas Rusia, Piala Dunia 2018
Skuad Rusia mengutamakan kolektivitas dalam bermain (Worldfootball)

Pelatih Rusia, Stanislav Cherchesov, secara implisit mengungkapkan bahwa mimpi Rusia kini adalah melaju ke final dan mengangkat trofi juara. Usai menyingkirkan Spanyol, Cherchesov mengatakan bahwa keberhasilan itu baru awal untuk mencapai sesuatu yang lebih ‘mewah’.

“Saya percaya kemenangan ini hanyalah awal. Kami akan merayakan kembali kemenangan di laga selanjutnya. Sekarang saatnya memikirkan laga ke depan,” jelas Cherchesov.

Rusia memang tak memiliki bintang sekelas Zinedine Zidane yang menjadi bintang Prancis di Piala Dunia 1998. Namun, mereka mempunyai kebersamaan. Sbonarya – julukan Timnas Rusia, bermain sebagai sebuah tim, bukan mengandalkan individu atau bertumpu pada satu atau dua pemain saja. Selain itu, Rusia kini memiliki pemain ke-12 yang bakal setia memberikan dukungan. Fans Rusia akan memadati stadion setiap kali Timnas kesayangan mereka bertanding. (bbs/jpc/don)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/